37

1.2K 72 5
                                    


Setelah Ringga dan Ashilla balikan, semua kembali berubah. Kini, hari-hari keduanya terasa lengkap dan Indah. Dan jadwal mang ancot yang biasa antar-jemput Ashilla kini menjadi tugas Ringga.

Seperti pagi ini, sesuai yang Ashilla minta, Ringga tengah menunggu Ashilla didepan komplek untuk berangkat ke sekolah bersama. Alasan Ashilla tidak ingin dijemput adalah:

1. Aku bilang apa kalo bunda nanya?
2. Aku takut sama ayah
3. Nanti kita digosipin tetangga komplek.

Jadi, Ringga hanya bisa pasrah menuruti pujaan hatinya itu. Toh, yang penting bisa berangkat bersama. Biarpun, Ashilla udah kayak cabe-cabean yang dijemput dan diturunin dipinggir jalan. Namanya juga cinta, mau diturunin dan dijemput dipinggir jalan juga oke-oke aja.

Ringga mengukir senyum tipis melihat sosok yang ia tunggu telah tiba.

"Kamu nunggu dari tadi?" tanya Ashilla pada Ringga.

"Nggak kok, baru aja nyampe" ucapnya sambil menyerahkan helm yang berwarna tosca pada Ashilla.

"Lho? Biasanya juga helm item yang mirip sama punyanya kang ojeg, kenapa jadi tosca begini?" tanya Ashilla yang masih diam ditempat dan belum naik ke boncengan Ringga.
"Kamu kok bawel sih? Helm mirip kang ojeg komen, dibeliin helm baru juga kamu komen. Please deh yang!"

Semenjak hubungan mereka kembali, Ringga juga sering menggunakan embel-embel 'Yang'. Tidak ada kata gue-lo hanya ada aku-kamu.

"Yaudah kamu gak usah ngomong mulu! Ayo berangkat!" ucap Ashilla kesal.

Ringga tidak habis pikir dengan pikiran cewek. Dibaikin salah, dijahatin nambah salah. Aduh, untung Ringga sayang.

Tanpa aba-aba Ashilla segera naik ke boncengan Ringga. Beruntung, rok SMA Harapan Bangsa itu panjang. Jadi, tidak akan terlalu mengekspos paha mulusnya. Mulus kata Ashilla.

Dan lebih beruntung, semenjak kecelakaan yang menimpa Ringga. Thyo-Papa Ringga mengganti ninja hitam Ringga dengan motor matic. Jadi, Ashilla gak akan nempel-nempel manja sama Ringga. Bukan muhrim!

Motor Ringga membelah jalanan. Dan selama perjalanan mereka menuju sekolah, selalu saja ada bahan obrolan diantara keduanya. Beruntung, jalanan pagi ini belum ramai oleh kendaraan. Jadi, keduanya masih bisa mendengar satu sama lain.

"Kamu kenapa sih gak mau aku jemput kerumah? Gak bosen kita umpet-umpetan terus?" ucap Ringga.

"Aku belum siap kalo bunda bakal kepo nantinya, aku juga belum jujur kalo aku pacaran sama kamu, belum lagi aku gak siap jadi bahan gosip orang komplek. Bosen sebenernya, tapi mau gimana lagi? Cuma ini cara satu-satunya" jelas Ashilla.

"Yang tau kita balikan siapa aja?"  tanya Ringga.

"Aku belum bilang siapa-siapa. Baru satu minggu kita balikan kan? Aku gak mau pamer" balas Ashilla.

"Gak mau pamer apa gak mau ngakuin aku yang?"

"Sensitif banget sih kamu! Aku cuma gak mau semua fans kamu disekolah kecewa gara-gara idolanya udah punya pacar!"

"Masa sih? Jadi kamu lebih peduliin fans daripada aku?" tanya Ringga.

"Aku gak bilang gitu! Udah ah! Fokus aja bawa motornya" jawab Ashilla.

Ringga hanya menganggukan kepalanya, kemudian kembali fokus ke jalanan.

***

"Yang, jangan bilang kamu juga gak mau jalan beriringan sama aku?" tanya Ringga sambil mencabut kunci motornya.

"Emang nggak!" balas Ashilla sambil menjulurkan lidahnya dan berlalu pergi.

"Masya allah! Sabarkan diri ini!" teriak Ringga sambil mengusap dadanya.

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang