49

1K 56 2
                                    


Rangga-Gatra-Bimo-Adithya

Hari berlalu, kelas dua belas sudah disibukkan dengan berbagai jadwal untuk menghadapi UN nanti. Termasuk, Rangga dan kawan-kawan.

"Ga, lo mau ngambil UN apa?" tanya Bimo yang memang duduk semeja dengan Rangga.

"Fisika" jawab Rangga singkat.

"Gila! Otak lo emang encer ya! Tapi kenapa adek lo otaknya gak encer?" tanya Bimo lagi.

Rangga hanya mengedikkan bahunya acuh ia memilih melanjutkan kegiatan membacanya.

"Nih titipan lo" ucap Gatra seraya melempar sari roti rasa keju titipan Rangga.

"Thanks."

"Aduh! Gue jadi kangen Sari roti pemberian Netta ya" celetuk Adithya.

"Bener juga Dit. Dia udah lama gak ngasih itu ya?" ucap Gatra.

"Lo kangen roti pemberiannya atau orangnya?" timpal Bimo.

"Yaelah! Yakali gue kangen sama cabenya Harapan Bangsa!" balas Adithya.

"Halah! Bilang aja lo demen sama temennya Netta yang suka diponi didepan" ucap Gatra.

Mendengar itu seketika Adithya tersedak. Ia memang sudah menyukai Arina sejak kelas sepuluh. Hanya saja, Arina yang polos itu tidak menyadari perasaan Adit sama sekali. Lagian, salah Adit juga kenapa gak ditembak-tembak?

Wait...

Kalo ditembak mati dong?

"Lagian, tembak kali Dit" celetuk Bimo.

"Tembak? Gue gak yakin Arin yang polos itu bakal ngerti kalo Adit nembak" balas Gatra.

"Sialan lo semua! Liat aja ntar, kelulusan nanti gue udah official ama Arin!" ucap Adit percaya diri.

Gatra dan Bimo hanya mengangguk setuju.

"Lo gak kangen Netta emangnya Ga?" tanya Adithya sambil melirikkan matanya pada Rangga.

"Iya Ga. Dia udah kama lo gak gangguin lo" timpal Gatra.

"Mungkin Rangga rindu, hanya saja dia memilih diam" celetuk Bimo yang langsung membuat gelak tawa Gatra dan Adit pecah.

Rangga hanya diam. Tanpa berniat menjawab perkataan sahabatnya. Ia tetap terfokus membaca buku fisikanya.

Tapi, mengapa hatinya mengatakan bahwa dirinya merindukan seseorang yang bernama Garnetta?

***

Ringga-Ashilla

"Ingga, pokoknya kamu harus minta maaf sama ka Thalia" ucap Ashilla.

"Yakali, males yang" jawab Ringga santai.

"Pokoknya harus! Kamu udah nyakitin dia. Jadi kamu harus minta maaf! Kalo nggak, aku mau ngambek aja!" ucap Ashilla dengan nada manja.
Ringga yang melihat itu hanya terkekeh, mengapa bisa Ashilla selucu ini? Ringga kan gemes jadinya.

"Kamu kok ngambek bilang-bilang sih? Aneh"ucap Ringga lagi.

"Biarin!" ucap Ashilla sambil menjulurkan lidahnya.

Ringga mengehla nafasnya pasrah. Ia tidak bisa menolak permintaan gadis kesayangannya itu.

"Oke, aku bakal minta maaf demi kamu."

"Minta maaf itu yang tulus!"

"Iya sayangku!"

***

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang