32

1.2K 59 0
                                    


Malam ini Keluarga Ardana sedang melaksanakan makan malam bersama, karena Ardana sudah pulang dari tugas dinasnya.

"Shilla gimana MOS nya?" tanya ayah sambil menyerup kopi hitam kesukaannya.

"Biasa aja yah" ucap Ashilla datar.

"Yakin biasa aja?" tanya bunda.

"Iya bun"

"Kamu dapet temen baru dong?"

"Iya temennya satu spesies lagi sama Shilla"

"Satu spesies?" tanya ayah bingung.

"Hmm, sama-sama spesies bawel" ucap Shilla sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Shilla ke atas duluan ya, mau bobo cantik"

Kedua orang tuanya hanya mengangguk.

Ashilla menaiki satu demi satu anak tangga untuk menuju kamarnya.

Ashilla merebahkan tubuhnya diatas kasur queen size miliknya. Ia sedang memikirkan kegiatan MOS besok akan seperti apa? Dan ia juga memikirkan satu hal yang pasti, ia akan selalu bertemu Ringga setiap hari. Belum lagi ia akan bertemu Bimo juga nantinya. Karena Bimo juga bersekolah disana. Bicara soal Bimo? Bagaimana kabarnya? Setelah penolakan yang Ashilla lakukan, Bimo sudah tidak menghubunginya lagi. Itu artinya, dia tidak sungguh-sungguh bukan? Karena jika seseorang menyukai seseorang, pasti ia kan terus mengejar orang itu.

Tapi, apa Ringga tidak ingin mengejar Ashilla? Aduh, kok Ashilla jadi banyak berharap seperti ini.

Ashilla mengecek peralatan yang harus ia bawa besok, tidak boleh ada yang tertinggal. Karena, jika ada yang tertinggal pasti Ashilla kena hukum. Selesai mengecek peralatan, Ashilla memilih memejamkan matanya menuju alam mimpi.

***

Ringga sendiri sedang kesal pada kedua sahabatnya Ardi dan Arka. Karena mereka sedari tadi terus menyindir dirinya. Belum lagi, mereka tahu tadi pagi Ringga membonceng Ashilla dan saat pulang Ringga melihat Ashilla dibonceng Rangga.

Ringga jadi dilema dengan perasaanya sendiri. Di sisi lain, Ringga ingin kembali bersama Ashilla. Tapi, di sisi lainnya Ringga berpikir, apa Ashilla mau kembali bersamanya?

***

Keesokan paginya...

Setelah sarapan Ashilla segera berpamitan pada kedua orang tuanya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari halaman rumah. Saat Ashilla membuka gerbangnya, mata Ashilla tercekat, mulutnya menganga dengan apa yang ia lihat.

"Jangan nganga gitu mulutnya, nanti laler masuk" ucap seseorang.

Mata Ashilla masih belum berkedip, ia benar-benar masih tidak percaya seorang Rangga Bramanthyo ada di depan rumahnya? Si dingin melebihi dinginnya es campur Pak Dadang ada disini?

"Ka... Ka Rangga? Kaka, ngapain pagi-pagi udah nunggu didepan rumah gini?" tanya Ashilla.

"Mau jemput lo" jawab Rangga datar.

"Hah? Apa?"

"Cepet naik, pake helmnya"

Ashilla menerima helm itu, dan langsung naik ke tas boncengan Rangga.

Rangga segera menyalakan mesin motornya. Bahkan, Rangga tidak seperti cowok yang ada di film atau bahkan novel yang selalu bilang 'pegangan'. Rangga tidak bicara sama sekali. Ia benar-benar menjalankan motornya dengan pelan dan satu hal ia tidak pernah modus untuk melakukan rem secara mendadak.

***

Gila! Siapa sih cewek itu?

Kenapa Dewi fortuna berpihak sama itu cewek?

Kenangan Untukku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang