Matanya memancarkan amarah melihat keakbaran Ringga dan Ashilla. Niat Rangga keluar dari restoran, yaitu, untuk mencari Ringga. Sesampainya di taman, ia malah melihat Ashilla menghampiri Ringga.Ini membuatnya semakin sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada Ashilla. Rangga memutuskan untuk pulang ke rumah saja dan segera memikirkan cara yang tepat untuk memberitahu Ashilla.
***
Mata mereka masih saling menatap. Hingga akhirnya, Ashilla memilih mengalihkan pandangannya. Suasana pun menjadi canggung.
"Shilla? Pulang yuk! Gue anterin deh! Kasian, anak kecil jalan sendirian malem begini." ajak Ringga.
"Hah?... Ng...iya." Ashilla memutar bola matanya dan gugup.
Keduanya bangkit dari kursi dan mulai berjalan menyusuri jalanan kompleks yang sudah mulai sepi.
Mereka berjalan beriringan, Ringga melirik Ashilla dan Ashilla meliriknya juga. Ringga melihat ke bawah
Lalu, ia meraih tangan mungil Ashilla dan memasukkan jarinya ke sela jari-jari milik Ashilla.Ashilla yang diperlakukan seperti itu hanya bisa tersenyum malu-malu sambil menunduk.
***
"Sudah sampai tuan puteri!" ucap Ringga.
"Ih! Apaan sih pake nyebut tuan puteri segala." elak Ashilla dan melepaskan tangannya segera.
Ringga hanya terkekeh kecil.
Saat keduanya tengah saling tersenyum, suara tegas menyadarkan mereka.
"Ehem. Ashilla, masuk, sudah malam."
Ashilla menengok ke arah sumber suara dan didapatinya...
Ayahnya tengah berdiri di depan pintu pagar dengan tangan ke belakang dan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Untung udah gak pegangan tangan. Batin Ashilla.
"Eh...Malem Om. Maaf, saya baru aja anterin anak Om pulang. Tadi, saya ketemu di jalan." Ringga menggaruk tenguknya yang tidak gatal sama sekali.
"Saya permisi Om."
Ardana hanya menganggukan kepalanya, sejurus kemudian Ashilla langsung masuk ke rumah dan pergi ke kamarnya dengan jantung yang masih beredebar.
"Dasar anak muda." Ardana menggelengkan kepalanya.
***
Keesokan harinya...
"Yah? Bunda sama Shilla mau ke butik dulu ya, kalo Ayah mau makan udah Bunda siapin di meja."
"Iya Bun."
Ashilla dan Bundanya pergi dengan berjalan kaki, mereka beruntung tinggal di kompleks perumahan yang ramai dan dekat dengan pusat perbelanjaan.
Mereka sampai di salah satu butik. Bunda tengah memilih beberapa kebaya yang akan dikenakan Ashilla nanti. Sedangkan Ashilla? Sedari tadi ia sudah bolak-balik ruang ganti.
"Nah ini cocok." Ucap Bunda.
Pilihan Bunda jatuh pada Kutu Baru warna putih dan bawahan yang bercorak putih keungu-unguan.
Setelah selesai membayar, Bunda dan Ashilla keluar dari butik. Saat keluar mereka berpapasan dengan Yulita-Mamanya Ringga.
"Eh...Yul mau kemana?" tanya Bunda
"Eh...ada mbak Lanny. Biasa mbak, mau cari baju buat Rere. Mbak sendiri abis dari mana nih?" tanya Yulita.
"Ini abis nyari kebaya buat kelulusan Ashilla." jawab Bunda smbil melirik Ashilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Untukku [Selesai]
Novela Juvenil(Part Lengkap, No Private) "Jika kita jatuh cinta. Maka, kita harus siap jatuh untuk cinta itu." -Ashilla Ardana Putri- "Tidak ada perasaan yang tulus. Semuanya hanya permainan semata." -Ringga Bramanthyo- Bagaimana jika Ringga dipertemukan dengan A...