satu hari yang indah

732 24 0
                                    

Pagi ini Puteri menyambutnya dengan senyum diwajahnya melihat tingkah laku Roy yang sudah sedikit membaik dan sepertinya sudah move on dari Natasha.

Kami berdua sedang makan di balkon Roy sembari memandangi pemandangan yang luas dan indah. Puteri tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata namun begini saja sudah bersyukur karena bisa makan bareng sama Roy.

"Put Kamu yang masak ya?" Tanya roy sembari makan makananku dengan lahap. Puteri mengangguk karena mulutku penuh dengan makanan. "Pantesan masakan buatan kamu itu enak banget"

Puteri menelan makanannya. "Makasih Ini juga masih perlu pembelajaran lagi sama Tante Ghea".

"Gak usah nanti aku yang ajarin"
Puteri hampir tertawa namun berusaha mungkin menahannya. "Emang kamu bisa masak?"

"Ehmmm jangan remehkan dulu, aku gini-gini juga pintar masak tau". Puteri hampir tertawa melihat kelakuannya yang so.

"Palingan masak nasi goreng biasa aja itupun gosong" puteri tidak percaya sama omong kosongnya Roy Hehehe.

"Hmm beneran, Ga percaya banget Aku buktiin ya".

"Coba kalo bisa".

***

Di dapur Roy mulai memasak dan aku berdiri dibingkai pintu mengawasinya memasak layaknya sebagai cctv-nya.

"Kamu mau masak apa?"

Roy berpikir keras. Dia belom tau apa yang dia akan masak, lalu membuka buku resep makanan dan mencari-cari makanan yang keliatannya bisa memasaknya.

"Kalo makanan kecil-kecilan gimana?" Tanya Roy. Puteri menganggukkan kepalanya. "Aku bakalan masakin kamu lumpia basah, gimana?"

"Hmm boleh tuh"

"Bentar ya"

Roy mulai mencampur bumbu menjadi satu kemudian menuangkan minyak kedalam wajan. Lalu memecahkan telur Dan menuangkannya kedalam wajan terus dioseng. Roy menuangkan sesendok bumbu kedalam wajan dan me-numisnya. Sembari menunggu wanginya tercium, Roy memasukan toge dan juga bengkuang yang sudah dicampurinya dengan bumbu. Lalu mengaduknya menjadi satu.

"Pedes?"

"Iya yang banyak sambalnya" kata Puteri.  Roy menurutinya.

Roy mengambil kulit lumpia lalu mengoleskannya dengan bumbu penyedap dan Roy mencampurkannya dengan sambal yang di oseng hingga rata. Setelah rata Roy memasukan bahan tadi kedalam kulit lumpia dan menaruhnya di mangkok.

"Selesai" Roy menyeka dahinya yang berkeringat.

"Mana aku cobain dulu" Puteri mengambil sendok masakan buatan Roy. Sambil menimbang Puteri memikirkannya.

"Gimana?"

"Bingung?"

"Bingung kenapa?"

"Aku gak tau bilang enak apa enggak?"

"Jujur aja"

"Oke Lumpia kamu enak banget tapi cuman agar hambar aja, Kamu udah masukin garam belom?" Tanyanya dan aku teringat kalo aku lupa memasuki garam kedalam lumpia basah ini.

"Astaga aku lupa Itu sih gara-gara liat muka kamu, aku jadi sulit konsen sama makananku"

"Ah masa sih muka aku jadi buat kamu gak konsen"

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang