Hari ini, Puteri terlihat sangat lelah hingga dia tertidur pulas sekali. Roy duduk disebelahnya menyelimuti puteri dengan selimut. Tubuhnya terbaring lemas diatas sofa diruangan rumah sakit. Menemani ibunya yang tengah koma dan tak kunjung bangun.
"Roy, mending kamu pulang saja. Ini sudah malam". Kata ayah puteri. Dan aku mengangguk, kemudian mencium punggung tangan Ayah puteri lalu keluar dari ruangan.
Diluar, aku melihat ajhi sedang duduk sambil memikirkan sesuatu. Kulihat raut wajahnya terlihat bingung dan lelah memikirkannya. Roy mendekati Dan duduk disebelah Ajhi.
Roy menepuk paha ajhi. "Woy lu napa? Kayaknya lagi mikirin sesuatu?". Tanyaku.
"Gua mau kebali sekarang juga". Katanya dan roy tersentak kaget.
"Lu ke bali mau ngapain? Mau liburan?".
"Bukan gua mau ngejenguk Angel". Jawabnya.
"Kalo urusan itu gua gak ikut".
"Kenapa?".
"Gua harus nemani puteri disini".
"Gua tau, tapi bisa tidak antar gua sampai bandara". Pintanya dan aku menurutinya.
"Lu mau berangkat kapan?".
********
"Yakin? Mau sekarang?". Kataku sambil menyetir.
"Iya dan gua udah punya tiket kesana selama dua hari". Jawab ajhi.
"Ouh ya udah, moga saja usaha lu kesana berhasil. Emangnya ada apa sih lu tiba-tiba mau kesana?".
"ada urusan yang masih belom terselesaikan".
"Ouh semoga lancar".
Mobil kami melaju cepat diatas jalanan tol yang mulai sepi karena malam sekali larut dan sepi. Tapi, roy menyalakan lagu untuk memecahkan keheningan dan bernyanyi-nyanyi sambil mengisi perjalanan.
********
Roy pulang kerumahnya dengan badannya yang remuk serta capek yang ia rasakan. Tubuhnya menyender dipunggung sofa sesekali matanya terpejam. Lalu suara membuat aku terbangun dari tidurku.
"Mamah?". Kataku mengucek-ngucek mata.
"Mamah mau bicara sama kamu".
"Bicara apa?".
"Kapan kalian berdua menikah, mamah gak sabar pengen punya cucu sebelum mamah dan papa meninggal".
Roy terbangun. "Mamah jangan bicara kayak gitu, Gak baikan kalo roy nikah tanpa restu dari mamahnya puteri?". Ucapku dengan logis.
"Sampai kapan? sampai rambut mamah beruban semuanya? Kamu harus tau tidak ada orang yang mau nunggu tanpa kepastian seperti ini tau gak?!". Kata mamah roy dengan nada marah. "Nih mamah sudah bawakan foto cewek buat kamu". Katanya sambil menunjukan foto wanita cantik sekali tapi sayangnya aku tidak tertarik oleh semua itu.
"Mamah, roy itu sudah gede dan dewasa jadi roy bisa milih pasangan hidup roy sendiri".
"Ouh makanya kamu sudah gede Jadi bisa lawan mamahmu ini ya?". Jujur saja aku ingin sekali bicara dengan sekeras-kerasnya.
"Karena roy gak mau dijodohkan. Roy cinta dan sayang sama puteri, sampai kapanpun roy gak akan pernah mau dijodohin. Karena takut oleh kejadian geulis waktu lalu". Terpaksa aku membawa nama geulis agar egonya mamah meleleh. "Boleh saja mamah atur hidup aku, tapi kalo urusan seperti ini mamah gak usah ikut campur karena ini melibatkan perasaan roy sendiri".
Roy berjalan meninggalkan mamahnya yang masih saja terdiam oleh ucapan roy, begitu dewasa anaknya sampai bisa berbicara seperti itu.
"Bukan berarti roy melawan mamah atau bersikap kurang ajar sama mamah, tapi ini kebaikan semuanya karena roy bisa jaga diri dan tau mana yang benar dan yang salah". Kataku berhenti tanpa membalik kebelakang karena sekarang aku tidak mau melihat wajah mamahku yang selalu saja ikut campur dalam urusan seperti ini.
"Mamah beri kamu kesempatan, jika Mamah puteri tidak bangun dalam waktu dua minggu lagi maka kamu harus menuruti apa kata mamah". Ancam nya dan aku hanya mendengus kesal sambil menaiki tangga.
Dan, sekarang hanya ada satu harapan yaitu Semoga saja mamah puteri bangun dua minggu lagi. Kemungkinan itu sangat kecil, tapi aku akan berusaha.
********
"Terkadang janji itu manis dan indah tapi tak disangka itu bisa menjebak dan mematikan".
-Roy
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...