Terhasut

201 6 0
                                    

"Lu ngapain disini?". Tanya ajhi dengan nada tajamnya sekaligus tatapan tajam langsung ke mata roy. "Sekarang lu pergi dari sini!". Ucapnya kemudian mendorong roy hingga keluar dari teras rumah.

"Abang!". Teriak puteri. Namun itu tidak menghentikan kelakuan mereka berdua. Kemudian ajhi Menonjol pipi roy hingga dia terjatuh diatas tanah.

Puteri melangkah mundur dia tidak ingin terkena pukulan sasaran atau semacam apalah. Jadi aku hanya berdiri melihat dua orang sedang berkelahi maka akupun kemudian masuk kedalam rumah untuk memberitahu ayah.

Perkelahian masih saja terjadi bahkan lebih dashyat. Roy yang tidak tau kenapa ajhi memukul dirinya itu hanya bisa pasrah, sekali tonjolan Kepelipis mata roy membuat cowok itu mendadak pingsan diatas tanah. Ajhi mengusap daerah mulutnya yang berdarah. Menatap puas melihat roy pingsan diatas tanah.

"Rasain lu!". Ucap Puas ajhi kepada roy yang tergeletak lemas dan juga Lelah.

"Mamah!". Teriak puteri sontak membuat ajhi masuk kedalam rumah sesampainya didepan kamar ibu yang menjadi sunber suara teriakan puteri melihat Ibunya muntah-muntah diatas tempat tidur.

"Ajhi panggil ambulance, cepat!".

************

Sesampainya dirumah sakit, ibu langsung dibawa mengunakan kereta dorong begitu juga dengan roy yang babak belur setelah mengetahui jika yang melakukan ini semua adalah ajhi yang hal ini membuat puteri benci kepada abangnya. Ibu dimasukan keruangan ugd dan roy dimasukan kedalam ruangan biasa. Puteri, Ayah, Dan juga ajhi terpaksa menunggu diluar.

Ajhi mendekat kepada puteri dan sontak puteri memalingkan wajahnya dengan kasar. "Puteri dengerin penjelasan abang dulu. Abang melakukan ini itu demi kebaikan kamu, abang gak mau kamu jadi milik si pebinor itu".

"Abang puaskan? Abang puaskan? Melihat roy masuk rumah sakit lagi? ya kan bang?!". Emosi puteri meledak lantas ia pun berdiri kemudian terjatuh diatas lantai sambil memeluk kedua lututnya.

Ayahnya kemudian membangunkan Puteri dan duduk bersamanya. Kini semuanya membenci ajhi. Begitu juga Mamahnya.

Puteri tidak tau kenapa saat mendekati pernikahannya dengan roy ada saja masalah yang datang. Dan mamah kenapa bisa muntah seperti itu? Apakah mamah mau bunuh diri? Atau mamah memakan obatnya terlalu banyak? Dan kulihat juga yang diminum adalah obat keras.

Puteri memegang kepalanya kemudian mengacak-acak rambutnya dengan sedih. Air matanya tidak berhenti untuk jatuh, kemudian ayahnya memeluk puteri dengan sangat erat.

***********

Puteri sudah bisa masuk kedalam ruangan roy dan kulihat cowok itu sudah sadar terdapat banyak sekali perban yang menempel ditubuhnya seperti tangan, Dan dahinya.

Puteri duduk disamping roy, dan roy melihat ajhi berdiri dibingkai pintu dengan tatapan sedih sekaligus menyesak tak seharusnya ia melakukan hal ini kepada roy.

"Ajhi lu ngapain disitu? Ayo masuk". Ajaknya dengan ramah yang semakin ajhi menyesal. Puteri marah dan tidak ingin melihat wajah kakaknya.

"Kakak ngapain kesini? Mau liat roy menderita lagi?". Tanya puteri dengan marah.

"Enggak abang kesini mau ngasih penjelasan kekamu kenapa abang Melakukan hal ini kepada roy, ini berkaitan dengan luka masa lalu abang yang tidak bisa move on dari angel". Jelas ajhi, puteri menyimak semuanya begitu juga roy dia meminta puteri untuk menempelkan bantal dipunggung ranjang untuk sanderan roy.

"Jadi, lu belom bisa maafin gua karena gua ngerebut angel dari lu? Ya ampun ajhi itu udah lama banget". ucap roy.

"Memamgnya ada hubungan apa sama masa lalu ajhi?". Tanya puteri dengam penasaran. Dan roy meminta untuk menceritakan seluruhnya kepada puteri. Ajhi menerimannya.

"Ajhi yang bicara aku lagi sakit". Kata roy mengalihkan Sang pembicara kepada Ajhi.

"Jadi begini, dulu abang dan roy adalah teman di sma. Lalu, abang suka sama angel si siswi tercantik disekolah waktu itu, Pas abang mau ngungkapin perasaan ke Angel. Abang liat angel tengah Bergandengan dengan roy. Sejak itu abang dan roy tidak saling bertemu hingga sekarang". Jelas Ajhi menceritakan kepada puteri.

"Jadi ini hanya salah paham tapi abang belom memaafkan roy sampai sekarang?". Simpul puteri dari cerita roy tadi.

"Abang sakit hati, abang tidak bisa move on dari angel karena abang sayang banget sama angel tapi abang tau jika hal itu adalah hal yang paling mustahil didunia ini". Ajhi menyeka kedua air matanya.

"abang harus membukakan hati abang buat wanita yang lainnya siapa tau disekolahan ada yang suka sama abang, tapi kenapa abang Tiba-tiba memukul Roy begitu?". Tanya puteri.

"Jadi abang mendapat telepon dari nomor polisi dan pas abang angkat itu telepon dari angel, dan dia kata "karena gara-gara salah paham membuat aku dalam penjara, ajhi. Aku dituduh merusak hubungannya dengan puteri". Begitu kata dia. Abang tidak tau kenapa angel bisa berada didalam penjara". Puteri menepuk jidatnya. Bukankah angel tidak akan menganggu Hubunganku dengan roy? Lalu kenapa dia masih saja berusaha merusak hubungan kami kembali.

"Angel? Bukannya dia itu sudah bilang tidak akan menganggu hubunganku dengan puteri. Kenapa dia dipenjara? Karena dia memasang bom bunuh diri disekitar pantai kuta dimana aku dan puteri berdiam disana. Lain kali jangan terpancing Oleh ucapan angel kan lu tau sendiri tau dia itu banyak omong kosong". Ucap roy dengan panjang lebar dan mendengar ucapan roy tadi membuat ajhi menyesal kemudian minta maaf kepada roy dan juga sudah memaafkan kesalahan ajhi.

Puteri menatap kakaknya, lalu berjalan kearah dirinya lantas memeluknya. "Abang maafin puteri". Kata puteri disela-sela pelukan.

"Abang yang harusnya minta maaf karena sudah membuat roy terluka kayak gini, abang tau kalo kalian saling mencintai". Ajhi kemudian mencium rambut puteri yang terurai panjang sampai punggung. Dan melepaskan pelukannya.

"Gitu dong abang sama adik itu harusnya akur bukan bertengkar". Ucap roy dengam tersenyum. Ajhi dan puteri saling menatap penuh senyum. Lantas mereka berdua Berpelukan kembali.

Ajhi kemudian melihat ayahnya sedang berdiri di bingkai pintu dengan tersenyum kearah kami berdua.

"Gitu dong akur kan enak liatnya". Ayah bergabung bersama kami Berpelukan dengan erat hanya saja ibu terbaring lemas diruangannya.

Roy merasa sedikit iri dengan kelurga puteri yang akur dan juga Bahagia. Andai saja keluarganya juga seperti dia pasti bakalan adem ayem. Tapi, waktu ke waktu sikap formal orang tua roy mulai memudar.

***********

"Sayang dan benci itu beda tipis, sayangnya kamu tidak bisa membedakan kedua sifat itu".

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang