"Tante! Puteri gak bisa tinggalin Roy?" Protes Puteri.
"Kenapa kamu tidak menurut pada Tante? Inikan permintaan dari mamah kamu, tadi menelpon Tante, Kalo sampe lusa Puteri gak mau ikut, Beasiswa kamu bakalan dicabut" Jelas Tante Ghea membuatku menjadi bingung. Harus memilih pergi sekolah atau lebih memilih tinggal bersama Roy smpai dia sembuh?
"Tapi kalo misalnya Roy kenapa-napa lagi gimana? Sewaktu Puteri pergi?"
"Udah tenang saja Tante bakalan ngejaga dia kok" Janji tante ghea. "Eit kenapa tiba-tiba kamu perhatian sama roy?"
"Ihhh apaan sih tan udah ah Puteri mau tidur dulu"
"Eits jangan tidur, Tante jadi kepo nih".
"Apaan sih tan, Puteri gak mau ngobrolin itu semua"
"Ouh kamu gitu sama Tante". Tante ghea mulai ngambek dan akupun terpaksa menceritakan.
"Iya deh Puteri itu belom ada perasaan apa-apa sama Roy, Tapi entah kenapa puteri itu merasa dekat banget sama roy". Ceritaku.
"Ouh jadi gitu Mungkin kamu lagi proses suka sama dia, Entar juga kamu bakalan suka sama dia, Kan lumayan ganteng".
Akupun malu. "Ah tante apaan sih. Puteri mau tidur, Puteri capek".
Puteri tertidur dan tante Ghea menyelimuti Puteri kemudian berjalan keluar dari kamar, mengunci pintu kamar Puteri. Untung saja Tante Ghea tidak menoleh kebelakang. Karena Roy tak sengaja mendengar percakapan mereka barusan dari balik pintu.
Jadi lusa nanti, Puteri bakalan pergi dari sini? Kenapa dia tiba-tiba pengen pergi dari sini? Apa dia sudah tidak kuat lagi menjaga diriku? Batin Roy.
***
Pagi hari Roy bangun kepagian dan sampai-sampai Puteri telat bangunnya. Roy melakukan aktivitas pagi seperti olahraga, dan joging mengelilingi desa.
"Roy, Roy, Roy!". Panggil puteri namun Roy tak kunjung menyahutnya mencari-cari dikamar, taman, sama ruang tamu tidak ada.
Roy tak sengaja bertemu dengan Geulis dan berjalan-jalan bersamanya mengelilingi kebun teh. Roy yang hanya memakai kaus dan celana selutut. Tidak membuatnya minder.
"Roy tumben kamu olahraga biasanya kamu masih tidur kalo jam sekarang". Ucap Geulis lalu kami duduk dikursi dekat dengan perkebunan teh.
"Baguslah Aku bosen bangun telat mulu, Oh iya kamu mau kemana? Pagi-pagi banget bawa keranjang lagi". Ucap roy melihat salah satu tangan Geulis memegang keranjang.
"Aku teh mau kepasar Ini mah udah biasa. Nih liat aku sudah beli beberapa sayuran".
"Ouh rajin banget ya kamu".
"Iya dong, Eh kemana si Puteri kok dia gak bareng sama kamu?" Tanyanya yang membuatku terdiam. Bagaimana mungkin dia bakalan pergi dariku? Aku sudah kehilangan semangat namun disini ada Geulis dia akan menemaniku selagi Puteri pergi.
"Udah ah kagak penting ngomongin dia. Ayok aku anterin". Ucap roykemudian memegang tangan Geulis dan seketika pandangan mereka bertemu satu sama lain. "Maaf" Aku melepaskan genggaman tangan itu.
"Iya gak apa-apa"
Lalu kami berdua berjalan berdampingan menghantarkan geulis lalu Puteri datang dan membuat kami terkejut.
"Roy ternyata disini rupanya". Puteri mengatur nafasnya yang berantakan.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya roy dingin kepada puteri.
"Aku nyariin kamu dari tadi"
"Apa? Jadi dia teh kagak ngabarin kamu. Put?". Tanya Geulis.
"Iya dia bangunnya kepagian sampai-sampai aku telat bangunnya gara-gara ngobrol sama Tante Ghea tadi malam".
"Puteri, mulai sekarang jangan deket sama aku lagi". Ucap roy.
"Kenapa?"
"Kamukan bakalan pergi Dan kalo kamu mau pergi, pergi saja gak usah pedulikan aku, Aku bisa kok sendiri tanpa dirimu" Ucap Roy. "Geulis aku duluan".
"Iya"
Roy meninggalkan Puteri sendirian yang masih terpaku bingung. Darimana Roy tau kalo aku bakalan pergi? Dan darimana juga dia tau kalo aku khawatir memikirkan bagaimana nasibnya setelah puteri pergi? Apakah dia menguping pembicaraan antara Puteri dan Tante Ghea.
"Put memangnya kamu mau pergi kemana?" Tanye Geulis.
"Pergi kuliah, Kalo misalnya aku gak kesana beasiswaku bakalan dicabut, dan aku gak mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu".
"Aku tau, kamu pasti bingung. Tapi saran aku, kamu pergi saja dan urusan Roy itu jadi urusan Geulis aja. Nanti Geulis datang kepanti untuk meminta ijin kepada Tante Ghea buat ngejaga roy".
"Makasih Geulis Udah bantu aku, Selama aku pergi. Kamu jaga dia ya Kalo dia merasa sembuh kasih saja surat ini kepadanya". Aku memberikannya surat dan geulis mengangguk-angguk.
"Baiklah aku bakalan ngasih sama Roy".
"Makasih" Puteri berlari meninggalkannya lalu menambah kecepatan larinya menuju panti.
Kamu pikir, aku bakalan nurutin apa kemauan kamu, puteri. Roy bakalan jadi milikku selamanya. Batin Geulis lalu merobek surat itu dan memasukannya kedalam tong sampah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...