bayang-bayang natasha

842 31 0
                                    

Roy kembali lagi kesepian dan dia merasa bosen karena setiap harinya selalu menatap kusamnya dinding panti Dan juga Puteri yang selalu menjadi parasit dalam hidupnya.

Suara ketukan pintu membuatku terganggu dan malam-malam begini siapa sih yang datang? Mana mungkin puteri jam segini pasti dia sudah tidur. Akupun membukanya dan itu puteri Buat apa dia datang kesini?.

Roy menghembuskan nafas lega. "Lo lagi, Ngapain sih kesini?" Tanya Roy dengan nada judes.

"Gue mau naruh baju lo kemaren". Ucapnya sembari memberikan baju-baju Roy yang sudah dicuci.

"Taruh sendiri sana di lemari, Setelah itu pergi dari sini". Ucap Roy lalu kepalanya merasa sakit dan dia kemudian menutup pintunya.

"Dimana gue taruhnya?". Tanya puteri kebingungan dan Roy datang berdiri dibelakang puteri. "Disini". Ucap roy menunjuk kearah tempat yang kosong. Puteri merasakan sedikit canggung karena dia berada dekat dengan Roy. Puteri selesai menaruh bajunya kemudian berbalik dan mereka hampir saja bertabrakan.

"Roy misi gue mau lewat". Seluruh jalan untukku lewat serasa di cegat habis oleh roy dan puteri pun tidak tau harus ngapain?

"Kamu mau kemana?" Tanyanya dengan lembut. Tumben? Biasanya kan dia bicara kasar sama puterinya. Kok dia malah lembut begini?

"Mau kekamar, Mau tidur".

"Ngapain Tidur aja disini bareng sama aku".

Puteri terkejut dan mendengar hujan turun dengan sangat deras.

"Roy hujannya deras banget aku jadi takut". Tiba-tiba saja petir menggelegar dan akupun sontak memeluk roy dengan erat. Dan roy membalas pelukanku.

"Udah jangan takut kan ada aku Kita tidur yuk". Entah kenapa Puteri mengangguk-angguk. Pintu terkunci. Aku tidur dekat dengan Roy bahkan bukan dekat lagi, dimana tidak ada jarak diantara kita. Roy memelukku dari belakang.

"Udah tidur aja" Bisiknya dan akupun terhipnotis dengan ucapannya kemudian mulai tertidur lelap.

Tertidur lelap didalam pelukan roy yang hangat. Puteri membalikan badannya sehingga mereka saling bertemu. Namun tidak disadari karena mereka berdua tertidur.

***

Pagi hari menyambut kedatangan mereka. Puteri terbangun dan dia merasakan amat pulas tidurnya kemudian melihat Roy masih tertidur sembari tersenyum.

"Roy bangun, Roy". Ucapku membangunkan roy dengan menepuk-nepuk pipinya. Tak lama Roy terbangun dengan iringan senyum.

"Selamat pagi Natasha". Ucap Roy yang membuat puteri kaget karena dia menyebutkan nama 'Natasha' bukannya itu adalah pacarnya yang sudah meninggal? Kenapa dia menyebut nama itu. "Kamu cantik banget hari ini Natasha".

"Sorry gue itu Puteri Bukan natasha".

"Ah sama saja kamu itu Natasha Titik!". Kekeuh Roy dan Puteri mulai pergi dari tempat tidurnya. "Nath Kamu mau kemana?".

Puteri tidak menjawab dan pintunya terkunci. Puteri rasa ini jebakan Roy. Aduhh matilah aku.

"Roy mana kuncinya?" Tanya puteri kemudian menoleh kearahnya dan terkejut melihat Roy berdiri dibelakang ku Dan menunjuk kuncinya berada ditangannya.

"Ini"

Puteri berusaha merebut kunci itu namun Roy menghindarinya. "Roy sini kuncinya!". Puteri teriak, kami berdua berebut kunci, tak sengaja Puteri mendorong Roy hingga kemudian kami jatuh secara bersamaan.


"Natasha cium gue dong" Saat ini putwri berada diatas tubuh Roy  dia minta dicium Puteri langsung mendelik geli.

"Denger roy gue itu Puteri bukan Natasha!". Ucapku dengan nada naik satu oktaf dihadapan mukanya.

Roy dan puteri berdiri saling berhadapan dengan muka serius. "Kamu itu Natasha bukan Puteri itu sama saja". Kekeuh roy.

"Sama apanya roy? Gue itu Puteri bukan Natasha, pacar lo yang udah meninggal!". Aku sengaja mengucapkan kata itu dan mendadak Roy merasakan sakit kepala dan tergeletak pingsan. "Roy bangun Roy". Aku berusaha membangunkan roy namun tidak sadar.

"Roy bangun!".

Puteri mengambil kunci dari tangannya kemudian membuka pintu memanggil perawat disini untuk membantu diriku.


***

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang