PROLOG

3.3K 90 9
                                    

Burung-burung berterbangan kesana-kemari melintasi langit yang berwarna oranye jingga tersebut.

Matahari menampakan sunset nya dipinggiran pantai memberikan suasana santai diatas hamparan pasir putih yang lembut bila menginjakan kaki diatasnya. Ditambah suara deru ombak laut yang membuat suara khas jika berada dipantai.

Dipantai tersebut bersemi juga kisah cinta mereka. Roy & Natasha. Mereka berdua sudah saling suka sejak smp dan terbukti mereka masih mempertahankan cinta mereka yang abadi.

"Hari ini sunset nya indah sekali". Ucap Roy sembari menatap langit. Roy dan Natasha duduk diatas hamparan pasir. Roy menyentuh tangan Natasha membuatnya tersipu malu.

Seiringan dengan itu matahari tenggelam secara sempurna dan hanya tersisa satu warna yang mewakili langit ini. Gelap.

"Pindah aja yuk udah mulai dingin hawanya disini". Ucap Natasha menggigil kedinginan Roy pun tidak bisa berbuat apa-apa karena aku hanya memakai kaos oblong saja. Akhirnya Roy dan Natasha pergi kesebuah restoran yang dekat dengan pantai.

Roy mengangkat tangannya, memesan makanan. Setelah memesan makanan. Kami menunggunya seraya menatap langit. Tidak ada rasa bosan saat menunggu karena sudah ditemani oleh Natasha.

"Hari ini adalah hari yang gak akan bisa aku lupakan". Senang Roy menatap diriku. Natasha hanya mencibirnya saja.

"Ah bagi aku biasa aja". Natasha berusaha mengelaknya agar Roy tidak gombal.

"Biasa aja bagi kamu tapi bagi saya itu bukan biasa lagi. Tapi luar biasa".

Obrolan kami terputus saat pelayan datang membawakan makanan pesanan kami.

"Makasih". Ucap Natasha dengan senyuman dan Roy melirik kearah Natasha kemudian aku kembali meliriknya malah memberi senyuman.

"Kamu cantik banget kalo senyum". Gombal Roy.

Pipi Natasha memerah dan dia menutup wajahnya agar tidak dilihat oleh Roy. "Gombal deh". Kesel Natasha bisa-bisa roy gue gigit nih.

00.05.00

5 menit menuju kehancuran. Kamipun mengambil garpu dan sendok lalu menyantap makanan kami.

00.04.00
4 menit menuju kehancuran. Roy dan Natasha sudah menghabiskan makanannya. Lalu tangan Roy mengambil sesuatu. Sesuatu yang sangat dia rencanakan sejak awal. Sekuntum mawar biru.

Natasha terkejut. "Ya ampun bagus banget bunganya. Makasih roy". Natasha mengambil buket bunga itu dan mencium aromanya sangatlah wangi.

00.03.00

3 menit menuju kehancuran. Roy mengajak natasha keluar dari restoran itu. Kembali kebibir pantai.

"Roy makasih bunganya".

"Jangan makasih mulu. Udah bosen dengernya". Roy menggenggam tangan natasha dan menatapnya dengan serius. "You want married with me".

00.01.20

Natasha tersentak kaget, tak tau harus jawab apaan lagi selain menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.

"You promise?". Janji Roy menatap serius kepada natasha.

"I promise".  

00.00.00

Angka tersebut mencapai kebulatan nya dan saat seperti itu seluruh suasana dipantai menjadi riuh gemuruh. Mendengar suara bom yang meledak disalah satu restoran dekat pantai. Aku dan natasha berlari berusaha menyelamatkan diri.

Ditambah lagi sebuah ombak laut yang sangat tinggi bak tsunami itu menyeret beberapa orang yang berada dibibir pantai termasuk Natasha. Dia juga ikut terseret dalam ombak itu dan Roy terpisah darinya.

"Natasha!" Teriak Roy menghadap kelautan yang kini kembali tenang. Mungkin bom itu bukan hanya di daratan tapi juga dilautan. "Natasha" Roy menangis sesenggukan dan melihat sebuket bunga biru yang setengahnya terbakar membuat warnanya menjadi hitam.

"Natasha kenapa kamu meninggalkan aku. Padahal kan kamu sudah berjanji padaku untuk selamanya".

Natasha pergi meninggalkan roy untuk selamanya dan tidak dapat menunaikan janjinya itu.

***

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang