Dia lagi?

244 7 0
                                    

Roy pulang dari rumah sakit untuk memenuhi permintaan ibunya. Roy tidak tau apa yang menyuruhnya untuk datang ke rumah? Dan Roy usahakan untuk melaju saja kerumahnya. Dan puteri? Dia sudah tau apa masalahnya.

Sesampainya Roy di rumah. Kulihat mamah tengah mengobrol dengan seorang wanita yang begitu cantik apalagi ketika ia tertawa. Seolah mengingatkanku kepada temanku bernama Fira Dan benar saja itu adalah dia.

"Fira" kataku menghentikan dua orang wanita sedang mengobrol dan melirik ke arahku. "Lu fira kan?"

"Iya Roy" sontak Roy dan Fira kemudian berpelukan dengan sangat erat melepaskan rasa kangen setelah lama berpisah di masa SMA.

"Lu kemana aja? Kok baru sekarang lu munculnya?"

"Iya soalnya gua sibuk akhir-akhir ini dan Maaf nomor telepon gua ganti"

"Huu pantesan aja ceklis satu terus gua chat"

"Haha. Roy anterin gua ke mall yuk kita nonton"

"Hmmm gua... gua..."

"Udah Roy terima aja, lagian kapan lagi kalian berdua bisa bersama-sama lagi"

"Hmm tapikan Roy harus kerumah sakit buat nemenin Puteri" kataku. "Dan Roy gak bisa ninggalin dia"

"Kamu itu selalu aja Puteri, Puteri, Puteri kenapa sih kamu ini? Kamu itu lebih mementingkan Puteri dibandingkan keluarga!" Emosi mamah mulai memuncak kemudian pergi dari ruangan tamu.

"Roy, siapa sih puteri? Pacar lo?"

"Bukan, dia tunangan gua"

"Tunangan lo? Kok bisa?"

"Bisa apanya?"

"Kok lu bisa tunangan ama dia tanpa beritahu gua"

"Kan lu ganti nomor jadinya gua gak contact lu"

Ada rasa sakit yang menyerbu hati Fira. Ketika dia mengharapkan begitu banyak sekali harapan dan apa yang ia harapkan justru berbanding terbalik dia harus mendengarkan berita sebesar ini. Berita yang amat besar baginya dan serasa dipikirannya dia ingin sekali menjadi pihak ketiga dalam hubungan dia. Namun, semuanya sudah berubah kini dia harus melunturkan perasaan ini kepada Roy karena, Roy sekarang sudah milik orang lain.

"Ehh kenapa lu ngelamun aja" Fira tersentak kaget ketika Roy membunyikan jarinya. "Jadi gak?"

"Gak usah deh. Lu kan harus nemenin Puteri di rumah sakit. Btw, gua boleh ke rumah sakit buat jenguk Puteri?"

"Boleh banget"

"Ya udah, gua beli buah-buahan dulu"

*****

Kami kembali lagi ker6umah sakit. Fira dan Roy turun dari mobil lalu berjalan masuk kedalam rumah sakit.

Lalu dari kejauhan, Roy melihat dokter dengan Beberapa perawat berlari menuju ruangan dimana mamah Puteri dirawat. Dan aku lihat juga ayah Puteri beserta Puteri berdiri diluar sambil menangis. Dengan rasa penasaran, kami segera ke sana.

"Puteri kamu kenapa?" Tanya Roy lalu Puteri memelukku. "Udah jangan nangis" Roy membelai rambutnya sambil menenangkannya.

Fira sedikit cemburu dan amat cemburu dengan kelakuan Roy yang berlaku mesra kepada Puteri Dan Fira tau kenapa Roy mencintai Puteri.

"Hmmm, om ini ada apa ya?" Tanya Roy kepada ayah Puteri.

"Mamah Puteri collaps lagi, dan sekarang kata dokter masalahnya serius" jawab ayah puteri.

Puteri menangis didalam pelukan Roy. "Aku takut mamah kenapa-napa"

"Semoga saja mamah kamu bisa melewati masa koma ini dan baik-baik saja"

Gua harusnya bilang ke tante kalo aku suka sama Roy. Otomatis, gua pasti dijodoh-jodohkan sama Roy oleh tante. Tapi, gua gak bisa ganggu mereka. Mereka terlalu kuat dan gua juga bisa lihat mereka saling percaya satu sama lain. Enggak, Mungkin, Roy bukan kebahagiaan gua dan gua jangan jadi pihak ketiga diantara mereka. Batin fira. 

Dokter kemudian keluar dan kulihat senyum mengembang diwajahnya. Puteri melepaskan pelukannya dan mendekati dokter.

"Dokter gimana keadaan ibu saya?"

"Alhamdulilah ibu kalian sudah sadar dari koma"

Puteri terkejut, begitu juga dengan kami semua. Bahkan Fira yang tidak tau alasannya turut larut dalam kebahagiaan ini. Dokter beserta para perawat keluar dari ruangan dan kami masuk melihat ibu Puteri telah sadar dari koma-nya.

"Mamah" Puteri langsung memeluk mamahnya. "Mamah gak tau kalo Puteri, ayah, dan kak Aji itu dari lama nungguin mamah bangun"

"Hmm, mamah tau nak"

Puteri melepaskan pelukannya. "Sekarang mamah kenapa bisa koma kayak begini?"

"Puteri, mamah kamukan perlu istirahat jangan dikasih pertanyaan yang berat-berat dulu. Mungkin pikirannya belom pulih" kata ayah Puteri.

"Iya, dan aku bawain buah"

Puteri menerima Bungkusan yang berisikan banyak sekali buah-buahan. "Wahh makasih kak"

"Iya sama-sama"

Gua harus pergi dari sini sekaligus pergi dari kehidupan Roy. Yang ada gua jadi beban aja.

"Kalo gitu aku pergi dulu"

"Ehh bentar kok lu mau balik lagi"

"Gua masih banyak urusan" kata Fira kemudian keluar dari ruangan mamah Puteri.

"Roy dia siapa?"

"Itu Fira temanku waktu aku SMA"

"Ouh"

Lalu ponsel Roy tiba-tiba saja berdering menandakan pesan chat muncul. Aku membuka hapeku dan itu chat dari aji.

Aji : roy,
           angel dan satria bebas.

Roy : kok bisa?

Aji : gua kasih jaminan, dan ternyata berhasil mereka boleh pulang.

Roy : tapi gua gak tau apa yang mereka perbuat setelah keluar dari penjara.

Aji : percaya sama gua mereka berdua gak akan gangguin hubungan lu ama puteri.

Roy : ya udah deh.

What? Roy kaget membaca pesan tersebut. Dan Roy tidak tau apa yang harus dilakukan ketika mereka berdua kembali.

*****

"Aku tidak mau menganggu kebahagiaan mereka, karena tuhan pasti menyiapkan kebahagiaan yang lebih dari itu"
-fira

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang