Roy dan Puteri sepakat untuk healing ke bali sebelum Hari pernikahan kita berdua. Awalnya Roy menolak keras karena tempat itu mengingatkan dia pada kenangannya yang kelam. Tapi, Puteri Ingin sekali ke pulau Bali, demi mewujudkan keinginannya, mau ga mau suka ga suka tetap Roy lakukan. Walau dalam batin sebenarnya tengah berusaha melawan ketakutannya sendiri.
Roy dan Puteri Memesan sebuah penginapan, tenang saja Roy dan Puteri tidak satu kamar. Karena belum muhrim juga canggung hehe. Roy mengajak Puteri untuk berjalan keluar dengan bersepeda mengelilingi pantai Pandawa yang ramai oleh Pelancong dari luar negeri.
Tak hanya bersepeda, kami berdua berfoto bersama dengan background pantai yang keren untuk mengabadikan momen sekaligus mempercantik feed di Instagram. Bahkan kami menonton sebuah tarian kecak di salah satu Kuil bali Dan Puteri ikut menari mengikuti irama serta gerakannya.
Roy merekam mengunakan handycam dan dia tertawa melihat puteri menari tarian kecak yang amat susah dan kurasa dia agak sedikit ahli dalam tarian.
"Ihh kamu pasti rekam aku ya?" Tanya puteri berjalan menghampiri. Roy langsung menunjukan sebuah video puteri sedang menari kecak lalu tertawa terpikal-pikal. "Ihhh hapusss!" Puteri hendak merebut handycam dari tangan pacarnya yang jail tapi, sayang pacarnya lebih lincah dari seekor burung gembrot.
Sebenarnya banyak sekali Tempat yang kita kunjungi, namun langit sudah berwarna jingga kemerah-merahan dan sebentar lagi akan sunset. Aku dan Roy berusaha menanjak disebuah batu karang yang tinggi, letaknya ada disekitar bibir pantai, view-nya mengarah langsung ke pantai.
"Roy kita ke pantai yuk aku pengen liat sunset"
"Aduh baru aja nyampe, biar aku nafas dulu cape nanjak tadi"
"Ya ampun nanjak gitu doang capek, ayo ah boring disini gaada apa-apa" paksa Puteri menarik-narik tangan Roy. Apa boleh buat Roy ngikut ajalah. Menuruni kembali batu karang yang sedikit terjal, Untungnya telah disediakan jadi mempermudah pergerakan.
Setelah sampai di bibir pantai, Puteri menuntun Roy agak jauh dari daratan. Roy merasakan ketakutan itu. Terbayang Saat dia melihat puteri sudah tidak bernyawa lagi Dan dia takut akan kehilangan puteri juga, sekarang nyawa puteri lebih penting dibandingkan yang lain.
Puteri daritadi melihat gelagat Roy sedikit aneh. Dia melihat ekspresi dari muka Roy ada sedikit ketakutan yang menerpa dirinya.
"Kamu kenapa Roy?"
"aku takut puteri"
"Takut kenapa?"
"Kalo aku melihat pantai, aku jadi..." Roy tertunduk sedih. Air matanya kembali keluar. Membelah dua pipinya.
"Kamu ingat natasha?" Tanya puteri dan Roy mengangguk sambil menangis. "Roy, kamu gak usah takut kan sekarang kita sudah berjanji jika kita tidak akan pernah terpisah kecuali maut memisahkan kami"
Roy mengangguk sembari sesenggukan. "Udah ah malu tau ada orang banyak malah nangis, maafin aku yak karena gak tahu kamu ketakutan segitunya" Puteri memeluk Roy dengan erat. Roy membalas pelukan tersebut dengan hangat.
Setelah itu, kami berdua meninggalkan daerah pantai sambil bergandengan tangan. Air mata yang semula deras membasahi pipi kini sudah surut. Roy berusaha untuk tersenyum. Tapi Puteri masih merasa bersalah, mungkin butuh waktu agar Roy bisa berdamai dengan kenangan buruknya.
******
Sedikit jauh dari tepi pantai Roy dan Puteri duduk diatas hamparan pasir. kini sirna sudah ketakutan yang ada Didalam hati Roy. Sekarang Roy sudah berani dan tidak melihat kebelakang. karena itu semua hanya membuat sakit saja.
"Roy sunsetnya bagus" Kenapa yang diucapkan natasha dulu sama persis dengan apa yang diucapkan puteri? Ini benar-benar Dejavu.
"Iya, bagus sekali" Jawabku dengan tersenyum.
Matahari Menurun dari langit secara perlahan dan seketika langit memancarkan Sunset yang membuat Roy Senang melihatnya begitu juga Puteri. Dilihat dari tatapan matanya terdapat Rasa bahagia dan senang. Roy merangkul puteri sambil mengusap rambut Puteri sesekali.
Lalu, tak ada angin tak ada hujan sebuah ledakan terjadi disebuah cafe atau semacam tempat makan diarea pantai yang dulu aku dan Natasha pernah kunjungi. Cafe itu meledak kembali dan kali ini membuat semua Para pengunjung ketakutan. Bukan satu cafe saja tapi beberapa tempat yang bertengger diarea pantai tersebut juga ikut meledak.
Aku dan roy segera menjauh dari bibir pantai untuk menghindari ombak yang sangat ganas. Kami berdua berlari. Puteri tersandung dan kepalanya menengadah keatas melihat sebuah balok kayu warung yang terbakar itu siapa jatuh kebawah.
"AAAAA!" Teriak Puteri, dengan sigap Roy menyeret Puteri menjauh dari balok itu dan tidak sengaja mengenai kaki Roy.
Roy terjatuh dan dia merasa sangat kesakitan serasa terbakar. Puteri terbangun serta shock melihat kaki Roy mengalami luka bakar di beberapa letak, tidak sampai menjalar ke lutut hanya bagian samping kanan saja.
"Ya ampun Roy!" Teriak puteri dengan cemas. Pandangan Puteri memang cukup luas beberapa meter dari tempat kejadian ada ambulance. "Ya udah disana ada ambulance, Kita kesana aja" Puteri memapah Roy menuju ambulance untuk segera diobati.
Seseorang merasa sangat cemburu, kenapa Roy tidak mati saja?!. Puteri melihat seorang pria dengan gelagat misterius bersembunyi dibalik Semak-semak. Maka Puteri berlari cukup cepat dan berhasil membekuk si penguntit tersebut.
Puteri kemudian membuka topengnya dan terkejut ternyata pria itu adalah Satria. kenapa juga dia Menyusul sampai kesini?
"Satria lu ngapain kesini?" tanya Puteri dengan heran. Satria segera bangun dan membersihkan pakaiannya dari pasir.
"Gua kesini buat lu, Puteri". Satria mengenggam erat kedua tangan Puteri. Roy melihat puteri tengah mengobrol dengan Satria. Roy tidak tinggal diam, ia berusaha berjalan cepat menghampiri mereka berdua.
"Lu ngapain pegang tangan tunangan gua?!" Roy melepaskan pegangan tangan Satria. "Lu kan yang Masang bom ini?" Tuduh Roy.
"Gua? Ngapain juga"
"Alah jangan boong deh". Roy sangkal Jawaban Satria. Dia kini berdiri memakai tongkat untuk membantunya berdiri.
Puteri melihat sesuatu dibalik kantong celananya satria terlihat sebuah benda yang menjulur keluar, sebuah korek api. Puteri segera mengambilnya dan menunjukannya dihadapan muka Satria. Roy bahkan tidak percaya saat melihat benda tersebut Dan Puteri juga melihat didalam korek tersebut terdapat Bungkusan yang berisi abu.
"Ini apa maksudnya?" Tanya Puteri kepada Satria yang tengah tegang. Kali ini dia tidak bisa berkata apa-apa, dan Roy juga tidak percaya hingga tak berbicara. Mendadak Roy terbesit sebuah kalimat dari pikirannya.
"Tunggu, Apa jangan-jangan lu juga ngelakuin ini pas gua sama natasha kesini?" Tanya Roy. Membuat Puteri semakin bingung saja dan apakah ini Ada hubungannya sama natasha?
******
"Kata-kataku sangat sederhana, tapi dibalik kesederhanaan itu bisa menyakitkan dan menusuk".
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...