bayang-bayang Puteri

360 16 0
                                    

Roy semakin kangen terhadap sosok si wanita parasit dalam hidupnya. Walau dia parasit, nyusahin orang, tapi ngangenin banget dan rasanya dia tidak akan bisa bertemu dengan spesies seperti itu lagi.

Roy selalu duduk menghadap kearah komputer, menunggu jawaban dari puteri. Setiap siang dan malam. Roy duduk sembari menunggu jawaban email dari Puteri.

Roy mengetikan pesannya lewat sebuah akun email di laptop yang diberikan oleh salma dan diijinkan oleh Tante Ghea namun dalam waktu yang dibatasin.

Roy:
Hei, lagi ngapain?

Puteri:
Lagi belajar

Roy:
Belajar kok sembari chatan sih?

Puteri:
Kali-kali soalnya aku pusing sama pelajaran matematika.

Roy:
Emang benr. Matematika itu dari dulu sampai sekarang jadi pelajaran yang membosankan Dan pusingan kepala.

Puteri:
Iya. Hahaha.

Roy:
Kamu kapan kesini?. Aku kangen banget sama kamu.

Puteri:
Iya sama aku juga kangen sama kamu.
Nanti saat libur panjang, aku akan kesana.

Roy:
Kapan?.

Tidak ada jawaban pesan dari Puteri setelah itu. Roy menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur Dan entah kenapa badannya sangatlah lelah kemudian mata roy tertutup.

***

"Natasha?" Ucapku dengan kaget melihat wujud natasha, setelah aku tidak bertemu selama beberapa bulan lamanya.

" Roy" Suaranya Natasha masih ku kenali saat masih hidup. Sampai-sampai Roy gak akan pernah lupa dengan suaranya. "Kamu itu harus bisa mencintai Puteri sebagaimana dirinya sendiri Bukan terpengaruh bayang diriku"

" maksud kamu apa? Aku tidak mengerti"

"Suatu saat kau pasti akan mengerti Dan ingat jangan pernah meninggalkan Puteri"

Roy terbangun dan secara sadar itu hanyalah sebuah mimpi. Roy membasuh mukanya dengan air dari wastafel sembari menatap kecermin.

Apa maksud natasha? Kenapa aku tidak bisa memahaminya? Batinnya.

****

Roy dan Geulis selesai berjalan-jalan disekitara desa, jajan banyak makanan yah walau bukan makanan modern namun tradisional tapi masakannya enak banget, dan sepertinya malam ini akan ada pasar malam. Peristiwa kemarin yang telah berlalu sudah kita berdua lupakan dan tidak ingin untuk mengungkit-ungkit lagi.

"Waduhh ini sudah malam Kita pulang yuk" Ajak Roy kepada Geulis.

"nanti dulu kita masuk kewahana ini dulu" Geulis menunjuk kearah Sebuah tempat berukuran besar. "Rumah hantu"

" emang kamu berani?"

"Yehh gini-gini juga aku teh berani Ayo masuk" Geulis menarik tangan Roy, kemudian masuk kedalamnya.

Didalam, Geulis yang semula berjalan didepan kini perlahan mundur dan akhirnya dibelakang Roy sembari memegang bajuku dengan kuat-kuat.

" katanya berani kok takut sih?" Candanya dan aku menepuk bahunya.

"Hikss apaan sih"

Lalu sesosok hantu menyerupai suster mengejutkan kami berdua. Sontak Geulis menjerit ketakutan dan menarik tubuh Roy agar berlari.

Kami pun akhirnya bisa keluar dari rumah tersebut walau dengan nafas yang sengal. Kecuali Roy yang masih nampak tenang.

"kamu gak takut Roy?" Tanya Geulis lalu memberikan sebotol air minum kepada Roy.

Roy mengeleng-gelengkan kepala. "Bagiku hantu itu kagak ada apa-apanya" 

"Hemmm sok banget sih" Geulis meremehkan Roy yang seolah tak takut dengan hantu.

" Udah yuk kita pulang".

***

Roy mengantarkan Geulis sampai kerumahnya. Kemudian menurunkannya didepan halaman rumah Geulis.

"Geulis, sana masuk Ini sudah malam" Perintah mamahnya dan Geulis pun masuk kedalam rumahnya, tak terkecuali memberikan salam kepada Roy.

" Roy Makasih ya udah nemenin geulis jalan-jalan" Ucap mamahnya.

"Iya Eh ari kamu teh masih dirawat dipanti apa sudah boleh keluar?" Tanya papahnya kepada Roy.

" saya masih kurang tau Om" jawab Roy.

"Ohhh Semoga kamu bisa keluar dan kembali lagi kekeluarga kamu ya" Ujar papa Geulis.

" iya om Saya pamit dulu"

"Iya hati-hatinya"

Roy menaiki motornya kemudian pergi dari halaman rumah geulis. Orang tua geulis masuk kedalam rumahnya Dan segera menelpon ayahnya roy yang tak lain adalah sahabat baiknya waktu kecil.


"Hallo gan, Saya nelpon mau ngasih tau".

" tau apaan?"

"Yah biasalah soal perjodohan anak-anak kita" 

"Oh iya Jadinya kapan ya"

"minggu depan saja Bagaimana?".

" Yasudah"


Sambungan mereka terputus Dan Geulis menghampiri papahnya.

"Papah sama mamah teh mau ngejodohin Geulis sama Roy?" Tanya Geulis dengan penuh mendelik.

"iya memangnya kenapa? Dia tuh kan baik, cakep, keluarga terpandang lagi. Sok bayangin mana ada lagi pria yang seidaman itu kayak Roy?" Jelas ayahnya.

"Eh ari kamu teh bilang sama mamah waktu itu kalau Geulis sangat mencintainya Eh tapi sekarang kagak mau Harusnya kamu tuh seneng" Yakin mamahnya.  

"iya Geulis suka sama Roy Tapikan itu hanya sebatas teman Dan mamah harus tau kalo Roy itu cintanya sama Puteri"

"Tidak peduli papa akan menjodohkan kamu sama Roy Titik! Minggu depan!" Keputusan ayahnya sudah bulat.

Wah minggu depan, jadi gak berasa kagak enak nantinya Apa akan terjadi sesuatu?.

***

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang