Angin sepoi-sepoi menghembus masuk kedalam kamar Roy. Begitu kencangnya sampai-sampai gorden kamar berterbangan. Kedua mata Roy tidak teralihkan dari foto wanita yang dulunya sebagai Penyemangat hidupnya saat diambang keterpurukan.
Sejak Roy shock dengan kejadian itu, Roy kehilangan Natasha, cinta pertama Roy. Rencananya setelah pulang dari pantai kami akan bertunangan namun, takdir berkata lain tuhan Mengambil nyawa Natasha lebih dulu. Kenapa juga Natasha yang diambil kenapa bukan Roy saja. Begitu rumitnya hidup Roy sampai-sampai orang yang aku kasihi pergi meninggalkan Roy.
Bahkan Salma, adikku pergi meninggalkan Roy, terjatuh dari lantai atas akibat ulah si pasien ditempat rehabilitasi yang mendorongnya dari belakang. Satu-satunya Puteri dia Penyemangat hidupku yang terakhir jika dia pergi juga dengan pria lain maka hatiku akan hancur. Tapi bagaimana dengan hambatan yang satu ini? Seperti Satria. Dia begitu akrab sekali dengan Puteri aku yakin dia bukan saudaranya maupun kakaknya karena, tidak ada kemiripan diantara mereka. Karena aku bisa melihat itu. Benar-benar mencurigakan.
Tapi Roy tidak boleh menyerah pada keadaan dan waktu. Banyak korban agar kita bisa saling menyatu.
"Aku harus mendapatkan Puteri bagaimanpun caranya".
***
Hariku berjalan normal seperti biasanya namun tidak kali ini, dimana terdapat kekurangan yang harus segera disempurnakan oleh Roy. Hariku tanpa muka datar berasa hari tanpa makan.
Puteri berjalan menuju balkon dimana ia teringat pada roy yang sering kali tidur di balkon saat malam hari dan Puteri juga yang menyelimutinya. Tapi, itu terjadi sudah lama saat Roy masih di panti.
Mungkin Roy sudah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya setelah dia marah karena aku telah membunuh adiknya. Itu karena aku tidak bisa mengapai tangan adiknya yang terlanjur jatuh.
Sudahlah itu hanya masa lalu yang penuh dengan kejadian. Lagian satria belakangan ini begitu perhatian padaku. Dia itu teman aku di kampus kami saling mengenal saat saat masa orientasi dan dia menolongku saat Kakak kelas hendak berbuat hal yang senonoh denganku.
Kemudian kami menjadi berteman seperti ini Dan mudah-mudahan dia tidak menganggap hal ini lebih. Karena aku tidak mau menyakiti hatinya. Lebih baik tersakiti daripada menyakiti.
Hujan kemudian turun awalnya gerimis tapi makin lama hujan itu makin deras. semula matahari yang menyinari kini berganti dengan awan mendung menghiasi langit tinggi.
"Padahal masih pagi lho" kata Puteri kemudian Tangannya menjulur ke depan dirasakannya sensai dingin air hujan di pagi hari.
Kemudian Puteri berbalik dan tiba-tiba seorang berteriak namaku dari luar. Kudengar suara itu sudah tidak asing lagi ditelinga ku. Kulihat dia ternyata Roy berdiri didepan rumahku dan rela tubuhnya basah kuyup.
"Roy! kamu ngapain disana?!" Kemudian Puteri cepat-cepat masuk kedalam rumah dan mengambil payung.
Kulihat mamah tengah mengintip Dengan adik dibalik gorden. Lalu, Puteri keluar dan segera menghampiri Roy yang berdiri ditengah derasnya hujan. Putri memayungi Roy ketika matanya terpejam.
Roy merasakan hujan sudah tidak menusuk-nusuk badannya, Roy merasa sedang dipayungi oleh seseorang kemudian Roy menengok kesamping terdapat puteri yang berdiri memayungi dia.
"Puteri?" Panggil roy mulutnya bergetar mungkin dia kedinginan ketika kutarik tangannya dia malah menolak.
"Ayo masuk nanti kamu sakit gimana?" Puteri kaget ketika roy mengambil payung dari tangannya kemudian dilemparkan keatas. Mendadak tubuh Puteri juga ikut basah. "Roy...!"
"Puteri, aku mau ngomong sama kamu" Roy mendekat perlahan ke arah Puteri. Kemudian Roy mengenggam kedua tangan Puteri dirasakannya tangan kami berdua begitu sedingin es beku.
"Aku,,," Roy menghembuskan napasnya berusaha sekuat tenaga agar ia bisa mengatakannya. "Aku,,, mau kita menikah"
Puteri kaget dengan ucapan Roy barusan dia tidak habis pikir jika cowok dihadapannya itu bisa mengatakan hal sebesar ini? Bagaimana Puteri bisa menjawabnya? dia terlalu cepat untuk mengatakannya.
"Kamu maukan menikah denganku Puteri?" Tanya Roy. Puteri berpikir keras. Dia tau kalau aku sangat mencintainya dan diapun sepertinya merasakan hal ini. "Puteri, kamu mau kan?" Desak roy
Puteri nampak berat sekali saat ia hendak mengucapkannya. Namun dia menguatkam hatinya supaya berbicara. "Baik aku mau menikah denganmu".
"Serius? Kamu mau menikah denganku?". puteri menutup mulut roy dengan menempelkan jarinya.
"Tapi setelah aku selesai kuliah dan kamu juga mendapatkan pekerjaan".
"oke sayang aku bakalan ngelakuin hal itu". Seketika puteri mendelik geli saat Roy mengatakan sayang kepadanya. Roy Tersenyum kini kebahagiaannya kembali lagi.
"Makasih ya"
"Sekarang kamu masuk. Nanti malah makin sakit entar"
***
"Mungkin sekarang kamu belom saatnya untuk bahagia, tapi tuhan pasti merencanakan yang baik untukmu atas buah dari kesabaran".
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...