Roy memakai baju yang dikiranya bagus. Ibunya percaya jika anaknya memiliki selera style yang bagus dibandingkan Salma.
Kami sekeluarga berangkat dari rumah menuju desa dimana Geulis tinggal. Kami berhenti didepan pelataran rumah Geulis kemudian turun secara serentak dari dalam mobil.
Kami disambut oleh kedua orang tua Geulis dan kemudian masuk.
"Geulis. Keluar nak". Panggil ibunya kemudian Geulis keluar dari balik kamarnya.
"Iya mah".
"Tuh Roy ada diluar Sana gih".
Geulis keluar dari rumahnya dan melihat Roy sudah ada dengan duduk santainya.
"Roy". Panggil puteri kemudian Roy menoleh kearahnya. "Kamu mau minum?".
"Gak usah, aku gak haus, Kamu sebenernya Sakit apaan sih?" To the point Roy dan Geulis terkejut ketika mendengarnya.
"Gimana kamu tau Kalo aku sakit".
Puteri kemudian duduk di samping Roy dan menceritakan dengan seksama.
"Dari ayahku, Katanya ayahku dengan ayahmu itu sahabatan sejak remaja, bilang aja sama aku, Kamu itu sakit apaan?".
Geulis menangis, air matanya keluar. "Aku sakit berat Roy, yang nama penyakit sulit buat aku jelasin, maaf gara-gara aku kamu jadi menuruti perkataan ayah kamu".
Roy menghela nafasnya dengan berat. "Tak masalah"
"Tapi bagaimana dengan puteri? Diakan pasti akan datang kesini? Dan kalo liat kita sudah bertunangan gimana?" Tanya Geulis dengan penuh kepanikan.
"aku tidak tau"
Roy merasa bingung dan seakan otaknya capek karena terus berpikir tentang bagaimana rencana kedepannya. Tak lama kemudian orang tua Geulis memanggil kami.
Kami masuk kedalam rumah dan duduk berdampingan.
"Roy Nih pakaikan cincin kejari Geulis". Perintah ibunya, dan Roy mengambil cincin itu lalu ragu-ragu memasangkannya Dan akhirnya terpasang dijari Geulis dengan pas.
Puteri sudah tiba didepan jalan menuju desa, kemudian dia memberhentikan angkot lalu naik kedalamnya.
Kini giliran Geulis memasang cincin kejari manis Roy, dan akhirnya terpasang juga dengan pas, tidak longgar atau apalah.
Puteri sudah sampai di desanya kemudian berjalan menuju panti dimana ia dan Roy dipertemukan secara tidak sengaja.
"Papa sama mamah pulang duluan yah"
"Iya pa"
Mamah dan papa kemudian masuk kedalam mobil, meninggalkan Roy sendirian, yang ingin berjalan-jalan di desa dulu bersama Geulis mengunakan sepeda.
Lalu tak sengaja menabrak Puteri. Roy dan geu6lis kemudian turun untuk membantu Puteri berdiri.
"Roy!".l Seru senang puteri setelah pandangan mereka bertemu dan lantas dia memeluknya. "Aku kangen banget sama kamu"
"aku juga kangen banget sama kamu" Roy membalas pelukan Puteri dan tersenyum namun, dia sudah bertunangan dengan Geulis. Sebahagia apapun Roy tidak akan pernah bahagia, yang ada hanyalah sedih saja.
Kami berdua melepaskan pelukan dan saling bertemu pandangan. Lalu puteri melihat Geulis juga ada.
"Geulis Apa kabar?"
" aku baik-baik aja kok Put"
Puteri kemudian melihat jari Roy terdapat cincin dan dia juga melihat jari Geulis juga memakai cincin yang sama. Ini menimbulkan kecurigaan.
"Kalian kok pake cincin?" Tanya Puteri. Roy dan Geulis saling berpandangan. "katakan Roy"
"Jadi begini...." Ucap Roy menggantung karena tidak mau untuk mengatakannya. Takut Puteri bersedih.
"Katakan Roy, aku kan jadi kepo Hehehe". Puteri masih bisa tertawa disaat kondisi seperti ini.
Jujur aja Roy daripada bohong yang nantinya malah lebih rumit lagi. Kedepannya. Batin Roy dan pilihannya jatuh kepada opsi pertama.
"kami berdua bertunangan puteri". Ucap Roy dengan lancar sembari menatap kearah Puteri.
Puteri terkejut, seolah dunia berhenti berputar karena satu ucapan rusak semua harapan. Harapan puteri datang kesini hanya sia-sia belaka saja, cowok yang aku kangenin ternyata sudah bertunangan sama teman baikku sendiri.
"Kalian gak bercanda kan?" Tanya Puteri.
"kami serius Puteri" Ucap Geulis Dan sontak saja Puteri menangis.
"Kamu jahat Roy, aku sudah menunggu kamu setelah sekian lama tapi ternyata,..". Ucapnya terpotong, tidak sanggup melanjutkannya kemudian pergi dari hadapan kami.
"Puteri tunggu!" Kemudian Puteri berhenti melangkah.
"Ada apa sih geulis?! Lo udah puas dapetin apa yang lo mau?! Dan sekarang gak ada yang perlu dijelasin" Puteri kemudian meninggalkan kami berdua dengan menangis.
Kenapa Roy, bisa setega berbuat kayak begini? Cowok yang telah membuatnya jatuh cinta kini bertunangan sama temannya sendiri? Puteri tidak habis pikir kenapa tuhan tidak adil kepadaku? Dan kali ini harapan Puteri semuanya berantakan, hancur tidak bersisa lagi. Aku harus menerima semua ini, masih banyak kok pria yang lain. Pria yang lebih baik dari Roy.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/128924072-288-k622029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomansMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...