Last but nothing Last

salma hilang

Pagi harinya, salma mengemas baju-bajunya kedalam koper, niatnya tinggal di rumah ini hilang sudah, dan rasanya dia sudah tidak kuat lagi untuk lama-lama tinggal di rumah ini.

Malam hari, pukul sebelas malam mungkin semua orang sudah tertidur, kali. Salma berjalan perlahan menuruni anak tangga, dan keluar melalui pintu belakang.

Setelah sampai diluar, Salma menaiki motor dan pergi dari rumah ini dengan secepatnya. Rumahnya serasa bagaikan neraka, tidak ada lagi malaikat penolong untuknya.

Roy kan dia cintanya sama puteri? Lalu kenapa dia dijodohin sama geulis? Siapa itu geulis? Dan kenapa dia setuju dengan perjodohan ini? apa ada sesuatu dibalik semua ini? apa ada yang disembunyikan dariku? aku tau ini pasti permintaan mamah dan papa, aku sudah tau modus mereka bagaimana.

Kali ini tujuan Salma yaitu sebuah panti, dimana kak puteri tinggal Dan, katanya aku dengar kak puteri sudah sampai di8desa. Aku tidak tau, apakah dia menangis dikamar? Atau pergi lagi ke kota? aku melewati jalan desa yang gelap begitu juga sepi. Maklum, kalo orang desa jam sekarang itu bagusnya tidur.

Akhirnya Salma sampai didepan panti, kemudian Salma menghubungi kak Puteri dengan mengirimkan pesan chat kepadanya.

Salma.
Kak, aku sudah ada di gerbang, cepet tolong bukain pintunya.

Untung saja puteri masih belom tidur, dia tengah memandang foto Roy, terdengar ponselnya berdering menandakan sebuah pesan chat masuk. Lalu, Puteri melihatnya dan ternyata pesan dari salma.

"Buat apa dia kesini? Malam-malam lagi?" Gumam Puteri dengan heran. Tanpa ba-bi-bu lagi, puteri segera menuju gerbang.

"kak puteri" Ucap Salma dengan menangis kemudian memeluk Puteri hanya membalasnya dan mengelus-elus rambutnya.

"Ada apa salma? Ya udah masuk yuk" Ajak puteri kepada salma untuk masuk kedalam rumah.

***

Pagi harinya, Roy terbangun dan dia rindu dengan pagi yang satu ini, dimana wanita parasit akan selalu ada disampingnya. Tapi kenapa kali ini, pagi ini terasa hampa.

Roy keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar Salma, saat Roy sudah sampai didepan pintu, ternyata pintunya tidak terkunci dan juga kamarnya sangat rapih. Bahkan, kasurnya masih sangat rapih seakan belom pernah ditiduri.

Roy tau, pasti Salma marah dan tidur di balkon. Namun ternyata Salma tidak ada di balkon, aku mencari-carinya. Dikamar mandi, ruang ganti baju, semuanya tidak ada Salma. Aku menjadi bingung, kemana tuh anak?

Roy menelpon Salma, mencoba untuk menghubunginya, tapi entah kenapa telinga ini mendengar nada dering dari ponsel Salma yang terasa dekat sekali.

Ternyata, ponsel salma tertinggal di atas nakas di samping tempat tidurnya.

"Kemana ini anak? Ponselnya kok ditinggal begitu aja? Wah jangan-jangan ada apa-apa lagi sama dia?"

Roy langsung keluar dan mendapati dimeja makan, tidak ada Salma. Di dapur juga tidak ada.

"kamu lagi nyari siapa?" Tanya mamah yang sedang menyiapkan sarapan untuk kami.

"Mamah liat Salma gak?" Aku melontarkan pertanyaan kepada mamah dan mamah membalasnya dengan mengangkat bahunya.

"mamah gak liat Salma? Mungkin dikamar ya kali" Tebak mamah.

"Mamah, roy udah nyari-nyari Salma di kamar nya gak ada Dan, ponselnya juga ketinggalan dikamar" Roy menunjukan sebuah ponsel itu kepada mamah. Dan, dia langsung bereaksi keibuan.

" kamu yakin udah nyariin dia disemua tempat?" Tanya mamah sekali lagi.

"Udah mah. Kalo gak percaya cek saja kamar Salma"

Aku mengajak mamah dan papa kedalam kamar Salma. Dan, dilihatnya kamar itu rapih sekali. kasurnya saja masih mulus.

"apa Salma menghilang pa?" Aku menebak persepsi dalam hati dan dilontarkan kedalam ucapan.

"Bisa jadi" Papa mengiyakan perkataan roy ini.

"tapi kemana Salma pergi?" Mamah mulai resah, kesedihannya sudah terlihat jelas diwajahnya.

"Panti rehabilitasi". Ujar Roy dengan mantap tanpa ada keraguan sedikitpun dalam hati yang tengah bergejolak ini.

***