Rindu

407 14 0
                                    

Roy terdiam duduk di atas kursi balkon sembari menatap gerimis yang sedang turun hari ini. Suasananya membuat teringat kembali kenangannya dengan Puteri.

Beberapa surat sudah ia kirim namun tidak ada jawaban dari Puteri sama sekali. Entah apa yang dilakukannya disana?

Sudah sebulan berlalu bagaikan air mengalir. Hari-harinya sudah mulai bosan dan serasa jalan sama Geulis pun tidak seru beda sekali jika dibandingkan dengan Puteri.

Sekarang Roy menyesal, telah membentak Puteri, berbicara kasar dan tidak menghargai keberadaannya saat masih berada disisinya. Nah, sekarang imbasnya Roy menjadi sangat merindukan puteri.

Roy sedang menggambar sketsa wajah Puteri di atas kertas HVS, tangannya terus menggambar sketsa wajah Puteri dengan fokus baginya sketsa ini sangatlah penting, jadi tidak ada satupun goresan atau kesalahan dalam gambar ini.

Puteri Kapan kamu kembali kesini? Aku kangen, aku rindu, rindu wajahmu, tawamu, bahkan air matamu yang selalu aku hapus jika kau menangis. Jika kau merasakannya pasti kau tau kalo aku sangat merindukanmu. Dan kini aku sudah suka sama kamu puteri. Ucap batinnya yang dituangkan kedalam sebuah tulisan dibawah sketsa wajah yang ia baru saja lukis.

Roy teringat kembali sesaat Puteri mau berangkat dia mengirimkan sebuah alamat tentang dimana ia berada. Roy membuka lacinya dan melihat alamat tersebut berada di kota Bandung.

"Kota Bandung?". Gumam Roy

***

Roy menghampiri Geulis yang sedang menyirami bunga dengan selang air didepan panti.

"Geulis" Panggil Roy lalu geulis menoleh. "Kamu tau dimana kota Bandung?"

"Emangnya kamu mau kemana?" Tanya Geulis kemudian menaruh selang air kebawah.

"Aku mau menyusul Puteri ke alamat ini" Roy menunjukannya alamat itu kepada Geulis.

"Ini mah jauh, Saran aku ya kamu disini saja sama aku" Godanya kemudian Geulis merobek kertas itu dan memeluk Roy.

"Apa-apaan sih Geulis Lepas gak". Suruh Roy Namum Geulis tidak melepaskannya. "Lepas Geulis!" Aku pun tidak ada pilihan lain lagi selain berteriak. "Kamu itu kenapa sih Geulis? Pertama kamu robek kertas itu, lalu kamu peluk aku, Sebenernya ini ada apa Hah?"

"Aku mau kamu disini saja sama aku Dan mungkin Puteri bahagia disana Bisa jadi dia sudah melupakan kamu, bisa jadi juga dia punya pacar disana" Rayuannya membuat Roy menjadi benci kepada Geulis.

"Bohong! Puteri tidak seperti itu orangnya" Roy menyangkal omongan Geulis. "Dan asal kamu tau kalo aku sangat merindukannya dan juga aku suka sama dia"

Geulis terkejut dan dia menatap tak percaya kepada Roy lalu dia mendorong tubuh Roy hingga dia jatuh di atas tanah. Kemudian Geulis duduk di atas tubuhnya.

"Geulis apaan sih?! Lepasin gak! Malu nanti diliatin banyak orang" Geulis mendekatkan kepalanya sehingga jarak diantara cuman beberapa senti saja.

"Asal kamu tau kalo aku jatuh cinta sama kamu" Ucap Geulis kemudian Roy terbangun dan Geulis berdiri dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Geulis langsung berlari meninggalkan Roy yang masih berdiri tak percaya dengan ucapan Geulis.

"Geulis tung-". Ucapannya tidak bisa membuat Geulis berhenti berlari sambil menangis. Kedua telapak tanganya menutupi mukanya agar tidak ada orang yang tau kalo ia sedang menangis.

Hujan pun turun setelah gerimis, dia rela tubuhnya basah oleh air hujan, karena dari dulu kebanyakan orang suka hujan.

Roy, bingung disatu sisi dia sangat mencintai Puteri dan disisi lain Geulis sangat mencintainya. Roy bingung harus milih yang mana? Dan paling penting yang harus ia perjuangin.

***

Puteri sedang menulis sesuatu di atas kertas HVS, Puteri sedang merangkai kata-kata untuk Roy. Cowok yang ngeselin tapi ngangenin.

Roy. Aku tau kamu pasti rindu aku. Sama akupun juga begitu? Mungkin kita sama-sama merindukan, tapi baru sebulan aku sudah kangen sama kamu, marah mu, kesal kamu, dinginnya kamu itu buat aku kangen Dan kurasa tidak ada cowok yang seperti itu selain kamu. Kesel tapi ngangenin. Aku minta maaf karena sudah meninggalkan kamu. Tapi kan disana ada Geulis pasti dia akan menjaga dirimu lebih baik dariku. Bagai pelangi setelah hujan, bagai tawa setelah kesedihan, dan bagai cinta setelah kebencian. Aku ingin mengatakan kalo aku suka kamu.
~Puteri sicewek parasit~.

Puteri kembali membaca tulisan itu dan tak sengaja meneteskan air matanya. Karena terlalu menghayati mungkin.

"Roy aku kangen".

***

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang