Malam ini, di panti asuhan mendadak menjadi tempat pernikahan para Pasien panti juga diundang namun tetap diawasi karena bisa jadi mereka melakukan hal yang diluar logika.
Puteri sungguh malu dan semakin tidak sabar akan besok dimana puncak dari segala perjuangan yang telah Roy korbankan untuknya. Hanya saja semuanya membuat puteri semakin gugup.
Puteri dan Roy sengaja dipisahkan oleh kedua orang tua mereka supaya pasangan ini tidak sabar bertemu di esok hari. Puteri tertawa menanggapi itu semua. Hanya saja Salma, adik Roy yang paling baik mengenal puteri telah lama wafat.
Angel juga datang bermaksud membantu Puteri untuk merias nya sebagai pengantin karena saat dulu Angel pun mantan penata rias pernikahan orang lain.
Malam ini Puteri bersama Angel berada didalam kamar milik Puteri yang berantakan bak kapal pecah karena semuanya mendadak menjadi tempat rias bahkan beberapa setelan gaun pernikahanku tergeletak di atas tempat tidur. Puteri duduk menghadap ke cermin sesekali tersenyum. Angel kembali dengan membawakan sebuah catokan untuk merapihkan rambut Puteri yang terurai sangat panjang karena yang Roy sukai adalah rambut panjang.
"Puteri" kata Angel sambil merapihkan rambut Puteri. "Rambut kamu bagus banget"
"Makasih"
"Kamu beruntung dapat Roy"
"Beruntung? Gak juga sih"
"Ihhhh si puteri mah, roy itu adalah lelaki baik, ganteng dan yang paling setia ama tanggung jawab" kata Angel dengan nada yang menyerupai Geulis membuat pikirannya teringat akan dia.
"Aku tau kok Angel. Aku juga berdoa semoga kamu dapat jodoh yang lebih baik dari Roy yang bisa jaga kamu dan tidak melukai perasaan hati" ucap Puteri, berdoa kepada tuhan dengan hati yang paling tulus.
"Aminnnn" sontak Angel memelukku dari belakang. "Makasih Puteri"
"Iya sama-sama"
Puteri tersenyum, melihat Angel sudah bahagia walau dalam hatinya dia merindukan salma jika ada dia mungkin aku akan lebih bahagia dari sekarang.
"Entah kenapa beberapa orang pergi ninggalin aku" Kata Puteri tersenyum menahan air mata. "Mungkin jika mereka ada aku akan lebih bahagia"
Angel melihat puteri bersedih. Matanya berkaca-kaca menahan air mata. Lalu Angel melepaskan catokan dan duduk di samping Puteri. Angel mengusap air mata Puteri.
"Kamu jangan nangis, Semuanya takdir. Tuhan menakdirkan itu dan kita tidak tau apa yang akan terjadi. So, ikhlaskan dan biarkan mereka tenang begitu juga dengan hati kamu" Ucap Angel yang juga terlarut dalam kesedihan ini. Kami berdua berpelukan saling melepaskan luka.
Angel memberikan tissue kepada Puteri, menyuruh Puteri untuk mengusap air mata ini.
"Ehh kamu tidak berhak nangis. Kamu berhak untuk bahagia dan sekarang lihat kebahagiaan kamu yang sebenarnya sudah ada didepan mata Kamu lupakan masa lalu. Ok"
Puteri mengangguk kini hatinya menjadi lebih tenang dan juga lebih baik. Kini Puteri mendapat teman baru walau itu mantan musuh-nya sendiri.
*****
Roy merasa amat rindu dengan Puteri, entah mengapa hanya satu hari kami dipisahkan membuat diri Roy merindukan Puteri bahkan lebih dari biasa dari Roy rindukan.
Aji kakak Puteri, menginap di rumah Roy untuk membantunya Dalam prosesi pernikahan. Aji keluar dari kamar dan menghampiri Roy yang berdiri dibalkon sambil menatap langit berbintang diatasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...