Saat itu di rumah Puteri sibuk sekali. Karena harus menyiapkan Segala keperluan pernikahannya bersama Roy dan rencana mereka menikah yaitu di panti rehabilitasi tepat dimana Roy bertemu dengan Puteri untuk pertama kalinya.
Roy berjalan-jalan didalam panti ini tepat dimana semua ingatannya tentang panti ini bangkit semuanya. Para penghuni panti ini juga ditugaskan untuk Mengatur dekorasi pernikahan.
Ditemani Puteri, sesekali Roy bercanda dengan Puteri bahkan mengajaknya mengobrol lalu mereka masuk dikamar 20. Dimana kamar inilah Roy tempati untuk menenangkan dirinya selama menjalani masa depresi.
"Lihat ruangannya makin bagus aja" kata Roy menilai ruangan ini juga sudah agak berbeda.
"Ehh Roy itu balkon kita kesana yuk"
"Yuk"
Kami berdua kemudian berdiri di atas balkon melihat pemandangan hijau nan asri dari atas begitu juga dengan persiapan pernikahan mereka.
"Kamu tau kalo balkon ini adalah tempat kesukaan aku"
"Aku tau itu"
"Tau apa?"
"Tau cara-cara mencintai kamu"
"Ehmm gombal kamu" Roy mengacak-acakin rambut Puteri.
"Ihh Roy kan rambut aku jadi berantakan"
"Biarin" Roy menjulurkan lidahnya kemudian Puteri mengejarnya karena saking jengkelnya.
Kami berdua berlari di lorong panti lalu tak sengaja masuk kedalam kamar dimana kamar itu adalah tempat tragedi salma meninggal. Roy berhenti di balkon kamat tersebut dan bangkit kembali pikiran tersebut.
"Roy kamu kenapa? Kamu jadi ingat tragedi Salma?" Tanya Puteri. Roy mengangguk. Lalu Puteri memeluknya dari samping bermaksud menenangkan suasana hati pria ini.
"Sudahlah ngapain kita harus sedih-sedih ingat kejadian tersebut. Mendingan kita jalan-jalan naik sepeda" ajak Roy dan puteri mau-mau saja.
Roy bisa saja membuat Puteri buat bahagia walau dengan cara yang konyol. Kami bersepeda mengelilingi kebun teh yang ada di desa ini. Jadi teringat kami saat bertemu dengan Geulis dan saat itu Puteri cemburu hahaha ngapain juga aku konyol seperti itu diwaktu itu.
"Put, udah lama aku gak liat hamparan kebun teh" kata Roy sambil mengendarai sepeda.
"Iya Roy aku juga sama"
"Kata Aji, Angel dan Satria akan kesini"
"Mau ngapain mereka?"
"Gak tau mungkin mau lihat kita bahagia"
"Hehe kamu ini ada-ada saja, selama mereka tidak berbuat hal-hal aneh aku bakalan tenang saja kok"
Sepeda Roy berhenti membuat Puteri kebingungan. "Kenapa berhenti?" Tanya Puteri.
"Enggak aku cuman berhenti aja soalnya capek kalo gowes sepeda mulu" ucap Roy sambil mengusap keningnya dengan tangannya.
"Aduu kasian kamu"
Lalu Puteri mengeluarkan sapu tangan dan mengusap ke wajah Roy. Roy tersenyum kemudian menggenggam tangan Puteri.
"Aduuhh tangan aku Roy lepasin Nanti diliat orang gimana?"
"Biarin"
"Ishh kamu mah lepasin!" Gertak Puteri dan Roy langsung melepaskan genggam tangan tersebut. Puteri cemberut sambil mengusap tangannya yang sakit karena digenggam oleh Roy terlalu keras.
"Kamu kalo lagi ngambek lucu deh" kata Roy sambil mencubit pipi Puteri.
"Awww sakit"
"Puteri" ucap Roy mengisyaratkan menunjuk kearah pipinya. "Cium"
"Hmmm mau banget"
"Maulah kan selama ini kamu gak pernah cium aku"
"Hmmm lebay"
Puteri melihat ke sekitar kebun teh berharap tidak ada orang yang liat. Lalu mulut Puteri mencium pipi Roy hingga membuat pria itu tersenyum meledak-ledak.
"Tuh udah"
"Kamu mau terbang?"
"Hmmm kalo ada baling-baling bambu"
"Enggak dengan itu"
Roy menangkap tubuh Puteri lalu berputar. Puteri merasakan jika dirinya terbang walau digendong oleh Roy dari bawah. Kebahagiaan ini sungguh tidak dapat dibendung oleh kami berdua, Kami berdua terlalu bahagia Sehingga melupakan kesedihan kami sendiri.
"Roy aku cinta kamu!" Teriak Puteri saking bahagianya dan tidak terlihat pula ikut melihat mereka berdua. Salma, Geulis, dan juga natasha.
"Moga saja mereka bahagia" -Natasha.
"Kakakku pantas mendapatkan wanita seperti puteri" -Salma.
"Iya mereka berdua cocwit" -geulis.
"Kamu ini ada-ada aja geulis" -Natasha
Roy menurunkan Puteri lalu mereka berpelukan sangat erat sekali. Hingga salah seorang meniup peluit, menganggu kemesraan mereka. Orang itu tak lain adalah Aji.
"Kak Aji!"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Last but nothing Last
RomanceMawar biru yang telah Roy berikan kepada Natasha, cinta pertamanya. Justru terbakar hangus oleh tragedi meledaknya bom bunuh diri di sebuah pantai. Roy terpisah dengan cinta pertamanya membuat hatinya sedih dan menjadi depresi akibat kejadian terseb...