Fight

207 9 1
                                    

Puteri sudah sembuh dan diperbolehkan untuk pulang. Roy mengantarkan puteri pulang kerumahnya. Sesampainya didepan halaman rumah Puteri, roy memapah puteri sampai kedalam rumah.

"Makasih roy, sudah bantu aku selama ini".

"Gak usah terima kasih, gua malah seneng kalo berbuat baik sama orang". Ucap roy Dengan tersenyum.

Kemudian ibunda puteri datang, kemudian roy bangkit dan mencium punggung tangan ibunda puteri.

"Kamu pasti roy yang ada dipanti itu kan?". Tebak ibunda puteri dan roy mengangguk dengan senyum. "Syukurlah kau sudah sembuh, dan jangam bersedih lagi ya". Ibunda puteri Mengelus wajah roy dengan kedua tangannya membuat roy merindukan Elusan dari ibu kandungnya sendiri.

Andai saja ibu gua kayak gini? Pasti gua seneng banget.

"Mamah Aku mau kekamar". Pinta puteri dan roy menatapinya dengan singgap ingin membantu. "Gak usah roy biar aku saja sendirian lagian aku mau bicara sama mamah". Kata puteri.

Ibunda puteri memapah Puteri menuju kekamarnya. Roypun menghampiri mereka berdua dan serentak mereka menengok kebelakang.

"Bu, kalo gitu saya pamit dulu". Ucap roy menciumi punggung tangan ibunda puteri. "Puteri jaga diri kamu baik-baik Biar cepet sembuh".

"Iya roy, makasih udah diingetin". Roy melangkah dengan cepat menuju pintu depan rumah puteri.

Roy masuk kedalam mobilnya dan mulai menyalakan mesinnya untuk siap-siap berangkat. Roy masih teringat dengan kata yang diucapkan oleh puteri kemaren.

"Roy aku mau bilang sama kamu kalo satria itu suka sama aku".

Roy mengenggam erat sebuah surat yang ia temukan dibalik buket bunga pemberian Dari satria. Roy segera mengirimkan pesan kepada satria.

Roy : gua pengen ngomong sama lu. Kita ketemuan ditaman yang sepi, terserah ditaman mana nanti lu kirim alamatnya.

Tak lama aku melihat satria tengah mengetik pesan dariku, aku menunggunya dan pasti satria sudah sembuh seperti semula.

Satria : Taman topi.

Roy : oke gua kesana.

Satria : memangnya lu mau ngomong apaan?.

Roy : Ada deh pokoknya ketemuan di taman topi aja.

Satria : oke 👍.

***

Roy melangkah masuk kedalam taman topi yang lumayan sepi karena hari ini pasti mereka semua tengah beraktifitas dan tidak ada waktu Libur.

Roy melihat tengah duduk dibawah pohon Dan satria menghampiri diriku. Tiba-tiba saja roy mencengkram kerah bajuku.

"Maksud lo apaan?". Tanya roy dengan emosi dan satria nampak santai.

"Apa-apaan ini mau fight sama gua?". Tanya satria dengan tatapan menantangnya.

"Ini maksudnya apa?". Roy melemparkan kertas itu dimuka satria dan satria mengambil kertas itu kemudian membukanya

Puteri tengah berapa lama aku mengungkapkannya dan aku sudah menahannya lama sekali. Sebenernya aku suka sama kamu. Dan kamu mau jadi Pacar gua?.

"Emangnya napa? Lu cemburu?". Tanya dia dengan tatapan sinis. "Emangnya lu siapanya puteri?". Satria melemparkan Pertanyaan kembali.

"Mau tau? Gua itu Calon tunangannya Puteri". Jawab roy dengan lantang dan satria seakan tidak bisa berkata apa-apa lagi. "Kenapa? Kaget?". Tanya roy.

Satria menonjok pipi roy dengan tangannya hingga mengeluarkan darah. Namun roy tidak diam saja dia membalasnya denga menendang Perut Satria hingga cowok itu tergeletak lemah.

Roy mengehapus darah dari bibirnya agar tidak ketahuan oleh puteri jika dia terluka.

"Udah? Atau mau lagi?". Tanya roy dan satria tergeletak diatas lantai dengan memegang perutnya yang kesakitan. "Udah ah gua cabut dulu, Gws ya". Celetuk roy dengan menatap sinis.

Seseorang merekam kejadian itu dibalik dedaunan, ia kemudian mengirimkannya keputeri untuk dijadikan boomerang bagi Roy.

"Sekarang roy akan jadi miliku selamanya". Ucap Orang itu kemudian tersenyum menatap roy dari kejauhan.

***

"Siapa sih orang itu?".

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang