ibu koma

170 6 0
                                    

Ibu puteri mengalami koma setelah didiagnosa oleh dokter sontak membuat kami terkejut mendengar informasi tersebut. Bahkan ayah kami saja tidak percaya. Roy sekarang sudah sembuh dan kini sudah bisa pulang kerumahnya tapi entah kenapa dia ingin sekali berada disini?.

Aku dan roy duduk diluar ruangan ibu khususnya duduk diatas kursi penunggu.

"Puteri bagaimana jika kita menikah tanpa restu dari ibu kamu kan ibu kamu koma sementara pernikahan kita sudah mulai mendekat tinggal satu bulan kurang. Ayah dan ibu aku saja sudah tidak sabar ingin ketemu sama kamu puteri di pernikahan nanti". Ucap roy. Puteri  tidak tahu harus bagaimana saat ini pikirannya tertuju pada pikiran saat perjanjian ia dengan ibunya.

"Puteri, anakku berjanjilah. Jika kamu menikah harus mendapatkan restu dari ibu dahulu baru boleh nikah". Kata ibu dengan suara lemahnya sambil tiduran tegap diatas kasur. Puteri berada disampingnya menyimak Kata ibu.

Puteri mengenggam kedua tangan ibunya. "Iya ibu puteri janji puteri Akan menikah jika mendapatkan restu dari ibu".

"Janji adalah hutang". Kata ibu dengan kata tajamnya membuat aku mengangguk sekaligus tertawa karena tidak kuasa melihat Tawa.

Roy membunyikan jarinya membuat aku Tersentak kaget. "Ngelamun apaan sih? Kayaknya serius".

"Roy kalau Kita nikah tanpa restu dari ibu aku bisa gak?". Tanya putri dengan wajah mulai sedih.

"bisalah". Jawabnya dengan mantap. "Bukankah Aku sudah lamar kamu bahkan aku sudah bilang sama kamu. Bukankah ibu kamu sudah memperbolehkan kita untuk menikah?".

"Tapikan semua waktu pasti akan berubah begitu juga dengan ibu, Kalo kita gak mendapat restu dari ibu nanti rumah tangga kita gak barokah". Khawatir puteri berlebihan membuat roy tertawa untuk kesian kalinya. "kok ketawa emangnya aku badut?".

"Enggak aku cuman lucu aja, kamu ini Puteri khawatir banget sih kalo nanti kita tunggu ibu sadar nanti satu bulan ini kelewat nanti mau kapan kita nikahnya kalo begitu". Kata roy kemudian ia mengenggam kedua tangan puteri. "Ibu pasti Merestui hubungan kita jauh dari koma saat ini, kamu gak perlu takut dan jangan khawatir suatu saat ibu sadar dan melihat kita sudah berkeluarga". Lanjutnya. Puteri sudah mulai mereda emosinya kini yang ada dia hanyalah ketenangan dari dalam hatinya.

"Ohhh iya kapan kita menikahnya?". Tanya puteri kepada roy. Lalu ia membuka kalender di handphonenya.

"Tinggal dua puluh lima hari lagi Puteri". Kata roy setelah melihat kalender dihandphonenya.

"Cepet amat belom nanti resepsi dirumah aku".

*********

Diruangan ibu puteri yang cukup besar dan bisa dimanfaatkan untuk diskusi kerja terdapat ruangan semacam ruang tamu. Karena jika diluar malu karena menyangkut privacy hubungan roy dan puteri.

"Jadi bagaimana roy bisa menikah tanpa persetujuan dulu dari mamah puteri?". Tanya roy kepada semuanya.

"Menurut mamah kita tunggu mamah puteri sampai sadar terlebih dahulu. Yah mamah takutnya saja terjadi sesuatu jika Hubungan tanpa restu orang tua kan banyak disinetron". mendengar ucapan mamah kami semua menepuk jidat dan berdecak kesal.

"Aduuh mamah kok jadi nyambung kesinetron gini sih? Kan ini lagi serius". Bahkan saja suaminya emosinya hampir meledak dibuat begitu.

"yah kan maaf mamah gak tau". Mamah menutup mulutnya dan tidak mengeluarkan sepatah katapun setelah itu.

"Begini saja untuk pernikahan puteri dan roy itu kita jalankan saja sesuai dengan rencana yang kita sepakati urusan Restu mamah puteri Itu pasti sudah jelas kalian pasti direstukan". Jelas ayah puteri berbicara dengan penuh positif sehingga kami juga bisa berpikiran positif.

"Iya tuh apa kata ayah puteri, sudahlah abang rasa kalian sudah cocok dan abang gak sabar liat kalian diatas pelaminan". Celetuk ajhi membuat kami semua tertawa walau gak pelan karena mamah puteri sedang terbaring koma.

"kamu ini ada-ada saja". Kata ayah roy menyenggol lengan Ajhi yang tengah berdiri disebelahnya.

Roy mengenggam kedua tangan puteri dengan sangat erat sehingga ajhi yang melihatnya ikut iri.

"Kapan ya gua bisa kayak kalian berdua?". Gumam Ajhi.

"Makanya nikah jangan betah ngejomblo". Celetuk Puteri kepada johan dengan nada sedikit tinggi membuat kami semua tertawa mendengar celetuknya.

"Pedes amat kata-katanya Puteri, awas aja liatin nanti gua dapet cewek yang cantik dari lo". Kata ajhi menunjuk kearah puteri.

"Ohh iya? Palingan juga gak jauh berbeda dari aku". Sombong puteri.

"Sudah-sudah jangan berisik nanti kita dimarahin sama Dokter disini bagaimana?". ayah puteri meredam pertengkaran kami agar tidak membesar.

Tiba-tiba saja alat Monitor jantung berbunyi, dan kami liat Ibu puteri mengalami collapse lagi. Seketika roy keluar untuk memanggil dokter. Dokter kemudian datang beserta satu perawatnya kami semua keluar dari ruangan sambil duduk diatas kursi penunggu dengan rasa cemas dan khawatir.

**************

"Kebahagiaan itu gak harus mewah tapi liat lu senyum aja udah buat gua bahagia".
-Roy

Last but nothing LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang