Chapter 7

10.7K 387 13
                                    


Leon meletakkan piring berisi pancake dan segelas susu di atas meja makan. Walaupun seorang bartender, Leon juga tidak begitu buruk dalam memasak. Tak lama berselang, adiknya melangkah keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi dan berjalan sambil mengecek isi tasnya.

" Sudah kubuatkan sarapan ". Leon menarik salah satu kursi.

Lea mengecek arloji di tangan kirinya. " Masih ada 40 menit, sarapan dulu " Ujar Leon

Lea menarik kursi di seberang Leon tanpa mengatakan apa pun. Kakak beradik itu duduk berhadapan dengan keduanya yang sama-sama diam. Leon dan Lea sebenarnya tergolong kakak beradik yang akur, mereka jarang mempermasalahkan hal-hal sepele untuk diributkan, mungkin karena Leon yang sudah dewasa membuatnya lebih tahu bagaimana memperlakukan adik perempuannya terlebih setelah orangtua mereka meninggal dunia, Lea adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Lea menyuapkan potongan pancake ke mulutnya dan mengunyahnya dengan wajah tak bersemangat. " Kau masih marah padaku ? " Leon memecah keheningan dengan memulai pertanyaan. Lea menghela nafas pelan sebelum menjawab, " Aku sudah tidak marah "

" Tapi sikapmu menunjukkan hal itu "

" Aku hanya kesal "

" Baiklah.. aku minta maaf sudah membentak dan menyalahkanmu padahal itu semua karena aku yang membuatmu masuk kedalam masalahku. Tapi asal kau tau, aku seperti itu karena aku khawatir kau terlibat dengan pria itu, Dean bukan pria baik-baik "

Lea terdiam sejenak menatap kakaknya, " Dari mana kau tau Dean ? "

" Itu tidak penting. Mulai sekarang jangan pernah bertemu bahkan berurusan dengan pria itu lagi"

***

Sebelum mengantarkan Lea pulang ke rumah Bryan mengajaknya ke Cafe tempat dua sejoli itu biasa bertemu. Lea memfokuskan pandangannya ke wajah Bryan yang sedang duduk berhadapan dengannya. Bryan tersenyum menyadari gadisnya sedang memperhatikannya.

" Kau sangat merindukanku ya ? menatapku sampai tidak berkedip " Bryan terkekeh

Lea mendengus mendengar ucapan kekasihnya, " Percaya diri sekali " kemudian menggembungkan pipinya yang terlihat imut di mata Bryan.

Bryan yang gemas dengan tingkah kekasihnya pun mencubit hidung mancung Lea.

" Lingkaran hitam dibawah matamu itu membuatku salah fokus " Ucap Lea setelah menyingkirkan tangan Bryan dari hidungnya.

" Iya, akhir-akhir ini aku sedang banyak tugas dan aku harus lembur tiga hari belakangan ini " Ujar Bryan sebelum meminum ice coffee miliknya.

Setelah sampai di depan rumah dan membalas lambaian tangan Bryan, gadis itu melangkah masuk ke rumahnya. Setelah ia menutup pintu dan mendapati rumahnya dalam keadaan gelap, berarti kakaknya sedang bekerja. Dengan langkah gontai Lea menyalakan beberapa lampu sebelum masuk ke kamarnya.


***

Hai semua ...

Aku mau tanya nih, menurut kalian cerita ini terlalu kaku atau serius nggak ?

Jawab di komentar ya.. ^^

Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang