Malam belum terlalu larut tetapi Dean sudah menginjakkan kaki di rumahnya, tidak seperti biasanya. Setelah melepaskan jas dan juga dasinya, Dean melangkah ke kamar Lea yang ada dilantai dua seraya menggulung lengan kemejanya hingga sebatas siku.
Dean melihat Lea yang sedang duduk bersandar diranjang sambil membaca buku melalui celah pintu kamar Lea yang tidak tertutup rapat. Ketukan dipintu sebanyak tiga kali membuat Lea mengalihkan atensinya dari buku yang ia baca dan belum sempat ia menjawab seseorang yang tidak ia duga masuk ke kamarnya.
" Ada apa ? " Lea memperhatikan Dean yang sedang berjalan kearahnya kemudian duduk di tempat tidurnya
" Aku hanya ingin menyapa anakku "
Lea sedikit berjingkat kaget saat Dean tanpa permisi tiba-tiba mengarahkan tangannya untuk mengelus perut Lea yang masih tertutupi pakaian.
" Hai little Dean, kau baik-baik saja kan disana ? " Dean bermonolog seraya mengelus perut Lea dengan gerakan yang terlihat kaku.
Lea tidak memberontak ataupun memarahi Dean, ia diam saja karena bagaimanapun Dean adalah ayah dari bayi yang dikandungnya dan setidaknya Dean meluangkan sedikit waktunya untuk darah dagingnya yang ada diperut Lea.
" Apa kau mabuk ? "
Dean terkekeh pelan mendengar pertanyaan Lea, " Aku melakukan ini dalam keadaan sadar " Jawab Dean setelah menghentikan usapannya di perut Lea.
Sebenarnya Lea memang tidak mencium aroma alkohol dari mulut Dean walaupun jarak mereka yang cukup dekat namun perlakuan Dean yang tiba-tiba membuat Lea bertanya-tanya.
" Tadi pagi kau pulang ke rumah ? " Tanya Dean
" Ya, aku pergi pagi-pagi sekali "
Setelah mendengar jawaban Lea, Dean berdiri dan apa yang dilakukan Dean membuat Lea mematung untuk beberapa detik, Dean mencium kening Lea kemudian mengusap pelan puncak kepala Lea.
" Selamat tidur " Dean berkata dengan santainya kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar Lea.
Lea masih terhenyak dengan apa yang baru saja dilakukan Dean, pria itu benar-benar tidak terduga.
***
Lea menutup mulutnya dengan tangan kanannya dan melangkahkan sepasang kaki kecilnya dengan cepat menuju kamar mandi lalu berusaha mengeluarkan isi perutnya yang belum terisi apapun. Lea tampak meringis setelah mengeluarkan isi perutnya yang hanya berupa cairan kemudian berkumur dan membasuh wajahnya, ia melihat pantulan dirinya dicermin dan memperhatikan wajahnya yang tampak pucat.
Rasa mual mengawali pagi Lea hari ini. Ia duduk lemas diatas ranjang setelah kembali dari kamar mandi. Beberapa menit kemudian Lea beranjak saat dirinya merasa sudah lebih baik dan dengan langkah pelan ia berjalan menuju dapur.
Lea mendapati Dean yang sedang berkutat di dapur entah apa yang sedang ia lakukan, Lea tidak begitu memperhatikan.
" Kau sudah bangun ? " Tanya Dean ketika ia mendapati Lea tidak jauh dari tempatnya berdiri.
' Menurutmu bagaimana ? Jelas-jelas aku sudah bangun kenapa masih bertanya ' Ingin sekali Lea menjawab seperti itu tetapi ia sedang malas untuk berbicara alhasil ia hanya mengendikkan bahu sebagai jawaban.
" Aku sudah membuatkan susu untukmu ". Lea melirik Dean yang baru saja selesai mengaduk susu.
" Tidak perlu repot-repot aku bisa melakukannya sendiri "
" Duduklah, aku juga sudah selesai meyiapkan buah segar untukmu "
' Ternyata ia berkutat di dapur untuk menyiapkan semua ini ' Batin Lea
Lea menatap potongan buah segar di tangan kanan Dean dan segelas susu di tangan kiri Dean dan berakhir menatap Dean secara bergantian, ia mendengus kesal kemudian mengikuti perintah Dean yang menyuruhnya untuk duduk di ruang makan.
Segelas susu yang baru Lea minum satu teguk langsung ia kembalikan lagi diatas meja dan buru-buru menutup mulutnya dengan tangan kanan.
" Tidak enak ? " Tanya Dean yang sedari tadi memperhatikan Lea.
Lea menggeleng, " Aku mual "
" Tidak usah diminum, makan saja buahnya "
Lea menghirup napas dalam dan menghembuskannya perlahan kemudian diam selama beberapa detik menunggu rasa mual diperutnya kian membaik. Setelah merasa lebih baik Lea memasukkan potongan buah lalu mengunyahnya perlahan.
" Apa kau ingin ke rumah lagi ? "
Lea yang sedang mengunyah potongan alpukat kemudian menatap Dean yang juga sedang menatapnya.
" Tentu saja, rasanya kapanpun aku ingin ke rumah "
" Besok setelah aku pulang kita ke rumahmu. Bagaimana ? "
" Benarkah ? " Mata Lea tampak berbinar, kentara sekali jika ia sangat antusias
Dean mengangguk dengan ekspresi wajahnya yang datar. " Tentu saja aku mau ", Ucap Lea.
Lea melanjutkan makannya dan beberapa detik setelahnya ia berhenti mengunyah ketika menyadari sesuatu. " Tunggu, tadi kau bilang- " Lea menjeda kalimatnya dan Dean menatapnya menunggu kata selanjutnya
" Tadi kau bilang kita ke rumahmu, maksudnya kau juga akan ke rumahku ? " Tanya Lea yang sedikit member penekanan pada kata 'kita'
Dean mengendikkan bahu, " Memangnya kenapa ? Ada yang salah ? "
Lea menggeleng pelan, " Tidak, aku hanya memastikan " Lea menjawabnya dengan canggung.
' Kenapa dia tiba-tiba bersikap begini ? Aneh sekali ' Batin Lea
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
عاطفيةBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...