Dering ponsel berbunyi setelah dua puluh menit Lea memejamkan mata dan masih dalam posisi meringkuk di atas tempat tidurnya. Ia tidak tertidur, namun hanya sekedar memejamkan mata serta membiarkan otaknya sibuk dengan berbagai pikiran. Lea membuka matanya lalu meraih ponselnya yang berada di meja nakas. Tertera nama Siena dilayar ponselnya. Lea mendengus pelan sebelum mengangkat telfonnya.
" Kau dimana ? " Tanya Siena tanpa berbasa-basi
" Di rumah "
" Semalam kau bagaimana setelah aku pergi ? "
Lea menghela nafasnya pelan dan terdiam beberapa saat. Siena yang tidak mendengar jawaban apapun bertanya lagi, " Apa ada sesuatu ? " Tanya Siena pelan dan terselip rasa kekhawatiran didalamnya.
Cerita singkat mengenai pertemuannya dengan Dean semalam Lea katakan kepada Siena.
" Sebentar, aku akan ke rumahmu sekarang. Kita bicarakan lagi di sana " Potong Siena sebelum Lea menyelesaikan kalimatnya.
" Jangan, kakakku sebentar lagi pulang. Aku khawatir ia akan mendengar pembicaraan kita "
" Kalau begitu kita bertemu di tempat biasanya "
Lea menyetujui ajakan Siena untuk bertemu lalu meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. Kakinya melangkah ke almari yang berada tidak jauh dari tempat tidurnya kemudian mengambil pakaian. Mengganti pakaian di depan kaca adalah kebiasaan Lea, namun baru saja ia melepaskan kaos kebesarannya, gerakannya terhenti tiba-tiba. Bercak berwarna merah keunguan menghiasi lehernya, membuat matanya fokus pada titik tersebut. Ia tidak bodoh untuk mengetahui apa yang ada dilehernya. Lea mendengus kesal dan cepat-cepat mengganti pakaiannya. Rambut hitamnya yang cukup panjang dibiarkan tergerai dan disisihkan ke bagian kanan lehernya untuk menutupi bercak keunguan tersebut.
***
Dean menghentikan mobilnya di depan kafe tempat Lea bekerja. Ia datang seorang diri, tanpa didampingi sekretaris pribadinya. Hal yang sangat jarang dilakukan Dean. Kakinya melangkah lebar memasuki kafe itu. Dean mengarahkan pandangannya kesegala arah. Beberapa pengunjung wanita memperhatikannya dengan tatapan terpukau. Ia bertanya kepada salah satu karyawan kafe disana. Helaan nafas kasar terdengar ketika karyawan tersebut mengatakan jika Lea tidak masuk hari ini.
Pria dengan setelan jas hitam formal itu kemudian merogoh ponselnya dan meminta sekretaris pribadinya untuk mencari tahu tentang Lea. Setelah beberapa saat Dean berlalu dari kafe itu seraya memasukkan ponselnya kedalam saku. Ia bergegas pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
***
Dengan mata berbinar dan tangan yang bersedekap diatas meja, Siena memperhartikan pebicaraan Lea dengan seksama. Siena merasa bersalah, ia berfikir jika dirinyalah akar dari kejadian tadi malam. Siena menghirup nafas dalam lalu mengeluarkannya perlahan, ia menggigit bibirnya sebelum mengatakan sesuatu.
" Begini, aku harap ini bisa menjadi solusi.. "
Lea mengalihkan pandangannya dari meja beralih ke Siena yang duduk dihadapannya
Siena mendekatkan kepalanya kearah telinga Lea, kemudian membisikkan sesuatu kepada sahabatnya. Lea mengernyitkan alisnya dan menatap Siena bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...