Note : Cerita ini nggak aku baca ulang jadi maaf kalau masih ada beberapa typo
Sinar matahari mulai merangsak masuk ke kamar Lea melalui ventilasi kecil diruangan itu namun perempuan didalamnya masih terpejam. Tidak lama kemudian, perempuan itu merasa terusik ditengah tidurnya yang masih terlelap. Usakan lembut dipuncak kepalanya dapat ia rasakan dan membuatnya bergerak pelan karena tidak nyaman.
Lea perlahan membuka matanya dan menajamkan penglihatannya yang masih sedikit kabur dan apa yang ada dihadapannya membuat perempuan itu tersentak secara tiba-tiba. Dean yang sedang duduk ditepi ranjangnya dan mengusak rambutnya lembut serta tatapan mata Dean yang menatapnya intens adalah hal pertama yang Lea lihat saat bangun tidur pagi ini. Dean tersenyum tipis melihat Lea yang tampak terkejut. Lea lantas memundurkan tubuhnya yang masih dalam posisi berbaring miring dan matanya masih menatap pria dihadapannya.
" Sudah berapa lama kau disini ? " Lea mendudukkan tubuhnya lalu menyandarkan punggungnya pada dinding.
" Tiga puluh menit yang lalu "
" Apa yang kau lakukan ? " Lea masih duduk bersandar dan menarik selimut sebatas perutnya
" Memperhatikan wajahmu saat tidur, dan menjemputmu tentu saja. " Lea mendengus mendengar jawaban Dean.
Pada akhirnya Lea memang bersedia untuk kembali bersama Dean namun perempuan itu meminta waktu satu hari saja untuk membiarkannya tidur dirumah peninggalan orangtuanya dan menyuruh Dean untuk menjemputnya esok hari walaupun Dean memintanya untuk ikut dengannya saat itu juga.
" Bagaimana kau bisa masuk ? " Tanya Lea seraya beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Kepala Dean bergerak mengikuti kemana istrinya melangkah.
" Kakakmu yang mengijinkan " Dean tersenyum penuh kemenangan melihat reaksi Lea yang tampak menghela napas kasar.
Raut bahagia terlihat jelas diwajah Dean, juga seulas senyum terpatri dibibirnya ketika melihat Lea, istrinya.
" Sesenang itu ? " Leon datang sambil membawa secangkir kopi ditangan kanannya lalu menarik kursi diseberang Dean. Ia melihat pria itu terus tersenyum ketika memperhatikan adiknya.
" Tentu saja " Jawab Dean dengan mantap.
Leon dan adik iparnya sedang duduk bersebrangan sambil menunggu Lea untuk sarapan bersama, bahkan Leon tidak sepenuh hati untuk menyebut Dean sebagai adik iparnya.
" Jangan sampai kau menyakitinya dan mengecewakannya " Tukas Leon tajam.
Dean tersenyum remeh, " Kau tidak perlu khawatir, aku bahkan akan membuatnya menangis. Menangis karena bahagia. " Ujar Dean yakin.
Leon terkekeh geli mendengar kepercayaan diri Dean yang setinggi langit, " Sialan, kau percaya diri sekali. " Dean tertawa renyah mendengar ucapan Leon.
" Tapi orang yang kau sebut sialan ini adalah suami dari adikmu dan juga aku adalah adik iparmu " Ujar Dean diakhiri tawa dalam akhir kalimatnya, pria itu lalu menyesap secangkir tehnya.
" Memang benar, tapi sulit untuk menganggapmu begitu " Leon tertawa disela kalimatnya.
***
Usaha Dean selama ini ternyata berbuah manis terbukti dengan Lea yang akhirnya mau menerima ajakannya untuk kembali bersama. Tentunya rasa bahagia tidak terbendung dalam diri hingga ia terlihat banyak tersenyum terlebih saat bersama Lea.
" Jangan terlalu banyak tersenyum, kau jadi tampak aneh dan menakutkan " Ucap Lea saat mobil Dean mulai memasuki halaman rumah besar milik pria itu.
" Tapi alasan dibalik itu adalah dirimu " Terdengar gombal tapi sebenarnya Dean serius dan Lea mengalihkan pandangannya kejendela disampingnya.
Mobil Dean berhenti dan sebelum Lea turun, Dean sudah lebih dulu turun dan membukakan pintu untuk istrinya.
Setelah keduanya sudah turun dari mobil Dean menggandeng tangan kanan Lea namun perempuan itu tidak membalas genggaman tangannya sehingga Dean menautkan jemarinya dengan jemari Lea. Perempuan itu bukan menolak, namun masih mencoba meyakinkan hatinya walau sebenarnya ia pun juga menyukai Dean.
Dean berjalan menuju pintu utama dan raut wajahnya sangat jelas menampakkan kebahagiaan dan juga tangannya yang masih menggenggam erat tangan Lea membawa perempuan yang berstatus sebagai istrinya itu kedalam rumahnya yang sangat besar dan megah.
Dan ternyata kedatangannya Lea dan Dean langsung disambut hangat oleh Sarah, ibu kandung Dean. Sarah langsung memeluk Lea erat dan Dean turut senang melihat ibunya yang juga tampak bahagia dengan kembalinya Lea.
" Aku senang sekali kau akhirnya kembali " Pelukan mereka terlepas, Sarah mengusap puncak kepala Lea lembut, kentara sekali jika Sarah sangat menyayangi Lea dan Lea hanya tersenyum lebar sebagai tanggapan, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Malam hari di kediaman pribadi keluarga Ashton, suara dentingan alat makan terdengar begitu nyaring di ruang makan dan suasana ini terasa dejavu bagi Lea. Mengingatkannya pada waktu dimana ia makan malam dengan keluarga ini tetapi saat itu statusnya adalah pengantin pengganti tetapi saat ini ia duduk sebagai bagian dari keluarga ini dan sebagai istri Dean. Istri yang sangat dicintai oleh pria itu.
Bahkan William Ashton, ayah kandung Dean yang memiliki kesibukan yang sangat padat dan jarang berkumpul bersama dengan keluarganya menyempatkan waktunya disela-sela kesibukan untuk makan malam bersama.
Lagi, Dean diam-diam tersenyum, bukan hanya karena perempuan yang sangat dicintainya ada disampingnya tetapi juga kebersamaan keluarganya yang jarang sekali terjadi. Dan dia sangat bersyukur akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...