Lea perlahan membuka matanya ketika cahaya matahari mulai memasuki sebuah kamar. Lea memijat pelipisnya pelan, kepalanya masih terasa sedikit pening. Matanya memperhatikan ruangan yang sedang ia tempati saat ini tetapi terasa sangat asing. Ia hendak bangun dan selimut yang ia gunakan turun sebatas perut, ia terkejut mendapati tubuh bagian atasnya tidak tertutupi sehelai benang pun, ia lalu menyingkap selimut tersebut dan baru menyadari jika ia sama sekali tidak menggunakan pakaian. Lea menoleh kesamping dan ia memekik kencang mendapati Dean tengah tertidur disebelahnya dengan bertelanjang dada. Namun pria itu tetap terlelap dan tidak sedikitpun membuka mata karena teriakan Lea.
Pekikan Lea membuat seorang wanita membuka pintu kamar Dean. Wanita itu adalah Sarah, ibu Dean. Sarah sangat terkejut mendapati Lea di kamar tidur anaknya, terlebih ia tahu jika Lea tidak memakai apapun dibalik selimutnya. Sarah tahu bagaimana kelakuan brengsek anaknya. Namun, baru kali ini Sarah mendapati wanita yang berteriak kaget setelah ditiduri Dean. Berteriak kaget, bukan berteriak karena hal yang lain.
Sarah tersenyum setelah beberapa saat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia menutup pintu kemudian pergi. Entalah, ia setuju jika Dean bersama Lea, putri sahabatnya. Lea tidak percaya ketika melihat Sarah tersenyum kearahnya. Seorang ibu yang malah tersenyum senang ketika mendapati anaknya meniduri seorang gadis. Oh tidak, bahkan ia bukan lagi seorang gadis sekarang. Pernyataan itu membuat dada Lea terasa sesak, air matanya mengalir deras. Ia adalah perempuan dengan prinsip still virgin till married. Namun, pria brengsek disebelahnya yang merenggut itu semua. Seandainya saja tadi malam ia menolak tantangan Dean tanpa mempedulikan pria itu meremehkannya, seandainya saja ia langsung pergi setelah Dean datang, seandainya saja ia tidak datang ke club tadi malam. Berbagai kata seandainya berputar-putar diotaknya, namun itu semua sudah terjadi.
Lea beranjak bangun dari tempat tidur dan berjalan mengambil pakaiannya yang terbuang sembarang diatas lantai. Sesekali ia meringis sakit merasakan bagian bawahnya yang terasa perih. Ia segera memakai pakaiannya dan bergegas keluar tanpa mempedulikan Dean yang masih terlelap maupun Sarah yang mungkin saja masih berada di rumah itu.
***
Dean mulai terbangun dari tidurnya setelah satu jam yang lalu Lea pergi tanpa sepengetahuannya. Ia mengingat-ngingat kejadian semalam. Dean menghela nafas kasar diikuti rasa bersalah setelah menyadari jika dirinya meniduri Lea tadi malam. Ini adalah pertama kalinya ia meniduri perempuan seusia Lea yang menurutnya masih remaja, karena ia hanya melakukannya dengan wanita dewasa. Ia harus menemui Lea untuk meminta maaf, begitulah pikir Dean.
" Sejak kapan ibu berada disini ? "
Sarah berbalik dan mendapati anaknya yang sudah berpakaian rapi. " Sejak tadi pagi. Kau memiliki hubungan apa dengan Lea ? "
" Lea ? "
Sarah tertawa kecil, " Tidak usah pura-pura tidak tahu. Aku sudah melihatnya."
" Dimana dia sekarang ? "
" Bukannya dia bersamamu ? " Sarah mengernyit
" Aku tidak menemukan siapapun ketika aku bangun "
***
Lea membuka pintu rumahnya dan berjalan menuju kamarnya. Suara debaman pintu terdengar ketika Lea menutup pintu kamarnya kasar. Ia lalu melangkah ke kamar mandi dan membiarkan air mengguyur seluruh tubuhnya.
Lea keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk kecil tersampir dipundak kirinya setelah ia selesai memakai calana panjang dan kaos kebesaran miliknya. Langkahnya terhenti saat melewati pigura besar berisi ratusan foto yang membentuk wajahnya yang merupakan hadiah ulang tahun dari Bryan. Ia menoleh dan memperhatikan foto itu sesaat, rasa bersalah muncul seiring ingatannya bersama Bryan terputar diotaknya, kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk berjalan menuju tempat tidurnya dan memilih mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...