Chapter 17

8K 297 4
                                    

Tiga puluh menit yang lalu Lea baru saja pulang kerja, ia berjalan keluar dari kamarnya dengan langkah lunglai menuju dapur. Ia memutuskan untuk melupakan kejadian tiga hari yang lalu walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya sangat terluka karena harga dirinya dianggap remeh. Saat bertemu Bryan ia menjadi tidak banyak bicara tidak seperi biasanya, ucapan ' tidak apa-apa ' disertai senyum yang terlihat meyakinkan selalu menjadi jawaban ketika pertanyaan ' kenapa ' terlontar dari mulut Bryan.

Lea mengambil satu botol air mineral dingin dari dalam kulkas kemudian meneguknya hingga tersisa setengah. Ia beranjak dari dapur lalu menuju ruang tengah saat Leon memanggilnya.

" Tadi ada seseorang yang memberimu ini " Ucap Leon seraya memberikan sesuatu kepada Lea.

Lea mengernyit bingung melihat sebuah kotak berukuran kecil yang diberikan kakaknya. " Siapa ? "

Leon mengendikan bahu, " Dia bilang teman ibu, namanya Sarah "

Lea tidak bergeming di tempatnya, ia masih berpikir untuk apa Sarah memberikan ini kepadanya

" Aku pergi dulu " Leon menyambar jaketnya dan membawa kunci mobil kemudian berjalan keluar rumah

Lea hanya mengangguk pelan tanpa berkata apapun.

***

Lea duduk bersila diatas tempat tidurnya dan hendak membuka kotak kecil pemberian Sarah. Kotak kecil itu perlahan dibuka. Di dalamnya terdapat sebuah kotak lagi tetapi lebih mirip tempat cincin. Lea mengernyit heran ketika mendapati sebuah cincin dengan mutiara diatasnya, cincin itu sangat cantik. Ia menemukan note kecil di dalam kotak sebelumnya bertuliskan ' Menikahlah dengan Dean '. 

Lea mendengus malas, " Apa-apaan ini ?! " batinnya.

Ia membereskan kotak itu beserta isinya lalu meletakkannya di atas meja nakas samping tempat tidurnya lalu membaringkan tubuh dan menarik selimut sampai sebatas dada, bersiap untuk tidur. Besok, ia akan mengembalikan kotak itu kepada Sarah.

Apa yang sebenarnya Sarah pikirkan ? Pernikahan bukanlah sebuah lelucon ataupun hal main-main. Tetapi dengan seenaknya Sarah menyuruh Lea untuk menikah dengan anaknya. Jika alasan Sarah karena Lea adalah putri sahabatnya, maka sama saja itu adalah perjodohan. Dan Lea sama sekali tidak menyukai hal tersebut, pikir Lea yang sedang memejamkan matanya.

***

Lea melangkah tergesa menuju mansion Sarah, ia bahkan mengambil shift sore hanya untuk mengembalikan cincin ini. Ia berhenti didepan gerbang lalu memencet tombol di intercom untuk menghubungi Sarah agar bisa masuk. Penjaga pintu membukakan gerbang untuk Lea setelah ia selesai melakukan panggilan dengan Sarah melalui intercom.

 Dean yang baru saja keluar dari pintu utama sempat tertegun sejenak melihat Lea ke mansion ibunya sepagi ini.

Dean menghentikan langkahnya dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana lalu beralih menatap Lea yang masih berjalan kearahnya. Sebenarnya Lea ingin menghiraukan Dean, ia sangat membenci pria itu. Tetapi Dean baru saja memanggilnya, membuat Lea menghentikan langkah kakinya dan menoleh menatap Dean.

" Aku ingin bertemu ibumu " Ucap Lea tanpa basa-basi

" Ada urusan apa kau bertemu ibuku ? "

Lea mendengus pelan dan tidak menjawab pertanyaan Dean, lalu mengambil kotak itu dari dalam tas selempangnya. Alisnya mengkerut ketika benda itu tidak kunjung ditemukan. Lea mengambil ponselnya kemudian membalikkan tasnya dan mengguncangnya pelan, membuat semua isi tas itu jatuh termasuk kotak kecil berisi cincin yang ia cari sedari tadi.

Sebuah benda berbentuk tabung kecil transparan yang berisi beberapa pil membuat fokus Dean teralihkan. Dean mengambil benda itu dan menatapnya sejenak. Pil kontrasepsi.

Pil itu adalah solusi yang diberikan Siena beberapa hari yang lalu, namun Lea masih ragu untuk mengonsumsinya.

" Kau minum pil ini ? " Tanya Dean dengan nada suara lebih tinggi dari sebelumnya

Lea yang sedang membereskan isi tasnya mendongak, ia langsung merebut pil itu dari tangan Dean. " Bukan urusanmu " Jawabnya

" Aku hanya ingin mengembalikan ini " Ucap Lea seraya memberikan kotak kecil berisi cincin kepada Dean.

Lea langsung melenggang pergi setelah mengatakan itu, namun baru beberapa langkah ia berjalan Dean berkata, " Maafkan aku untuk kejadi- "

Lea berhenti sejenak lalu mengatakan, " Lupakan. Anggap hal itu tidak pernah terjadi " Lea memotong ucapan Dean cepat. Lea sangat membenci mengingat hal itu, ia memilih untuk melupakannya.

Dean mengumpat dalam hati melihat tingkah Lea. Ini adalah pertama kalinya ia meminta maaf kepada wanita setelah ia menidurinya. Karena wanita lainnya selalu datang kepada Dean, bukan sebaliknya. 

Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang