Chapter 1

15.6K 548 4
                                    

Seorang wanita dengan gaun pengantin putih tulang yang menjuntai di bagian belakang  mematut diri di depan cermin besar, wanita itu terlihat sangat menawan. Wajahnya cantik dan berseri. Wanita itu adalah Selia, calon istri Dean.

Selia tersenyum menatap dirinya dari pantulan cermin dan seolah berkata bahwa ia sangat cantik dengan gaun pengantin yang ia pakai. Dia terlarut dalam pesona dirinya sendiri, hingga tak berapa lama kemudian terjadi keributan di luar ruangan. Selia bergegas keluar dan melihat keributan apa yang terjadi. Selia terkejut bukan main, jari-jari tangannya terkepal erat. Selia diam membeku ditempatnya saat melihat seorang wanita hamil meminta pertanggung jawaban Dean, calon suaminya, bahwa janin di dalam rahimnya adalah darah daging Dean.

Selia terdiam, seolah dunia runtuh dan dijatuhkan diatas punggungnya. Ia menggeleng pelan tak percaya, air matanya meleleh dan mengalir membasahi pipi, tangisnya pecah, tak peduli lagi dengan riasan wajahnya yang sempurna menjadi luntur.

Dean menatap Selia yang kini tengah berderai air mata. Dean bingung harus bagaimana dan dari mana ia menjelaskan kekacauan yang telah ia buat kepada Selia, wanita yang akan ia nikahi. Selia adalah wanita yang paling Dean cintai diantara para wanitanya, namun bukan berarti bahwa Selia adalah satu-satunya gadis yang mengisi relung hatinya. Tanpa Selia ketahui, dia harus berbagi dengan wanita lain untuk mengisi relung hati Dean. Dean memang brengsek, dia tidak mau melepas para wanitanya hanya untuk satu wanita, yaitu Selia. Dean terlalu serakah. Kekayaan dan Kekuasaan yang ia miliki membuatnya suka bermain wanita.

' PLAKK !!! '

Selia menampar pipi kanan Dean keras hingga menimbulkan bekas kemerahan telapak tangannya. 

Dean masih diam ditempatnya dan memperhatikan apa yang akan diperbuat Selia kepada dirinya.

" Kauu.... ". Selia mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Dean.

" BRENGSEK !!! ". Kemudian mendorong dada bidang Dean hingga hampir jatuh ke belakang dan pergi meninggalkan acara pernikahannya.

Dean mengusap wajahnya frustasi, pengantinnya  telah pergi meninggalkannya dengan kemarahan luar biasa karena kesalahan yang ia ciptakan.

Dean memandang Jenny yang berada di sampingnya, wanita yang mengaku dihamili Dean.

Dean geram, ia menatap manik mata Jenny tajam, tangannya terkepal erat menahan amarah.

" Pria yang menidurimu bukan hanya aku ! kenapa kau begitu yakin jika janin itu adalah anakku ?! "

" Kaulah yang terakhir meniduriku. aku tidak tidur dengan lelaki manapun setelah kau meniduriku malam itu ! ". Jenny bersikeras.

" Itu pasti hanya bualanmu ! wanita murahan sepertimu ditiduri banya lelaki ! ". Gejolak emosi menguasai diri Dean, namun ia masih punya hati untuk tidak meledakkan amarah pada wanita hamil di depannya.

" Lalu jika aku wanita murahan kenapa kau meniduriku ! " . Jenny tidak mau kalah.

" Kaulah yang menjebakku ! "



***

Dean mengusap wajahnya kasar, ia frustasi. Pengantinnya telah pergi, dan tentunya ia mengecewakan keluarga Selia serta mempermalukan keluarganya sendiri.

" Aku tidak peduli ! bagaimanapun caranya pernikahanmu harus tetap dilakukan! "
Ayah Dean berang dengan perbuatan anaknya.

" Tapi... ". Dean berharap ayahnya masih berbaik hati.

" Aku tidak peduli ! kau yang harus bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri ! "

Kemudian ayahnya pergi meninggalkan Dean dengan suara dentuman pintu yang cukup keras.

Disebelah kanannya, ada ibu Dean yang menggenggam tangan putranya dengan mata berkaca-kaca.

" Ayahmu benar, kau memang bersalah dan kau sendiri yang harus bertanggung jawab atas perbuatanmu. Carilah wanita pengganti Selia untuk berdiri diatas Altar, ibu yakin pasti tidak sulit bagimu untuk mendapatkannya." Ibu Dean berkata dengan lembut.

Dean mengangguk. Ia teringat dengan wanita di Kafe yang ia temui kemarin.









Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang