Chapter 19

7.9K 382 6
                                        

Boleh minta vote sebelum baca?

Nggak susah kok, tinggal pencet bintang disebelah kiri pojok bawah 


Happy reading 


Dua minggu berlalu. Lea melalui hari-harinya dengan tenang dan nyaman seperti biasa, setelah ia menolak ajakan Sarah untuk bertemu. Menghabiskan akhir pekan bersama Bryan yang sudah lama mereka lewatkan menjadi terasa sangat menyenangkan. Lea senang mendapatkan kebahagiannya kembali.

Lea tersenyum samar dan kakinya melangkah ringan menuju loker untuk meletakkan tas serta mengganti pakaiannya. Ia merasa senang hari ini, seperti tidak ada beban. Siena masuk ketika Lea baru saja menutup lokernya. Derap langkah kaki Siena membuat Lea yang sudah selesai mengganti pakaiannya itu menoleh kearahnya.

" Kau tampak bahagia hari ini " Siena memandang Lea dengan tatapan heran.

Lea hanya mengendikkan bahu dan tersenyum tipis. " Entahlah " Jawabnya, lalu melesat pergi meninggalkan Siena yang masih memandangnya dengan tatapan heran.

Jam bekerja sudah selesai dan beberapa karyawan sudah pulang. Siena menghampiri Lea yang sudah lebih dulu masuk kedalam untuk beristirahat sejenak.

Siena mengambil ponselnya dari dalam loker lalu menatap Lea yang sedang membereskan pakaiannya. " Hei, tadi malam kenapa tidak membalas pesanku ? ". Siena terkadang bertanya mengenai hubungannya dengan pacarnya kepada Lea untuk meminta saran dan sebagainya.

" Oh, aku sudah tidur saat kau mengirim pesan padaku. Akhir-akhir ini aku mudah sekali lelah, beberapa hari yang lalu aku juga merasa mual, sepertinya aku harus membeli vitamin agar tidak sakit " Siena manggut-manggut mendengar penjelasan Lea.

" Perutmu sakit ? " Tanya Lea saat melihat temannya itu meringis kecil sambil memegangi perutnya.

Siena mengangguk, " Aku sedang pms ".

" Aku bahkan belum. Biasanya waktu pms kita sama "

" Kau telat berapa hari ? " Tanya Siena santai

Lea tampak berpikir, " Dua hari ".

Siena yang merasakan suasana yang santai mendadak menjadi tegang, ia terdiam mengulang ucapan Lea dipikirannya.

Temannya itu menjadi mudah lelah, mual, dan telat mens dua hari. Terlebih Lea sudah melakukan itu dengan Dean.

" Obat yang kuberikan waktu itu sudah kau minum kan ? " Siena bertanya dengan hati-hati

Lea diam sejenak dan mengingat-ingat obat apa yang dimaksud Siena. " Belum " Jawabnya santai.

Siena tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

" Aku takut terjadi sesuatu jika aku meminumnya, jadi tidak ku- " Mata Lea membola saat menyadari sesuatu dan mengerti apa maksud Siena.

***

Pukul delapan pagi Siena bergegas pergi ke rumah Lea. Ia sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada Lea. Raut wajah khawatir serta ketakutan tergambar jelas diwajah Lea saat ia menyadari hal buruk itu. Namun saat itu Lea langsung pergi begitu Bryan menelfonnya dan mengatakan sudah didepan untuk menjemputnya. Kekhawatiran Siena semakin menjadi-jadi ketika Lea tidak bisa dihubungi saat dirinya berulang kali menelfonnya.

Ketukan pintu sebanyak tiga kali membuat Leon muncul dari balik pintu. Siena langsung menanyakan apakah Lea ada dirumah dan Leon langsung menyuruhnya masuk karena ia akan pergi.

" Kalau Lea sudah bangun, suruh dia untuk segera sarapan. Aku sudah membuatkannya makanan " Ucap Leon kemudian segera pergi setelah Siena mengangguk mengerti.

Ini bukanlah pertama kalinya Siena datang ke rumah Lea, jadi ia sudah tahu dimana letak kamar sahabatnya itu.

Siena langsung berjalan menuju kamar Lea yang ternyata tidak dikunci, namun tidak ada seorangpun disana. Siena lalu melangkah menuju kamar mandi dan entah mengapa firasat buruk menghampirinya. Ia membuka pintu kamar mandi perlahan dan Siena sangat terkejut mendapati Lea yang terlihat sangat pucat dan tergeletak tidak berdaya di kamar mandi.

Siena segera masuk lalu menepuk-nepuk pipi Lea, mencoba membuat sahabatnya bangun namun Lea tidak bergerak sedikitpun. Siena kalang kabut saat menemukan tespeck dengan dua garis yang berada di dekat tubuh Lea. Ia menarik tubuh Lea dan memapahnya menuju tempat tidur lalu membaringkannya. Setelah bersusah payah membawa Lea ke tempat tidur Siena melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil tespeck dengan dua garis itu lalu menyimpannya. 

Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang