Chapter 21

7.8K 278 2
                                    

Sarah mendengarkan penjelasan dengan seksama dan sesekali manggut-manggut saat mendengar penuturan Siena tentang Lea. Mereka memutuskan untuk bertemu setelah Siena menelfon Sarah beberapa hari yang lalu. Obrolan Siena belum memasuki inti permasalahan dan itu membuat dirinya harap-harap cemas dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Setelah beberapa saat, Siena menelan ludahnya gugup dan menghirup nafas dalam lalu mengatakan, " Lea hamil ".

Hanya dua kata itu yang ia ucapkan dan hal itu membuat Sarah tersentak.

" Bisa kau ceritakan lebih jelas apa maksud ucapanmu tadi "

Siena menceritakan kronologis kejadian itu dari awal hingga akhir dan setelahnya ia hanya menunduk karena merasa sangat bersalah.

" Aku tidak tahu akan seperti apa jika aku ada diposisi Lea, tapi ini benar-benar sulit. Dia pasti merasa sangat tertekan, dia mengandung anak orang lain sedangkan dia juga sudah memiliki pacar. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dan aku harap kau bisa memberi solusi untuk Lea, maaf jika aku lancang tapi bagaimanapun Dean adalah putra anda dan ia terlibat dalam masalah ini "

" Sebenarnya aku pernah meminta Lea untuk menikah dengan Dean tapi itu semua tanpa sepengetahuan Dean, tapi keduanya sama-sama menolak "

" Kau tidak tahu ? " Tanya Sarah ketika menangkap raut terkejut diwajah Siena

Siena menggeleng, " Dia belum pernah menceritakan hal itu kepadaku. Tapi kenapa kau melakukan itu ? "

" Aku punya alasan untuk itu, dan aku yakin Lea adalah orang yang baik "

" Jadi bagaimana menurutmu jika aku meminta hal itu lagi pada Lea ? Karena sekarang keadaannya sudah berbeda " Tanya sarah seraya menopang dagunya


***


Cuaca terasa dingin karena guyuran hujan lebat sejak sore yang membuat Lea mengenakan sweater yang cukup tebal. Ia melangkah pelan menuju dapur untuk menyeduh secangkir coklat panas. Setelah serbuk coklat dan tambahan sedikit gula masuk ke dalam cangkir, Lea mengarahkan cangkirnya untuk diisi air panas dari dispenser disebelah kirinya.

Lea termenung memikirkan bagaimana nasib dan kehidupannya setelah ini, jujur ia benar-benar merasa sangat terbebani dengan apa yang dialaminya sekarang. Ia tidak berani mengatakannya pada Leon maupun Bryan.

" Auw !! "

PRANG !!

Suara pekikan Lea disusul bunyi pecahan gelas terdengar jelas oleh Leon yang sedang berada di ruang tengah.

Air panas dari dispenser mengenai tangan Lea yang sedang memegang gagang cangkir membuatnya sontak melepaskan cangkir tersebut dan terjatuh ke lantai.

Lea bergeas membersihkan kekacauan yang ia buat. Leon memperhatikan gerak-gerik adiknya belakangan ini yang tampak berbeda, ia bingung karena akhir-akhir ini Lea sering termenung dan tidak konsen ketika diajak bicara terlebih hal yang baru saja terjadi ini menguatkan dugaan Leon pasti ada sesuatu yang salah.

" Ada masalah ? Kau bisa meceritakannya padaku jika kau tidak keberatan " Ucap Leon setelah selesai membuat secangkir coklat panas untuk Lea lalu meletakkannya didepan Lea yang sedang duduk di ruang makan

" Tidak "

Leon tahu jika adiknya sedang berbohong, ia sudah mengurus Lea bertahun-tahun dan ia tahu betul bagaimana gelagat adiknya.

" Aku tidak bisa mengatakannya sekarang "

Leon mengangguk mengerti, ia paham jika adiknya belum mau untuk menceritakan masalahnya. " Ceritakan kepadaku jika kau sudah siap, aku akan mendengarnya kapan saja "

Lea memijat pelipisnya pelan lalu menghela nafas panjang setelah kakaknya meninggalkannya sendiri di ruang makan. Lea tidak tahu darimana ia akan memulai ketika bercerita kepada kakaknya dan Lea juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap Bryan.

Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang