2 bulan berlalu
Hubungan antara Dean dan Lea meningkat pesat. Dari awal, Dean lebih banyak dan lebih jelas menunjukkan rasa sukanya pada Lea baik melalui interaksi maupun perhatian kecil yang Dean tunjukkan pada istrinya tersebut. Sedangkan Lea memang lebih banyak diam dan tampak biasa saja, terkesan acuh tetapi sebenarnya Lea juga memiliki perasaan yang sama dengan Dean hanya saja dirinya memang tidak pandai dalam mengekspresikan suatu hal, termasuk rasa suka. Selain itu Lea juga meyakinkan dirinya dan mengamati Dean jika pria yang berstatus suaminya itu tulus atau hanyalah bualan semata.
Letupan-letupan bahagia dan rasa lega sekaligus senang muncul ketika Lea mengetahui jika Dean memang tulus menyukainya, bukan dari ucapan melainkan perbuatan Dean yang menunjukkan jika Dean memang bersungguh-sungguh menyukainya.
Sempat dihampiri kesedihan saat Dean melihat Lea yang tampak diam saja seolah tidak membalas perasaannya namun pria itu tidak protes maupun meminta lebih kepada Lea karena dengan perempuan itu yang mau kembali lagi bersamanya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia.
Langit masih gelap dan semburat cahaya matahari perlahan baru akan muncul, namun Dean sudah membuka lebar matanya dan sibuk memandangi perempuan dihadapannya yang sudah berhasil menjungkirbalikkan dunianya.
" Kau memang bukan yang pertama tetapi kau akan menjadi yang terakhir " Dean bergumam pelan dan tangannya terulur untuk mengusap lembut surai hitam legam Lea.
" Teruslah berada disisiku " Pria itu memberikan kecupan ringan didahi istrinya.
Lea bergerak pelan dan perlahan membuka matanya.
" Kau sudah bangun ? " Tanya Lea dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
Dean mengangguk pelan dan membawa Lea kedalam dekapan hangatnya, meletakkan dagunya dipuncak kepala istrinya.
" Kenapa tidak membangunkanku ? " Suara Lea sedikit teredam karena wajahnya berada didepan dada bidang Dean bahkan ia dapat mendengar detak jantung pria itu.
Dean hendak menjawab namun tertahan karena istrinya sedikit melonggarkan tautan mereka, "kau membuatku tidak bisa bernapas. " Lea berhasil melonggarkan dekapan Dean yang begitu erat lalu menatap suaminya yang tampak terkekeh geli karena tingkahnya barusan.
" Kau tidur sangat nyenyak tadi, aku tidak tega membangunkanmu " Dean merengkuh Lea untuk mendekapnya lagi, bahkan lebih erat.
" Hei, aku tidak bisa bernapas " Rengek Lea sambil memukul pelan dada Dean, pria itu terkikik geli mendengar rengekan istrinya lalu sedikit melonggarkan pelukannya.
" Biarkan seperti ini sebentar saja " Lea dan Dean saling menyamankan posisi masing-masing, masih berpelukan dan bergelung dibawah selimut tebal sembari menunggu sinar matahari menampakkan seluruh cahayanya.
***
Hidangan untuk sarapan sudah tersaji diatas meja dan Lea sudah duduk lebih dulu dan masih menunggu Dean untuk sarapan bersama. Tidak lama kemudian Dean datang dengan jas yang ia sampirkan pada lengan kanannya lalu mendudukkan diri didepan Lea. Perempuan itu memperhatikan suaminya yang sudah duduk dihadapannya, memeriksa jika ada sesuatu yang terlewat.
" Dimana dasimu ? " Tanya Lea setelah mengetahui sesuatu yang dilewatkan suaminya tersebut.
" Ini, pakaikan untukku " Dean menyerahkan dasi berwarna biru dongker itu pada istrinya.
Lea beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekat pada Dean yang masih duduk ditempatnya. Dean hendak berdiri namun Lea langsung menahan bahu lebar Dean membuat pria itu terduduk kembali dan sedikit mendongak untuk melihat wajah istrinya.
" Aku usahakan akan pulang cepat hari ini " Ujar Dean saat Lea tengah memakaikan dasinya dan Lea hanya mengangguk pelan seraya tersenyum manis, " Baguslah ."
" Selesai " Ucap Lea setelah merapikan kerah kemeja suaminya.
Dean menarik pinggang Lea mendekat lalu memeluknya dan menenggalamkan wajahnya yang berhadapan dengan perut Lea.
Lea terkekeh geli dengan tingkah Dean. " Kau bisa terlambat, ada meeting kan ? " Lea mengingatkan seraya mengelus pelan punggung suaminya.
Dean mendengus pelan sebelum berdiri, " Baiklah, aku pergi dulu. "
Sebelum pergi Dean mengecup kening Lea cukup lama. " Love you " Ucap Dean disela-sela senyum lebarnya.
Lea diam memperhatikan Dean sebelum berkata, " Love you too. "
Senyum Dean semakin merekah dan sebelum dirinya benar-benar pergi ia mencuri satu kecupan ringan dibibir istrinya, membuat wajah Lea sedikit memerah karena malu dan membuat Dean terkekeh geli. Dean merasa tidak pernah sebahagia ini sebelumnya dan ia berharap kebahagiaan ini dapat terus ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
Любовные романыBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...