Chapter 37

6K 264 4
                                    


Lea mengira jika dengan menyuruh Dean akan membuat pria itu benar-benar pergi dalam artian tidak akan kembali ternyata itu salah. Menyerah begitu saja dengan keadaan tidak ada dalam kamus kehidupan Dean dan Lea tidak tahu akan hal itu.

Setelah Lea mengusir Dean dan pria itu tidak kembali lagi membuat Lea senang namun entah mengapa ia juga merasa sedikit sedih karena itu berarti Dean tidak serius dengan ucapannya, tetapi tiga hari setelah Lea menyuruh Dean pergi pria itu justru kembali lagi kerumahnya dan sudah terhitung lima hari pria itu selalu datang.

Namun tidak dengan hari ini, Lea tidak melihat mobil Dean yang biasa terparkir didekat pagar rumahnya. Lea menutup kembali gorden rumahnya dan tersenyum kecut. Mungkin dia benar-benar sudah menyerah, batin Lea berkata demikian.

Dean selalu datang di tempat dan waktu yang sama dan Lea memilih mengunci diri didalam rumah atau pergi keluar sebelum Dean datang. Tiga dari lima kali kedatangannya Dean selalu mengetuk pintu rumah Lea dan mengatakan hal yang sama yaitu meminta maaf dan meminta Lea untuk kembali. Lea bahkan pernah meminta kakaknya untuk berbicara kepada Dean karena ia sudah tidak mau lagi berurusan dengan pria itu namun rupanya Dean memang keras kepala dan pantang menyerah.

Lea memutuskan untuk pergi entah kemana, ia berjalan keluar dari rumahnya namun seketika langkahnya terhenti didepan gerbang rumah saat melihat mobil yang ia tahu siapa orang didalamnya menghentikan mobilnya didekat rumah Lea.

Sempat tertegun sejenak, Lea langsung berjalan cepat dan sedikit berlari kecil tanpa mempedulikan Dean yang langsung keluar dari mobil ketika melihat Lea.

Dengan langkah lebar Dean berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Lea dan meraih lengan perempuan itu. Lea enggan untuk berhenti namun Dean mencengkeram lengannya kuat seakan ia tidak akan pernah bisa bertemu perempuan itu lagi.

" Lepaskan " Lea berbalik kearah Dean namun pandangannya menatap kearah lain.

" Lalu kau akan pergi begitu saja ? Tidak akan "

Lea beralih menatap Dean dan hatinya seperti tercubit melihat penampilan Dean. Kantung mata yang terlihat jelas, rambut-rambut tipis disekitar rahangnya dan juga rambut yang disisir seadanya membuat pria itu tampak berantakan.

" Jangan pergi "

Lea menghela napas kasar dan memejamkan matanya beberapa detik, " Kau hanya akan mengatakan hal yang sama kan ? "

Cengkraman Dean pada lengan Lea sedikit mengendur dan perlahan terlepas. " Kau bisa mencari wanita lain yang jauh lebih baik dari pada aku dan aku tidak mau masuk dalam permainanmu "

" Permainan ? " Dean tersenyum getir. Bahkan perempuan yang benar-benar sudah membuatnya jatuh tidak melihat usahanya ?. Batin Dean

" Tidak bisakah kau melihat kesungguhanku ? " Dean menatap Lea dalam dan Lea melihat keseriusan dari sorot mata pria itu ketika berbicara.

Lea terdiam. " Aku mohon, berikan aku satu kesempatan untuk kita bersama lagi dan jika aku tidak menepati perkataanku... " Dean mengambil jeda sejenak, " Kau bisa memilih untuk pergi."

Lea tampak berpikir dan menatap Dean serius begitu pula Dean yang juga menatap Lea penuh pengharapan. Perempuan itu tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia juga jatuh pada Dean, tetapi ia terlalu takut. Takut untuk mengakui dan tentu saja takut untuk mengambil langkah.





" Bisa kupegang janjimu ? "

Dean tertegun, apakah perempuan yang sudah membuatnya sekacau ini sudah berubah pikiran?

Senyuman muncul diwajah Dean, " Tentu saja. "

Married With PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang