Enggak aku baca ulang, jadi maaf kalo masih ada kesalahan penulisan
Happy Reading ~
Semilir angin menerpa rambut panjang Lea ketika perempuan itu hendak menuju kedai ice cream disudut taman. Dean merasa senang sekali bisa menghabiskan waktu berdua dengan istriya ditengah kesibukannya yang sangat padat dan pilihan sederhana Lea untuk menghabiskan waktu di taman bukan masalah untuk Dean asalkan dengan Lea ia akan dengan senang hati menerimanya.
Lea berjalan sendirian memasuki kedai ice cream tersebut dan meminta Dean untuk menunggunya dibangku taman yang mereka duduki sebelumnya. Awalnya Dean meminta istrinya untuk duduk manis sedangkan dirinya yang membelikan ice cream tetapi Lea menolak dan bersikeras ingin membelinya sendiri alhasil Dean menuruti keinginan istrinya tersebut.
" Aku pesan satu cup ice cream green tea ukuran sedang " Ucap Lea pada salah satu pegawai kedai ice cream.
Sembari menunggu pesanannya Lea memperhatikan varian lain yang terpasang diatas meja kasir lalu melihat sekelilingnya sekilas, sudah terbentuk antrian panjang dibelakangnya.
Selang beberapa saat pesanan Lea datang, setelah memberikan beberapa lembar uang dan mengucapkan terima kasih, Lea segera berbalik seraya memasukkan dompetnya kedalam tas. Lea berjalan dengan menunduk karena sedikit kesulitan saat hendak memasukkan dompetnya kedalam tas, satu tangannya berusaha membuka resleting tas dan tangan satunya memegang ice cream berukuran sedang hingga tidak sengaja Lea menabrak seseorang dan ice cream yang ia pegang mengotori lengan orang itu. Lea terperanjat dan cepat-cepat meminta maaf pada orang tersebut.
" Maaf, aku tidak tahu jika—" Lea mendongak dan ucapannya terpotong, " Jika ada orang didepanku. " Lanjutnya dengan suara lirih.
Lea terpaku ditempatnya, matanya menatap seorang laki-laki dihadapannya yang tidak sengaja bertabrakan dengannya tadi dengan tatapan yang sulit diartikan. Laki-laki itu juga menatap Lea dengan pandangan terkejut yang sangat terlihat jelas.
" Bryan ? " Lea bergumam pelan. Laki-laki itu pun juga sama terkejutnya dengan Lea, untuk sesaat dunia terasa berhenti berputar bagi keduanya. Setelah beberapa tahun berlalu dan banyak sekali hal yang sudah mereka lalui baik manis maupun pahit dan suka maupun duka, kini mereka bertemu kembali dalam ketidaksengajaan dan tentunya dengan kehidupan yang sudah berbeda.
Bayangan tentang hubungan mereka saat berakhir yang bisa dikatakan dengan tidak baik-baik saja terlintas dibenak Lea. Suasana berubah menjadi canggung diantara keduanya, Bryan juga masih diam mungkin terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.
Kedai itu sangat ramai pengunjung hingga Lea terdorong oleh seseorang dibelakangnya, melihat itu Bryan mengisyaratkan Lea untuk menjauh dan keluar dari kedai ice cream itu.
Melihat Lea yang sedikit kesulitan dengan apa yang dibawanya Bryan langsung mengambil alih ice cream ditangan Lea dan berkata " Sepertinya kau sedikit kesulitan ".
Lea tersenyum canggung kemudian memasukkan dompetnya kedalam tas lalu mengambil beberapa lembar tisu dan memberikannya pada Bryan. " Maaf aku tidak sengaja mengotori lenganmu dengan ice creamku "
Bryan tersenyum tipis, " Tidak apa-apa " kemudian menerima tisu yang diberikan Lea.
Lea memperhatikan Bryan yang sedang menunduk membersihkan ice cream dilengannya lalu membuang pandangannya kearah lain.
" Green tea. Masih sama seperti dulu " Ucap Bryan dalam hati.
" Aku mencarimu, kenapa lama sekali ? " Seorang pria datang dengan senyum mengembang saat melihat perempuan yang dicarinya, dan berhasil mengalihkan atensi keduanya.
Lea tersenyum kikuk seperti seseorang yang ketahuan mencuri sesuatu, " Tadi antrinya sangat banyak, jadi sedikit lama. "
Dean mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang berdiri dihadapan istrinya dan Dean juga tahu siapa laki-laki itu.
" Kau mengenalnya ? " Tanya Dean pura-pura tidak tahu yang dibalas dengan anggukan pelan oleh Lea.
" Namanya Bryan " Tukas Lea seraya memperhatikan raut wajah Bryan yang berubah.
" Oh, perkenalkan aku suami Lea " Ujar Dean dengan menenkankan kata suami. Dean tersenyum dalam hati melihat Bryan yang tampak tidak senang dengan perkataannya barusan.
" Ada yang perlu aku bicarakan dengan Bryan. Bisa tinggalkan aku sebentar ? " Lea bertanya dengan hati-hati.
Dean menatap Lea dan Bryan bergantian lalu menghela napas kasar setelahnya, " Baiklah, aku tunggu disana " Dean menunjuk tempat duduk yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri dengan mengarahkan dagunya.
Setelah memperhatikan Dean yang berjalan menjauh beberapa langkah dari mereka, Lea mengalihkan pandangannya pada Bryan yang sedang menatapnya.
" Ngomong-ngomong, lama tidak bertemu " Bryan memulai percakapan diantara keduanya.
Lea mengangguk pelan, " Aku benar-benar minta maaf "
" Untuk apa ? "
" Untuk sikapku saat itu, memang terkesan enteng karena aku hanya meminta maaf tanpa tahu bagaimana keadaanmu saat itu tapi aku tidak punya pilihan lain "
Bryan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana lalu menoleh mengalihkan pandangannya pada Dean yang sedang duduk dengan tangan bersedekap didada dan menatap tajam mereka berdua.
" Aku sudah tahu semuanya dari Siena dan aku sempat membencimu saat itu tapi seiring berjalannya waktu aku mulai menyadari bahwa memang sulit jika ada diposisimu. Maaf, bukan berarti aku mengungkit, bahkan kabar tentang bayi dalam kandunganmu pun aku juga tahu. "
Lea diam tidak tahu apa yang harus ia katakan.
" Semoga kau mendapatkan perempuan yang baik,tulus, dan tidak akan meninggalkanmu " Lea tertawa kecil dengan ucapannya seolah sedang menyindir dirinya sendiri.
Bryan terkekeh mendengarnya. " Ini benar-benar sangat terlambat, tapi selamat atas pernikahanmu. "
" Terima kasih " Lea tersenyum lalu menoleh kearah suaminya yang juga sedang mengawasi mereka kemudian pria itu melirik jam diarloji seolah waktu Lea sudah usai.
" Kalau begitu aku pergi dulu, aku sudah ditunggu."
Bryan mengangguk " Aku juga sudah ditunggu seseorang. " Ucapnya seraya melirik seorang perempuan yang sedang duduk dibalik dinding kaca di kedai ice cream.
Lea yang berdiri dihadapan Dean sontak menoleh kebelakang mengikuti arah pandang Dean dan berhenti pada perempuan cantik yang sedang menatap mereka berdua. Lea tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kikuk dan perempuan itu membalasnya dengan tersenyum tipis. Lea hanya menatapnya sekilas lalu beralih pada Bryan.
" Baiklah, aku pergi dulu ya. " Bryan mengangguk dan mengawasi Lea selama beberapa saat setelah berjalan menjauh darinya kemudian melangkah masuk kedalam kedai ice cream untuk menemui seseorang yang sudah menunggunya.
Lea berjalan menuju bangku taman yang sedang diduduki Dean setelah mengakhiri perjumpannya dengan Bryan. Seseorang yang pernah singgah dihatinya yang kini sudah tergantikan posisinya oleh Dean. Begitu pun dengan Bryan, Lea adalah seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya dan kini menjadi kenangan yang tidak akan ia lupakan.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...