Tiga tahun berlalu~
Langit masih tampak gelap dan matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya tetapi dering alarm sudah berbunyi membuat sepasang suami istri yang masih bergelung dibawah selimut biru tua itu sedikit terusik dari tidur lelapnya.
Lea perlahan membuka mata dan langsung mematikan alarm. Setelah menguap dan meregangkan otot-otot tubuhnya Lea duduk bersandar di kepala ranjang. Dilihatnya Dean yang masih terpejam, lalu suara celoteh anak kecil menyita perhatian Lea, rupanya si kecil sudah bangun lebih dulu. Ya, si kecil. Bayi perempuan berusia delapan bulan yang diberi nama Lillyanne Ashton itu merupakan buah hati Dean dan Lea. Perlahan Lea membangunkan suaminya sebelum membawa Lilly, panggilan untuk putri kecilnya, kedalam dekapannya dan tidak lama kemudian Dean membuka matanya dan setelah Dean benar-benar sudah bangun, Lea beranjak dengan Lilly yang berada digendongannya untuk memandikan Lilly dan menyiapkan sarapan sedangkan Dean juga ikut beranjak dari ranjang lalu membersihkan diri karena akan ada acara penting pagi ini.
***
Lea dengan dress berwarna pastel berjalan menuju ruangan dimana mempelai pengantin pria berada. Saat pintu terbuka Lea mendapati kakaknya dengan balutan tuxedo berwarna hitam sedang berdiri didepan cermin besar dengan posisi membelakanginya. Lea tersenyum tipis melihat kakaknya yang akan melepas masa lajang.
"Kau sudah datang rupanya" Leon berbalik ketika melihat kehadiran adiknya yang terlihat dari pantulan cermin besar didepannya.
"Masuklah" Leon berjalan mendekat kearah Lea
"Dimana Lilly ?" Tanyanya setelah Lea masuk kedalam
"Di luar bersama ayahnya"
"beberapa tahun yang lalu aku yang mengantarmu ke altar tapi sekarang aku adalah mempelai prianya" Lea terkekeh mendengar ucapan kakaknya.
"Sudah siap? Sebentar lagi akan dimulai" Tanya Lea seraya mengecek arloji dilengan kirinya dan Leon mengangguk yakin sebagai jawaban.
"Kalau begitu aku keluar dulu, semoga lancar" Seru Lea sebelum keluar dari ruangan itu.
***
Setelah memastikan Lilly terlelap, Lea beranjak ke dapur untuk membuat kopi lalu duduk di kitchen bar.
Tidak lama kemudian Dean datang dan berjalan kearahnya sembari membawa sesuatu lalu Dean langsung mengulurkan barang itu dihadapan Lea.
"Apa itu?" Tanya Lea
"Undangan pernikahan"
"Siapa?" Tanya Lea lagi.
"Buka saja" Jawab Dean singkat seraya menarik kursi disamping istrinya.
"Ooh, undangan pernikahan Bryan" Ujar Lea setelah membaca isi undangan itu.
"Kau akan datang?"
Lea menatap mata suaminya yang juga sedang menatapnya menanti jawaban darinya.
Lea tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut rahang tegas Dean, "ya, jika kau mengijinkan tetapi jika tidak maka kita tidak akan datang".
Dean ikut tersenyum setelah mendengar jawaban istrinya. Diambilnya tangan kanan Lea yang sedang mengusap rahangnya lalu ia berikan kecupan lembut dipunggung tangannya.
"Mau kubuatkan kopi?". Dean menggeleng pelan namun manik matanya menatap Lea intens, "aku hanya ingin kau", dan Lea tertawa mendengar perkataan suaminya.
Finish
Hai semuanya~
Sebelumnya aku mau mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kalian semua yang sudah membaca ceritaku bahkan memberikan vote dan komentar.
Aku tau ini super telat banget publishnya karena epilognya aku rombak terus makanya lama banget tapi semoga kalian suka.
Baca juga ya cerpen baruku..
Selain itu aku juga akan membuat cerita baru lagi tapi genre nya berbeda dari cerita yang pernah aku tulis, dan akan aku publish segera.
Sekali lagi, terima kasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...