" Jam berapa ibu sampai di rumahku ? "
" Baru saja " Jawab Sarah seraya menarik kursi di ruang makan dan Dean yang ikut duduk diseberangnya.
" Kenapa sepagi ini ? "
" Memangnya kenapa ? Oh, apa aku mengganggumu ? " Ibunya tersenyum jahil dan Dean hanya mendengus.
" Apa Lea baik-baik saja ? "
" Akhir-akhir ini Lea sering muntah saat pagi-pagi "
Sarah manggut-manggut, " Rupaya ia mengalami morning sickness. "
Percakapan mereka terjeda sejenak saat bibi Alice mengantarkan makanan ke meja.
Sarah mendapati anak dan menantunya yang sedang berdua dalam satu kamar diam-diam tersenyum, sepertinya hubungan mereka ada perkembangan, batinnya. Tetapi, menantu kesayangannya tampak tidak baik-baik saja dan itu membuatnya khawatir. Sarah masuk saat Dean dan Lea menyadari kehadirannya, namun sepertinya Lea butuh istirahat sehingga Dean dan ibunya meninggalkan Lea di kamar dan membiarkan Lea beristirahat dengan tenang.
" Kau sudah membawanya ke dokter ? "
Dean menggeleng pelan, " Belum. "
" Kalau begitu aku akan membawanya ke dokter nanti malam. " Ujar Dean sebelum menyuapkan potongan daging kemulutnya.
" Kulihat sepertinya hubunganmu kian membaik "
" Ya begitulah, kami sepakat untuk menjalin hubungan yang lebih baik, akan sangat tidak nyaman jika kita saling diam dan acuh satu sama lain. "
Dean selalu terbuka dan juga sering bercerita banyak hal pada ibunya, begitu pun dengan Sarah, sesibuk apapun ia selalu menyempatkan waktu untuk mendengar keluh kesah putra semata wayangnya itu.
" Memang lebih baik seperti itu. Lagi pula bagaimana pun sekarang ia adalah istrimu dan calon ibu dari anak kandungmu "
Dean berhenti mengunyah dan menatap ibu kandungnya itu, " Sepertinya ibu selalu gencar untuk mendorongku mempunyai hubungan yang lebih jauh pada Lea. "
" Dia perempuan yang baik, Dean. Aku sangat mengenal orang tuanya walaupun mereka sudah tiada, kau juga tahu sendiri apa sebenarnya niat Selia yang membuatnya bersikeras untuk menjadi istrimu saat itu ".
Dean menghela napas panjang.
Sudah cukup lama Dean menyadari hal ini, secara tidak langsung ibunya selalu mendukungnya untuk berhubungan lebih jauh pada Lea, walaupun ia sendiri juga tahu apa alasan ibunya dibalik semua itu. Dan juga wanita itu, Selia, orang yang dulu akan menjadi istrinya. Dean tidak habis pikir jika wanita itu mendekatinya karena harta dan kekuasaan yang dimiliki Dean, padahal Dean mencintai Selia atas dasar ketulusan.
Dean sudah muak dengan wanita itu, ia tidak mau mendengar namanya lagi.
***
Lea terbangun karena perutnya yang terasa sangat mual. Tubuhnya masih lemas dan kepalanya masih sedikit pusing. Perlahan ia mendudukkan dirinya dan beranjak dari tempat tidur. Dengan langkah tertatih-tatih ia berjalan menuju kamar mandi.
Lea tampak kepayahan dan kesusahan tetapi ia tetap melanjutkan langkahnya yang sebentar lagi mencapai wastafel. Namun, langkah kakinya tanpa sadar menjegal kakinya sendiri sehingga ia terjatuh ke depan dan perutnya menghantam bathup dengan keras kemudian jatuh terduduk.
Sesaat setelahnya Lea meringis kesakitan seraya memegangi perutnya, ia merasakan nyeri yang luar biasa menyerang perutnya. Lea yang masih dalam posisi terduduk menunduk dan mendapati darah dilantai tempatnya duduk. Lea menyingkap piyama rok selututnya dan darah sudah banyak diantara sela-sela pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Player
RomanceBagi Lea, pernikahan adalah hal yang belum perlu terlalu jauh untuk dipikirkan apalagi dilakukan bagi remaja 18 tahun seperti dirinya. Menikah dengan seorang player seperti Dean sama sekali belum pernah terlintas di benaknya. Namun, karena ulah kaka...