bab 3

11.3K 379 3
                                    

**&**

Panas dingin terasa di seluruh tubuh Nadira , ia meremas tangannya saat namanya di panggil untuk turun kebawah menemui suaminya setelah acara ijab kabul selesai , jantung terus berdisko tak karuan , Nadira memamerkan senyum palsunya kepada para tamu undangan yang hadir menatapnya , Nadira berjalan tak sendirian ia ditemani sang mamah yang sejak tadi menggenggam tangannya erat hingga tiba ditaman belakang rumahnya yang telah disulap menjadi garden party , konsep pernikahan yang di usulkan mamahnya , papahnya sengaja hanya mengundang kerabat dekatnya saja mengingat pernikahan ini masih di bawah umur , Nadira bisa melihat punggung laki laki yang kokoh berbalut tuxedo yang senada dengan warna bajunya duduk di depan papahnya , Nadira mencoba untuk tidak melihat ke samping setelah sampai di meja ijab kabul itu

deg ...

" untuk mempelai wanita di persilahkan untuk mencium tangan suaminya sebagai tanda penghormatan ? " kata sang mc

jantung Nadira terus berdebar dengan kencang entah apa ia mempunyai firasat buruk tentang suaminya ini . perjodohan dadakan bak petasan , pernikahan tidak terduga dengan acara dirinya di culik oleh kedua kakaknya , dan
menikah dengan orang yang tidak di kenalnya sekalipun , sungguh banyak kejadian sebulan terakhir ini yang membuat Nadira kena serangan jantungan mendadak

" LO ... !!! " teriak kedua pengantin itu berbarengan saat mata mereka bertemu

Flashback

Sudah seminggu sejak Nadira pulang dari indonesia , tumpukan dokumen pun semakin menggunung di meja kerjanya

" miss ini tiketnya untuk ke swiss , maaf saya tidak bisa mendapatkan tiket yang sama dengan miss , jadi saya akan menyusul miss dengan mengambil penerbangan berikutnya setelah miss ? "

" huh ... jadi saya sendirian gitu ? " inilah yang Nadira tidak suka , pesawat zet pribadinya sedang masa perbaikan yang mengharuskannya menaiki pesawat umum , dan yang lebih menyebalkan lagi ia harus berangkat sendirian tanpa ditemani siapapun termasuk para bodiguatnya yang selalu mengikutinya kemana pun , semata mata hanya untuk menutupi identitasnya

Pengumuman keberangkatan pesawatnya pun sudah berbunyi , Nadira menghela nafas bersyukur ia tidak harus melihat tatapan orang orang yang melihatnya seperti buronan yang siap di tangkap saat tadi ia menunggu pesawat take off , bagai mana tidak ia memakai pakaian hitam serba tertutup dan memakai penutup muka berwarna senada

" excuse mr. can we exchange benches , i'm not comfortable when i have to sit ot the edge ? " kata Nadira pada teman sebangkunya , memimta bertukar tempat

"Sorry , i dot not want , i also less comfortable when sitting on the edge , anways miss. got serial number the bench , so obey the ruler ? "

" anda ini kan laki laki masa tidak mau mengalah sedikit saja dengan perempuan ? " Nadira mulai emosi saat pria asing itu yang ia aku memang ganteng mengatai dirinya tidak taat peraturan

" memangnya kenapa kalo saya laki laki , saya haru mengalah gitu dengan anda , sorry , i can not ? " kata pria itu juga emosi , pandangan sengit antara mereka pun tak terelakan , Nadira akhirnya mengalah dengan duduk di pinggir sesuai nomor urut bangkunya

" dasar bencong ? " gerutu Nadira

" apa kamu bilang tadi ? " kata pria itu menggunakan bahasa indonesia

" oh bisa bahasa indonesia ternyata , bencong kenapa ada yang salah dengan ucapan saya ? " pria itu pun menggeram kesal tanpa meladeni ucapan Nadira lagi

Perjalanaan pun masih lama tapi , Tiba tiba saja Nadira merasa perutnya tidak enak , ia ingin sekali memuntahkan isi perutnya , ini memang salahnya tidak membawa permen asem yang ia selalu bawa saat keadaan seperti ini untuk mengatasi mualnya , maklum kebiasaan endesonya yang belum hilang sampai sekarang

Pesawat yang di tumpangi Nadira pun akhirnya mendarat dengan baik di bandara international swiss , saat ini Nadira benar benar tidak tahan untuk memuntahkan isi perutnya

" Ueek ... ? " tanpa sengaja Nadira memuntahkan isi perutnya di baju orang , tepatnya teman duduknya tadi yang kebetulan lewat di depannya

" Iiuh ... ? " pria itu mamandang jijik baju putihnya yang terkena muntahan Nadira

" lo ini apa apaan si , gue gak mau tahu lo harus bersihin baju gue sampe bersih titik ? "
Nadira yang masih kesal dengan pria itu , dan merasa dirinya tidak bersalah , langsung mengelap mulutnya dengan tisu yang di bawannya lalu mengasihnya pada pria itu lalu pergi meninggalkan pria itu tanpa kata maaf

" WOY CEWEK SINTING BERSIHIN BAJU GUE PEA ? " teriak pria itu , tapi tak di hiraukan oleh Nadira

**&**

V : maaf atas keterlambatan author yang mempublikasi cerita ini !

V : tipo bertebara ?

( komen and vote ) $$$$

Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang