Bab 10

9.7K 331 3
                                    

       setelah insiden beberapa menit yang lalu akhirnya Nadira dan Rangga di sidang oleh maminya dengan wejangan yang sangat membosannkan .

" pokoknya kamu Rangga harus jagain Nadira , jangan sampai dia kena bully ? " nasihat mamih yang entah sudah berapa puluh kali

" iya ... mami ... Rangga bakalan jagain Nadira kok , jadi mami tenang aja ok ? " ucap Rangga penuh penekanan

karena angkutan umum jauh dari rumah keluarga Hanmod yang tempatnya berada di perkomplekan elit di jakarta , akhirnya Nadira memutuskan untuk berangkat bareng Rangga ke sekolah dengan syarat Rangga harus menurunkannya 100 meter dari gerbang sekolah

" Rangga gue berhenti di sini aja ? " ucap Nadira saat Rangga melewati batas yang telah di tentukannya , bukannya berhenti Rangga malah menambahkan laju kecepatan mobilnya

" RANGGA STOP , GUE BILANG STOP RANGGA ? " kekhawatiran Nadira semakin menjadi ketika mobil yang dikendarai Rangga mulai memasuki gerbang HHS ( Hanmod Hing school )

" lo gak mau turun ? " tanya Rangga dengan polosnya setelah memarkirkan mobilnya , membuat kemarahan Nadira semakin menjadi , dengan cepat Nadira langsung menjambak Rambut Rangga yang sudah tertata rapih

" Aduh ... Aduh ... Ampun ... Ampun ... ? "

" pokoknya lo harus tanggung jawab , bagai mana caranya gue bisa keluar dari mobil lo ini tanpa harus ketahuan fans cabe cabean lo itu ? " Nadira sambil melihat keselilingnya yang mulai ramai dikerubuti oleh fans fanatiknya Rangga

" iya iya gue bakalan bantuin lo , tapi awasin dulu tangan lo dari rambut gue ? " ucap Rangga meringis kesakitan karena kepalanya mulai berdenyut akibat jambakan Nadira

" awas lo kabur ? " ancam Nadira

" gak akan " setelah Nadira melepaskan jambakannya , tanpa menunggu lama Rangga langsung menelphon sahabat karibnya Bian , Revan , dan Dio . entah apa yang dibahas Rangga dengan sahabatnya itu yang tadinya parkiran sekolah yang tampak ramai kini menjadi sepi , tanpa menungggu lama Nadira langsung keluar dari mobil Rangga dan berlari sampai kelasnya

Nadira terus berlari sampai ruang kelasnya , melewati lorong lorong yang biasanya ramai kini menjadi sepi . tiba tiba saja ada yang menepuk bahu Nadira dari belakang membuat Nadira terlonjak kaget

" Dinda ... ya ampun kamu ngagetin gue aja , eh maksudnya Aku ? "

" gak usah kaku gitu kali , gue lo aja , lagian gue juga kurang nyaman dengan bahasa aku kamu yang kurang gaul itu ? " ucap Dinda dengan santainya , membuat Nadira tertegun sesaat , 'orang yang tadinya terlihat polos kini bicara lo gue dengan dirinya ' itulah yang berada di dalam fikiran Nadira .

" lo ngapain lari lari tadi kaya dikejar setan aja ? " lanjut Dinda

" itu ... itu ... tadi ada pak Darto ? " bohong Nadira menyebut salah satu guru kiler di sekolahnya

" oh ... ya udah yuk masuk kelas ! , oh iya ngomong ngomong anak anak pada kemana ya ? " tanya Dinda sambil melihat keselilingnya yang tiba tiba menjadi sepi sejak lima belas menit yang lalu  . belum sempat Nadira menjawab , terlihat dari ujung lorong banyak siswa yang berhamburan sambil berlari menghindar dari pak Darto di belakangnya yang membawa tongkat kayu andalannya , tanpa aba aba Dinda langsung menarik Nadira ke dalam kelas saat melihat bahaya di sekitarnya

                   **$**

sedangkan di sisi lain di kantin sekolah ada Bian , Revan , dan Dio yang sedang membuat perhitungan kepada Rangga yang menyuruh mereka untuk membuat kegaduhan tiba tiba di lapangan tadi tanpa sebab , yang membuat mereka semua di hukum lari dua puluh kali muterin sekolah oleh pak Darto

" ini semua gara gara lo ga , kita semua jadi di suruh lari dua puluh kali muterin sekolah , lagian lo buat apa  ngelakuin hal merugikan kaya gini si ga? " tanya Bian kesal

" udah lo semua tenang aja , lo bertiga jadinya sembilan puluh puterankan , ok gue yang bakalan gantiin hukuman lo semua ? "

" yakin lo bro ? " tanya dio tak percaya

" yakin lah ? " ucap Rangga enteng seolah ia hanya akan memutari sebuah pohon toge
saja

" ya terus buat apa lo ngelakuin ini semua ? " tanya Revan yang baru saja menghabiskan semangkuk baksonya

" R A H A S I A ? " jawab Rangga yang membuat tanda tanya besar untuk para sahabatnya



v ; maaf jika cerita ini banyak kekurangannya , saya sadar kok ?

jangan lupa komen dan vote ? OK



Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang