bab 15

9.7K 317 1
                                    


seperti biasa Nadira tampak sibuk di pagi hari , menyiapkan perlengkapan sekolahnya dan Rangga . hari ini adalah hari ujian lolos atau tidak lolosnya ia masuk kedalam tim basket putri di HHS, sebenernya jika ia tidak lolospun ia tidak akan apa apa toh itu tidak akan merugikannya bukan , lagi pula Nadira lebih suka olahraga memanah dari pada memasukan bola orange itu ke dalam ring . dulu , saat ia masih di new york jika ada waktu luang ia pasti akan latihan belajar memanah , cara memaikan pedang , latihan menembak dengan pistol , dan senjata lainnya , baginya latihan menggunakan senjata itu amatlah sangat seru selain harus mempunyai nilai kefokusan yang tinggi ia juga harus memiliki ke sabaran yang tinggi pula

" RANGGA KOTAK MAKAN LO GUE TINGGAL DI ATAS MEJA MAKAN YA ... NANTI LO AMBIL SENDIRI !!! , GUE JALAN DULUAN ? ASALAMMUALAIKUM ? " teriak Nadira dari lantai satu ke pada Rangga yang masih di kamarnya di lantai dua mumpung mamah dan papah sedang tidak ada di rumah , sudah pasti ia tidak akan berani berteriak seperti itu bila ada orang tuanya , bisa bisa ia terkena ceramah panjang mamahnya sepanjang panjangnya kacang panjang

**&**

entah mengapa matahari pagi itu tampak sangat panas sekali padahal saat itu masih pagi dan sialnya Nadira harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah karena angkutan umum tidak ada yang lewat di dekat rumahnya entah ada perbaikan jalan atau apa , yang jelas Nadira tidak mengetahuinya , untungnya saja ia berangkat pagi pagi tadi , jadi ia tidak perlu repot repot mengemis ngemis minta di bukakan gerbang ke pada satpam karena telat . di sepanjang perjalanan Nadira tanpa sengaja membaca sebuah papan bertulis ' HARAPAN BUNDA '

" tunggu tunggu , bukannya ini panti asuhan yang di bilang Dinda dekat sekolahnya itu ya ? " batin Nadira merasa tak asing dengan nama panti asuhan itu , dan entah kebetulan atau apa , orang yang sedang di pikirkan Nadira tiba tiba keluar dari panti asuhan itu sambil menuntun sebuah sepeda mini berwarna merah muda , tanpa menunggu lama Nadira langsung memanggil Dinda

" Dinda ? " panggil Nadira , Dinda yang merasa namanya di panggil langsumg mencari asal suara yang memanggilnya

" lo jalan kaki ? " tanya Dinda tak percaya bisa di pertemukan dengan Nadira di sini

" emm , biasa angkutan umum pada ngaret ? "

" yaudah bareng gue aja berangkatnya ? "

" naik sepeda ? "

" yailah , tenang aja gue yang boncengin kok ? "

" eh eh gak usah biar gue aja yang ngeboncengin lo , lagi pula udah lama gue gak sepedaan ? " ujar Nadira tanpa merasa ada yang salah dalam ucapannya

" lah katanya kemaren sepeda lo baru aja bocor , kenapa sekarang lo bilang gak pernah naik sepeda ? " tanya Dinda mencium bau bau kebohongan

" eh ... emm ... karena gue itu setiap hari selalu naik sepeda kemana mana , jadi maklum lah sehari gak naik sepeda udah kayak setahu bagi gue ? " Nadira ngeles

" oh .... tapi lo benera mau boncengin gue ? , asal lo tahu ya gue ini berat loh ? "

" beneranlah , yailah berat lo seberapa si , badan aja udah kaya papan pengilesan gitu , kerempeng banget ? "

" wah menghina nih orang , yaudah ayok gue mau di boncengin sama lo , tapi gue gak mau ya gantiaan ditengah jalan biar lo tahu rasanya boncengin badan yang kata lo kerempeng ini ? " tantang Dinda yang di sanggupi Nadira .

Dan benar saja peluh beserta keringat bercucuran membasahi dahi Nadira yang terus mengayun sepedanya Dinda sesekali mengelap keringatnya yang jatuh agar cepat sampai di sekolah

" Aduh lo makan apaan si Dinda , badan lo si emang kerempeng tapi berat lo udah kayak gajah bengkak tahu gak , lo makan batu ya ? " canda Nadira yang mendapat toyoran dari Dinda , Nadira diam seketika karena baru kali ini ada orang yang berani menoyornya selain kedua abangnya dan Rangga . lamunan Nadira seketika buyar saat klakson mobil tiba tiba mengagetkannya membuat Nadira oleng hingga menabrak pagar sekolah dan akhirnya terjatuh

" aduh , si apa si tu orang ? " ringis Dinda tapi setelah melihat orang yang menglaksonnya langsung diam dan menunduk takut , beda lagi dengan Nadira yang terlihat jelas aura kemarahannya , adegan mata mengkilap karena amarah terlihat jelas bagai slow mation , sementara pelaku kejahatan itu malah tertawa terbahak bahak di dalam mobilnya

bersambung ...

komen dan vote !

saran dan kritik !

ditunggu ya ...???






Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang