hari sudah mulai malam. tapi Nadira masih tetap nyaman duduk di bangku taman, menumpahkan semua uneg uneg yang ada di dalam kepalanya selama ini tentang hubungannya bersama Rangga dalam diam dikesunyian malam taman. sudah dua jam ia duduk dibangku taman ini, ya taman yang sama waktu Rangga dan dirinya joging bersama." apakah mencintai sesakit ini ? " batin Nadira dengan air matanya yang masih turun membasahi pipinya. tiba tiba hanphone Nadira bergetar dalam tas sekolahnya. ya Nadira masih memakai seragam sekolahnya, ia tak sempat tadi mengganti bajunya.
secercah harapan di hati Nadira. berharap yang menelphonnya adalah Rangga yang ingin meminta maaf kepadanya atas ucapannya tadi. tapi sayang angan angan pasti tak sebanding dengan kenyataan. yang menelphonnya bukanlah Rangga. tapi Teresa, sekertarisnya yang berada di new york
" hallo, selamat malam mrs ? " ujar Teresa
" ya, ada apa ... ? " ujar Nadira menetralkan suara seraknya sehabis menangis selama dua jam
" maaf bila saya mengganggu liburan anda. saya hanya ingin memberitahu mrs bahwa perusahaan kini sedang kacau. seminggu ini banyak klian yang mengundurkan diri dari proyek baru kita. jadi, apakah mrs bisa kembali ke new york sekarang? " Nadira terdiam sesaaat memikirkan matang matang perkataan sekertarinya. jujur, kali ini ia ingin berada jauh dari Rangga sampai sakit di hatinya menghilang dengan sendirinya.
" maaf ... kalau mrs tidak bisa, saya bisa memberitahu tuan Emiroglo untuk menggantikan mrs. "
" tidak. saya bisa. tolong siapkan keberangkatan saya dua jam lagi dari sekarang."
" baik, saya akan siapkan. " keputusan Nadira sudah bulat. mungkin dengan kepergianya ke new york ia bisa melupakan sejenak masalahnya dengan Rangga.
**&**
di lain sisi di apartemen Rangga dan Nadira, terlihat Rangga sedang berperang melawan hati dan pikirannya yang berkecamuk. hatinya mengatakan bahwa yang ia lakukan kepada Nadira tadi itu salah, tapi pikirannya mengatakan hal itu benar karena Nadira hampir saja mencelakai seseorang.
" akh ... " Rangga menggeram, lama kelamaan kepalanya menjadi pening memikirkannya.
Rangga mengambil kunci mobilnya. ia butuh udara segar untuk menyegarkan otaknya. di bagian sisi hatinya yang lain, ia juga merasa khawatir pada Nadira, yang entah sekarang berada di mana. mobil Rangga berhenti di sebuah kafe yang sedang ngehits di jakarta, yang sekaligus menjadi tempat nongkrong para sahabatnya beberapa bulan belakangan ini. Rangga mengambil tempat duduk di pojok dekat jendela, tempat favoritnya. untungnya saja kafe tidak terlalu ramai seperti biasanya.
terlihat mobil Revan baru saja terparkir di depan cafe yang sama dengan Rangga. rencana awalnya ia ke sini ingin datang berdua dengan Dinda dengan alasan pedekate, tapi sayang Dinda tidak bisa ikut dengannya, karena alasan sibuk yang membuat Regan kesal. pintu cafe terbuka. Revan memandang ke
sepenjuru cafe, berharap bisa menemukan para sahabatnya yang biasanya nongkrong di tempat ini. dan kebetulan sekali, matanya menemukan Rangga yang sedang melamun di pojok cafe sambil mengaduk ngaduk minumannya tanpa minat." ada apa dengannya ? " pikir Revan
" hoy bro. " kaget Revan
" ah ... lo ngagetin aja. " ujar Rangga kesal
" hehe ... lagian lo ngelamun aja. mikirin apaan si lo emangnya, ampe muka suntuk begitu ? " ujar Revan sambil menulis pesanannya saat pelayan datang
" kalau pun lo tahu, gue gak yakin, lo bisa bantu masalah gue. " Rangga ragu
" yailah bro masalah apa si emangnya, sampe lo meragukan gue yang berwibawa nan cerdas ini. masalah basket ? apa si Bianka ? atau jangan jangan ... sama Nadira ? " tebak Revan. Rangga mengerang, bagaimana tebakan sahabatnya ini bisa selalu benar.
"ada masalah apa lo sama istri lo, berantem ? " Rangga mengangguki pertanyaan Revan. dan mulai menceritakan pokok permasalahanya. ia percaya pada Revan.
" bego. ya ampun Rangga lo bego banget si. sebuta itu kan lo sama Bianka. sekarang gue tanya lo cinta gak sama Nadira ? " tanya Revan yang tidak mendapat respon apa apa dari Rangga
" ah ... lo pasti gak bakal bisa jawab sekarang. terus sekarang Nadiranya ke mana ? "
" gue juga gak tahu dia di mana sekarang. terakhir kali itu dia nangis nangis pergi gitu aja dari apartemen. " Revan menganga lebar, dalam hatinya ia menyumpah serapahi Rangga yang terlalu bodoh memilih cinta
" satu satunya solusinya untuk lo adalah, tanya sama hati lo sendiri. masih adakah cinta buat Bianka di hati lo dan pikirin juga dengan Nadira 'istri' lo, dia juga punya hati. inget! lo harus pikir itu baik baik. penyesalan selalu datang terlambat. " ujar Revan lalu berlalu meninggalkan Rangga yang tersentak dengan ucapan Regan barusan. Revan sudah tidak mood untuk memakan pesanannya lagi.
Bersambung ...
vote and komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Fake Nerd
Fiksi RemajaTentang NADIRA CASANDRA EMIROGLO yang di jodohkan oleh orang tuanya dengan ...