Bab 40

8.3K 339 32
                                    


    sekarang adalah giliran tim basket putri HHS yang akan bertanding. lawannya kali ini memang cukup berat, dari sma sebelah. banyak penghargaan yang di dapat oleh tim itu. tapi tenang saja, Nadira sendiri pun  tidak melunturkan kepercayaan dirinya sedikit pun. ia yakin sekolahnya akan menang kali ini. apa lagi banyak orang yang meragukan kepemimpinannya sebagai kapten tim basket putri HHS. pokoknya ia harus memenangkan turnamen kali ini.

    pluit wasit berbunyi dengan nyaring, mempertandakan pertandingan sudah di mulai. di awal babak, bola berada di tim lawan, tanpa menunggu lama, dengan sigap Nadira merebut bola orange itu dengan gampang dan ... masuk ke ring. skor sementara 1-0, padahal pertandingan baru saja di mulai. Nadira bermain seperti memang ring itu di buat khususkan untuknya saja , tanpa memerdulikan yang lain. sekarang sekolahnya sudah mendapat tiga skor, dan semuanya Nadira lah yang mencetaknya.

     raut wajah Nadira penuh dengan keseriusan, matanya terus menatap ke bola orange yang sedang direbutkan itu. bahkan tak ada senyum sedikit saja di wajahnya. semua ini sudah jelas, menggambarkan bahwa saat ini hati Nadira sedangan tidak baik. ia kesal rencananya gagal karena Rangga, dan marah pada dirinya sendiri karena masih belum bisa membuat Rangga jatuh cinta pada dirinya.

" duk !! " Nadira tiba tiba terjatuh. keningnya basah penuh keringat. tapi raut wajahnya tak sedikit pun menunjukan rasa sakit, walau pun dengkulnya sudah mengeluarkan darah akibat terjatuh tadi. semua orang tahu, Nadira saat ini sedang kelelahan, mengingat dari tadi Nadira lah yang paling gesit merebut dan memasukan bola ke dalam ring lawan.

" lo gak apa apa, mendingan lo istirahat dulu deh, nanti pingsan lagi ? " tanya salah satu teman timnya, membantunya berdiri

" gue gak apa apa. gue masih  bisa lanjutin pertandingan ini. " ujar Nadira menyeka kringatnya yang menetes di dahinya, bangkit dari posisi jatuhnya. tanpa memedulikan rasa sakit pada dengkulnya yang berdarah.

    setetes air mata lolos dari matanya. tapi Nadira segera menghapusnya sebelum orang lain melihatnya. Nadira menagis bukan karena menahan sakit di dengkulnya, tapi sakit di hatinya yang belum menghilang sejak kejadian tadi. hati Nadira sakit rasanya, seolah olah seperti di sayat sayat dengan pisau yang sangat tajam. tapi Nadira tak boleh menyerah secepat ini. ia yakin lambat laun Rangga akan segera menyadari cintanya, dan jatuh pada cintanya. dan mulai saat itu Nadira berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan pernah menyerah untuk mengejar cintanya Rangga, sebelum Rangga sendirilah yang memintanya pergi.

" pit !!... "wasit meniup pluitnya
dengan nyaring. mengakhiri pertandingan ini. dan sekolah Nadira lah yang memenangkan pertandingan kali ini dengan skor 4-2.

     Nadira berjalan dengan terpincang pincang ke arah tempat duduknya yang telah di sediakan oleh panitia turnamen. Nadira tersentak kaget saat seseorang tiba tiba merangkulnya, membantunya untuk berjalan ke arah tempat duduknya. Nadira menoleh pada orang itu. seketika mata Nadira bertemu dengan pemilik bola mata coklat yang tampan yang kini juga tengah menatapnya.

" biar gue bantu. " ujar cowok itu. Nadira sekilas melihat seragam cowok yang membantunya itu. cowok itu tidak menggunakan baju basket seperti dirinya, tapi seragam sekolah yang lengkap dengan dasinya. dan seragam cowok itu berbeda dari seragam sekolahnya.

" makasih ? " ujar Nadira menghembuskan nafasnya lega, setelah tubuhnya bisa duduk di kursi. sesekali meringis sakit karena perih pada lukanya

padahal saat di turnamen tadi Nadira tak merasakan sesakit ini pada dengkulnya setelah terjatuh, tapi mengapa setelah turnamen rasa sakitnya seperti bertambah. lagi lagi Nadira di buat tersentak kaget karena tiba tiba cowok itu berjongkok di depannya, lalu mengluarkan sebuah hansaplasht dari saku bajunya, lalu menempelkannya dengan hati hati ke dengkul Nadira yang luka. sesat sekelebat rasa sakit seperti di turnamen tadi menyerang hatinya lagi.

" andai saja Rangga saat ini yang ngobatin gue ? ... " batin Nadira yang tak mungkin terjadi. mungkin saja saat ini Rangga sedang menemani Bianka di ruang UKS, yang shok gara gara hampir terjatuh itu. saat pertandingan saja  Nadira tak pernah sekalipun melihat wajah Rangga yang sedang menontonnya atau memberi semangat kepadanya.

Bersambung ...

vote and komen ???

Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang