Bab 38

8.2K 327 19
                                    


setelah kejadian itu Nadira tidak masuk sekolah selama dua hari, karena tiba tiba demam menyerangnya. bagaimana tidak, ia dijemur berdiri di atas teriknya matahari yang saat itu sedang panasnya dan hampir saja mengalami dehidrasi, dengan tangan yang tetikat, belum lagi ia harus menahan bau yang berasal dari tepung terigu dan telur busuk yang dilempar kepadanya. untungnya mamah dan mamih mertuanya pun datang bergantian menjaga Nadira selama Rangga bersekolah maupun sedang berkerja. itu pun atas suruhan Rangga sendiri, padahal Nadira yakin ia bisa menjaga tubuhnya sendiri.

di sisi lain, Rangga juga sudah mengetahui siapa pelaku di balik pembullyan Nadira. tapi ia masih tak percaya, dan menganggap bukan Biankalah yang melakukan itu semua, tapi orang lain yang sengaja menggunakan nama Bianka dalam kejadian itu untuk membuat Rangga benci padanya. dan hal itu jugalah yang membuat Revan geram, karena Rangga sudah dibutakan oleh cinta pertamanya.

**&**

Hari ini Nadira akan sekolah. mamah dan mamih mertuanya sudah memberikan jampe jampe padanya. bahkan mulai sekarang ia tak boleh berangkat ke sekolah dengan kendaraan umum lagi, tapi dengan sopir pribadi yang sengaja di suruh mengantar dan menjemput dirinya. Nadira pun mengiakan permintaan para orang tua tapi, dengan syarat mobil itu akan mengantar dan menjemputnya dengan jarak 100 meter dari sekolah. tak hanya Nadira saja yang mendapat pesan dari para orang tua, Rangga pun juga terkena marah dan ceramah panjang dari mamihnya beserta pesan pesannya untuk menjaga dirinya.

sepanjang perjalanan menuju kelasnya, Nadira di buat bingung dengan tatapan siswa siswa yang amat menusuk menatapnya. membuat Nadira jadi berfikir aneh sendiri seperti 'mereka sedang kesurupan masal mungkin', membuat bulu kuduk Nadira meremang. Nadira mempercepat jalannya agar cepat sampai di kelasnya. tapi lain halnya saat ia sampai di kelas. ia malah melihat Dinda yang tersenyum sendiri. ada apa dengan anak ini, pikir Nadira.

" Dinda ? ... Dinda ? " panggil Nadira sambil menggoyang goyangkan tangannya di depan muka Dinda, berharap orang itu sadar akan dunia fantasinya

" Dinda ? " pangil Nadira sekali lagi, tapi kali ini ia menambahkannya dengan menyipratkan air minumnya pada wajah Dinda.

" apaan si lo dir, bikin kaget gue aja tahu gak ? " ujar Dinda kesal sambil mengelap mukanya yang basah karena ulah Nadira

" ya abis lo senyum senyum sendiri, bikin gue takut aja, emangnya lo lagi menghayal apaan emangnya ? " bukannya menjawab pertanyaan Nadira Dinda malah melanjutkan dunia fantasinya itu yang sempat tertunda tadi oleh Nadira.

" wah udah gak beres nih anak, gue harus nelphon rumah sakit jiwa kalo begitu ? " Dinda yang menyadari ucapan Nadira lantas langsung memukul Nadira menggunakan buku paket yang sedang di pegangnya.

" gue gak gila ya ...? " ujar Dinda kesal

" hehehe... lagian lo senyum senyum sendiri. gue tebak! seseorang yang suka senyum senyum sendiri itu ...pertanda pasti lo ... lagi jatuh cinta ya ... ? " tebak Nadira benar, yang malah dibalas senyum malu malu dari Dinda

" ceritain dong ?. emangnya siapa si orang yang udah bikin hati seorang Dinda ini meleleh ? " tanya Nadira sambil menyenggol nyenggol bahu Dinda. berniat untuk menggoda Dinda

" R-A-H-A-S-I-A. pokoknya lo ga boleh kepo ? "

" oh sekarang mainnya rahasia rahasian. ok ..., biar gue tebak siapa cowok
yang telah membuat seorang Dinda kelepek kelepek kayak gini. pasti ... cowok itu ... ? " ujar Nadira sok tahu, membuat Dinda menjadi deg degan sendiri

" ganteng. " lantas Nadira langsung mendapat toyoran buku dari Dinda

" hehehe ... gue bercanda kok. cowok itu pasti yang nolongin lo saat kita lagi di bully kemaren. Revan, ia kan ? " kini godaan Nadira mengenai tepat sasaran, terbukti dengan Dinda yang langsung menutup mukanya dengan buku paket, menahan malu.

lantas pernyataan itu tidak berhenti sampai di situ. tiba tiba ada sebuah mahluk tak kasat mata yang hanya ada kepalanya saja, sambil mengintip jendela yang berada di samping meja Nadira, sesekali melambai lambaikan tangannya sok akrab.

" sayang ? " ujar Revan, si mahluk tak kasat mata itu sambil menyengir tak jelas

sudah jelas sekarang. panggilan sayang itu sudah pasti bukan merujuk pada Nadira, tapi pada Dinda. sepertinya selama dua hari Nadira tidak masuk sekolah, ia sudah kehilangan banyak sekali info penting.

Bersambung ...

vote and komen ???

part kali ini rada gaje ya?

Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang