Bab 8

9.5K 375 5
                                    


       Setelah dari ruang kepala sekolah , Nadira langsung pergi ke ruang kelasnya ' ipa1' . Nadira memutar bola matanya malas saat melihat Rangga berada di kelas itu juga ,  sepertinya mamahnya memang berniat ingin mendekatkannya dengan Rangga .

Semua mata tertuju kepada Nadira saat memperkenalkan dirinya
" ehem ... perkenalkan nama saya Nadira ? " ucap Nadira dengan satu tarikan nafas panjang , jangan berfikir bahwa Nadira akan memperkenalkan dirinya dengan tergagap gagap seperti di novel novel yang menceritakan seorang nerd yang di bully , hellow karena itu bukan gayanya sama sekali

" ibu beneran si upik abu ini mau sekolah di sini , ya ampun gak level banget kali bu ? " kata cewek yang memakai listip merah cabai

" ya ampun kenapa di sekolah ini banyak banget cabe cabean si ? " batin Nadira

" sudah sudah jangan menghina , Nadira ini adalah anak behasiswa yang di biayai langsung oleh pemilik sekolah ini , jadi kalian gak boleh menjudge dia sembarangan ok ? ,  oh iya perkenalkan Nadira nama saya Vanesa ? , kamu bisa panggil saya Bu Nesa , dan Nadira silahkan kamu boleh duduk dibangku kosong di pojok sana ? " kata Bu Nesa menunjuk bangku paling pojonk , di samping bangku kosong itu terdapat cewek berkacama hitam dengan rambut yang terurai dan poni yang menutupi hampir separuh wajahnya

" kok kaya kuntilanak ya , aduh kenapa sekolah ini murid muridnya pada aneh aneh banget si ? " batin Nadira sambil berjalan kearah yang di tunjuk Bu Nesa tadi

Nadira jujur agat takut duduk dengan perempuan di sebelahnya , maklum  Nadira ini kan takut dengan hantu , pelajaran pun terus berlanjut sampai pelajaran Bu Nesa selesai yang bertepatan dengan bel istirahat berbunyi

" hay ? " sapa wanita di sebelah Nadira

" nama aku Dinda ? " ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya , Nadira pun menerimanya dengan takut takut

" Nadira . " gadis itu pun akhirnya menjepit poninya yang menjuntai panjang yang hampir menutupi sebagian wajahnya dengan jepit rambut hitamnya setelah malihat binar ketakutan di mata Nadira

" kamu gak kekantin ? " tanya Nadira nencoba menutupi rasa takutnya

" aku bawa bekel , kamu mau ? " tawar gadis itu menyodorkan kotak makananya yang berisi dua potong roti tawar yang telah di olesi selai coklat

" makasih , aku bawa juga kok ? " Nadira mengeluarkan kotak makanannya yang berwarna biru yang berisi penkek kesukaannya

" suara apaan itu ? " tanya Nadira saat mendengar suara sorak sorai ke gaduhan di luar

" oh itu suara cewek cewek di sini yang lagi nonton pangeran berkuda putih lagi latihan bola basket ? " jawab Dinda

" pangeran kuda putih ? " ucap Nadira bingung

" cowok yang duduk di barisan tengah ke tiga itu loh ? " jelas Dinda saat melihat raut kebingungan yang terpancar di wajah Nadira

" itu kan tempatnya Rangga duduk ? " batin Nadira yang hampir menyemburkan tawanya

" kamu kenapa ? " tanya Dinda saat melihat Nadira tertawa sendiri

" aku gak apa apa kok ? "

" Rangga ? pangeran berkuda putih ? dari hongkong ? jauh banget kali hahaha ... ? " batin Nadira

" aku boleh minta nomer hp kamu gak ? " pinta Nadira , setelah memikirkan tak ada salahnya jika ia berteman dengan Dida

" aku gak punya hp ? " ucap Dinda polos membuat Nadira kaget , jaman sekarang gak punya hp

" boleh aku tahu kamu tinggal di mana ? " tanya Nadira lagi penasaran

" aku tinggal di panti asuhan harapan bunda , gak jauh kok dari sini ? " Nadira pun di buat kaget lagi

" oh iya aku juga salah satu anak behasiswa juga kok kaya kamu ? " lanjut Dinda

" boleh gak kapan kapan aku ke panti asuhan kamu ? "

" boleh banget malah ? " jawab Dinda dengan senyum tulusnya

" makasih . " akhirnya percakapan mereka pun akhirnya berakhir dengan bel istirahat berakhir juga

vote dan komennya ya yang ...... banyak ......... jangan lupa  ?

v ;

Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang