Bab 4

11.3K 389 1
                                    


                      **&**

        Nadira tengah menyisir rambutnya sehabis sampoan di meja riasnya , matanya tak beralih sedikitpun dari pintu masuk kamarnya walau tanganya bekerja menyisiri rambutnya , tiba tiba pintu itu terbuka menampakan orang yang sedang di tunggunya , suaminya Rangga yang baru saja sah 7 jam yang lalu 

Nadira mendengus kesal saat melihat Rangga memakai piayama cuple dengannya , ini pasti ulah mamahnya , yang super duper rempong , setelah selesai dengan rambutnya Nadira bersiap untuk tidur

"eh ... , mau ngapai lo ? " kata Nadira saat melihat Rangga yang bersiap tidur di sampingnya

" mau tidurlah masa mau masak  ? "

" eh gak bisa gak bisa  ? " sebelah alis Rangga terangkat saat melihat Nadira memberinya selimut dan bantal

" buat apaan nih ? "

" lo tidur di sofa itu ? " tunjuk Nadira pada sofa merah marun yang berada di sudut kamarnya , Rangga menelan  salivahnya , sofa itu memang nyaman bila di duduki tapi tidak untuk di tidur  apalagi tubuhnya yang tidak bisa di katakan kecil

" WHAT !! , gue gak mau , lo gila ya badan gue bisa keretek semua tidur di situ ? "

" heh ! , yang punya kamar ini kan gue , jadi seterah gue lah mau lo tidur di mana ? "

" tapi kan gue sekarang suami lo idiot ... ? "

" ngaku juga lo jadi suami gue , tapi sayang gue ngangap lo musuh , musuh dalam selimut ? " Nadira tersenyum penuh kemenangan

" shit ... , gue kejebak sialan nih cewek ? " batin Rangga

Rangga yang sudah kalah telak dan fisiknya yang sudah lelah untuk berdebat akhirnya mengalah , dan bersiap tidur di sofa yang Nadira tunjuk

" Tok ... tok ... tok ? "

tiba tiba saja pintu kamar Nadira di ketuk , dengan tampang ogah ogahan Nadira akhirnya membukakan pintu kamarnya

" mamah !!? " Nadira terkejut saat mamahnya berada di depan pintu kamarnya

" ada apa mah , apa ada hal penting yang pengen mamah omongin ? " lanjut Nadira , mamahnya tidak menjawab karena matanya tak sengaja melihat rangga yang bersiap tidur di sofa merah marun di sudut kamar Nadira

" Kok rangga tidur di sofa sih dir ? "

" oh ... , itu keinginan dia sendiri kok mah , katanya enakan tidur di sofa dari pada di kasur malahan tadi dia malah pengen tidur di ubin tapi langsung Nadira larang ? " bohong Nadira dengan santainya

" bohong , pasti kamu kan yang nyuruh dia tidur di sofa ? "

" ya ampun mamah masa gak percaya si sama Nadira , ini murni dia sendiri yang minta sama Nadira tidur di sofa , kalo mamah masih gak percaya tanya aja sama orangnya sendiri  ? "

" ok mamah percaya , tapi suruh suami kamu tidur di kasur jangan tidur sofa , kasian badanya pada sakit nanti ? " Nadira menghela nafas akhirnya mamahnya percaya juga dengannya

" yaudah mamah sekarang mau ngomong apa sama Nadira ? "

" mamah gak mau ngomong apa apa kok sama kamu , mamah kesini cuma pengen ngecek kamu doang . " kata mamahnya lalu pergi dari kamarnya , Nadira dengan tampang cengonya menutup pintu kamarnya

                      **&**

" kringg !! Kring !!! Kring !!!! "

05.15

Alaram Nadira berbunyi , Nadira berusaha menetralkan matanya dari cahaya , dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Rangga yang berjarak sangat dekat dengan wajahnya dan dirinya yang memeluk Rangga

" AAAaaa ... ? " teriak Nadira kencang , lalu mandorong Rangga hingga tersungkur ke lantai

" fuck , sakit bego ? " kata Rangga yang memegangi punggungnya yang membentur lantai

" ngapai gue lo tadi malam , ngaku  lo ? " Nadira sambil menyilangkan tanggannya di tubuhnya , seperti seorang gadis yang ingin di perkosa

" heh yang meluk gue kan lo , ngapa lo yang marah sama gue , seharusnya itu gue yang marah sama lo seenaknya  meluk meluk gue , lagian gue juga gak nafsu kali sama papan penggilesan kaya lo ? "

" What !! papan penggilesan , badan secakep ini lo bilang papan penggilesan , hellow cowok aja kagak kedip saat gue jalan di depannya , mata lo bener bener katarak ya ? " kata Nadira yang tidak di hiraukan Rangga yang malah masuk ke kamar mandi .

Setelah 15 menit , rangga keluar dengan tubuh yang segar dan dan senyum yang tak pernah hilang dari bibirnya , membuat Nadira heran melihatnya

" ngapa lo sakit ya , senyum senyum sendiri kaya orang gila ? " Nadira berjalan melewati rangga ke kamar mandi

" nggak ? " Rangga menahan tawanya yang segera meledak , ia sengaja untuk balas dendam dengan Nadira yang membuat punggungnya sakit dengan mencampuri bubuk cabai pada sabun yang biasa Nadira pakai

" satu ... dua ... tig- ? "

" AAAA !! ... PEDES , RANGGA AWAS LO  ? "

" rasin lo , hahaha emang enak gue kerjain ? " Rangga tersenyum senang rencananya berhasil

                       **&**

Vote dan komen ?




Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang