Bab 44

8.5K 358 32
                                    


    Revan yang mendengar teriakan Nadira pun langsung menemui wanita itu di kamarnya, yang ternyata sedang berusaha mengangkat Rangga ke kasurnya. sebagai cowok yang gantlemen, Revan buru buru mengambil alih Rangga dari tangan Nadira, dan merebahkan Rangga di kasurnya.

" Revan masalah Rangga apa si, sampe kaya gini. ini udah ke dua kalinya gue ngeliat Rangga dalam kondisi kaya gini ? " ujar Nadira sedih, sambil membereskan barang barang yang berserakan di lantai kamarnya.

" masalah Rangga ya itu lo. dia frustasi semenjak lo pergi. " ujar Revan dengan entengnya

" haha ... jangan buat gue terbang melayang ke angkasa deh Revan, bila ujung ujungnya gue jatoh juga nanti. " Nadira tetap masih tak percaya

" serah lo deh. yang penting gue udah bilangin. "

" oh iya gue pengen tanya, barang apa yang di sukain sama Dinda ? "

" widih, roman romannya ada yang lagi berantem nih kayanya. "

" si Dinda lagi ngambek sama gue, makannya lo bantuin gue dong buat bujuk dia. "

" denger ya van. jangan beri Dinda harapan palsu. kalo lo bener bener suka sama dia, lo harus buktiin itu. dan awas kalo lo berani  mainin hati temen gue, gue bakalan cariin lo sampe keujung dunia sekalipun. "

" ok, gue bakalan bantuin lo. tapi ada syaratnya, lo harus beiin bubur dulu buat Rangga. gue yakin gak ada yang bisa di makan di sini. " lanjut Nadira

" ok, tapi janji ya lo kasih tahu gue. " ujar Revan

    setelah Revan sudah benar benar keluar dari kamarnya. Nadira mendekati Rangga yang tidur dikasurnya. Nadira bisa melihat ada kantung hitam di matanya Rangga dan peluh memmbasahi kening Rangga, yang menandakan Rangga tidak nyaman dalam tidurnya.

" Nadira maafin gue. " ujar Rangga lirih dalam tidurnya yang dapat Nadira dengar.

                   **&**

    wajah Nadira berseri seri hari ini, setelah melihat kalender rahasianya yang sengaja ia bulatkan dengan tinta merah sebagai penandanya. ya, hari ini adalah hari kelahirannya Rangga. dan hari ini pula Nadira berniat akan memberika kejutan untuk Rangga di hari ulang tahunnya ini, dengan membuat sebuah pesta kecil kecilannya di apartemennya. Nadira juga akan membuat kue coklat kesukaan Rangga. tapi sebelum itu ia akan membeli bahan bahannya terlebih dulu.

" Nadira gue pergi dulu ya. " ijin Rangga yang baru saja keluar dari kamarnya sambil mengenakan jaket kulitnya.

    semenjak kejadian beberapa minggu yang lalu tentang Nadira yang pergi tanpa seijinnya. Rangga kini menerapkan aturan ' harus ijin jika ingin pergi ' kepada Nadira dan berlaku juga untuknya.

" pulangnya jangan malem malem ya. " alis Rangga terangkat bingung dengan perkataan Nadira yang tiba tiba.

" kenapa ? "

" gak apa apa kok. gue cuma takut terjadi apa apa aja sama lo. " penuturan Nadira membuat hati Rangga tiba tiba menghangat. Rangga pun mengganggukan kepalanya sebagai jawabannya, dan di tambah dengan senyum perhatiannya.

    setelah Rangga pergi. Nadira bersiap siap pergi ke supermarket untuk membeli bahan bahan pesta. ia juga berencana untuk mengundang Revan dan Dinda nanti. tapi setelah di pikir pikir, ia akan mengajak Dinda duluan ke apartemennya, untuk membantunya menyiapkan pesta yang diadakan nanti malam.

" Nadira ini beneran apartemen lo ?. gila gede banget. " ujar Dinda kagum pada desain interior apartemen yang  Nadira tempati.

" ini apartemennya Rangga, bukan apartemen gue kok. "

" ya tapi kan lo berdua udah nikah. jadi ya otomatis miliknya Rangga juga jadi milik lo lah. " Nadira pun mengangguki saja pernyataan Dinda

" eh ngomong ngomong, lo ada masalah apa sama si Revan. " ujar Nadira mengalihkan obrolan. butuh beberapa detik untuk Dinda menjawabnya
" huf ... pasti si Revan ngadu ya sama lo. lo tahu kan Revan itu orangnya playboy cap badak, yang punya sejuta pesona " ujar Dinda menggantungkan kalimatnya

" oh jadi nganbek karena Revan itu play boy gitu ! "

" ish ... Nadira, gue itu gak ngambek. lo tahukan gue sama Revan itu beda jauh, dari fisik maupun aset. gue itu cuma gadis panti asuhan yang di tinggalkan orang tuanya. gue gak pantes buat Revan Nadira. "

" kata siapa lo gak pantes. lo cantik kok, coba deh lo lepas kaca mata kuda lo, gerai rambut kepangan lo, lo pasti udah kaya bidadari turun dari langit. dan kata siap cinta itu mandang aset atau harta. "

" Nadira lo berlebihan. " ujar Dinda merendah atas pujian Nadira

" gue emang berlebihan, biar lo sadar. " ujar Nadira terkekeh sambil menepuk nepuk puncak kepala Dinda seperti anak kecil. yang membuat Dinda mendengus tak suka.

    jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. tapi Rangga belum juga pulang, padahal tadi ia sudah berpesan kepada Rangga untuk tidak pulang malam. makan malam romantis pun sudah Nadira siapakan, hingga makanan yang sudah ia buat susah payah kini sudah menjadi dingin.

" Nadira si Rangga kemana si, udah malem gini juga belom pulang. " ujar Revan kesal yang sudah menunggu lama bersama Dinda untuk memberikan kejutan untuk Rangga.

" Nadira gue minta maaf. gue gak bisa menunggu lebih lama lagi. gue harus pulang, ini udah cukup malam, ibu panti pasti nyariin gue. " ujar Dinda

" ga apa apa kok, gue ngerti. lo boleh pulang. makasih ya udah bantuin gue. dan lo Revan tolong lo anterin temen gue ini sampe tujuan, inget jangan sampe lecet. " ujar Nadira bergurau walau tercetak jelas sedikit kekecewa di wajahnya.

" sip. tapi inget, lo juga harus tidur, jangan nungguin Rangga. emang tuh anak satu berengsek. masa istrinya udah capek capek bikin semua ini, malah dia kagak dateng. " ujar Revan

    setelah mengantarkan Regan dan Dinda sampai di depan pintu apartemennya, Nadira kembali duduk di meja makan Romantis yang sudah ia siapkan, dengan di temani cahaya lilin. Nadira mengeluarkan Kue ulang tahun yang ia buat dengan tulisan " happy beartday Rangga ". pokoknya Nadira akan tetap menunggu sampai Rangga pulang dan meniup lilin kue ulang tahun ini sama sama dengannya. masa bodo dengan Revan yang melarangnya untuk menunggu Rangga.


Bersambung ...

vote and komen ???

sorry bila masih ada typo yang bertebaran.

Marriage With Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang