Suara bel rumah berbunyi beberapa kali, membuat bi inah bergegas membuka pintu. Namun, Stevan menghentikan usaha bi inah dan menawarkan diri untuk membuka pintu tersebut. Karna dia sudah tahu siapa tamu itu.
"Bi, biar Stevan yang buka. Itu temennya Stevan" ujar Stevan yang diikuti anggukan kepala dari bi inah.
Stevan membuka pintu tersebut, dan benar saja Cika dan Gilang telah berdiri di balik pintu itu.
"Eh, lo kok di sini?" Tanya Cika heran.
"Bacot lo cik! Sini lo" ujar Stevan sembari mengapit Cika dengan lengannya.
"Sakit bego!" Pekik Cika diikuti dengan deraian tawa dari Stevan.
"Yuk masuk" ajak Stevan.
"Emang lo tuan rumah?" Ketus Gilang.
Stevan hanya mengedikkan bahu dan mengangkat alisnya.
"Ohh.. gue tau, lo pasti bodyguardnya Alya kan?" Tanya Cika mengetikan jarinya dan melempar senyuman puas.
"Yeps! Gue bodyguardnya. Udah yuk masuk" jawab Stevan sembari merangkul teman kecilnya itu.
"Eh, Gilang ayok masuk" ajak Cika pada Gilang dengan lembut.
"Lo kok bisa selembut itu sama Gilang? Kalau ke gue lo kasarnya kayak preman pasar" bisik Stevan diikuti deraian tawa Cika.
"Lo belum tau? Padahal gue kan udah lama bersikap lembut ke dia. Udah lebih 2 bulan. Lo tau kenapa?" Tanya Cika pada Stevan.
Stevan menggelengkan kepala.
"Karna gue kan udah pacaran sama Gilang" bisik Cika dengan senyuman lebarnya.
Stevan tertegun, ia menatap wajah teman yang dirangkulnya itu. Ia menatap dalam wajah gadis itu, seakan-akan memberikan tatapan menyesal dan juga tatapan geram.
"Kenapa? Lo baru tau ya? Udah jalan 2 bulan lagi... lo kok baru tau sih?? Kudet lo!" Ujar Cika.
"Cika" tegur Gilang yang berhasil menyadarkan Stevan.
Cika mendekati Gilang dan berjalan menjajarinya, sedangkan Stevan masih memikirkan perasaan menyesalnya itu. Sebuah penyesalan yang terjadi karena masalahnya, yang menyebabkan Cika harus terlibat dan pada akhirnya, Cika harus menanggung rasa sakit karnanya.
"Van, lo tadi nggak sekolah kan? Pasti gara-gara jaga Alya ya?" Goda Cika kepada Stevan.
"Bacot lo cik" jawab Stevan tersenyum.
Stevan memutar kenop pintu kamar Alya, mempersilahkan kedua tamunya memasuki kamar Alya untuk melihat keadaannya. Sedangkan dirinya, hanya berdiri di ambang pintu sembari menatap kosong ke arah Alya.
"Gue bawa makanan kesukaan lo nih! Choco chips" ujar Cika sembari meletakkan sebuah bingkisan di atas nakas Alya.
"Lo kenapa?" Tegur Alya yang berhasil membuat Stevan sadar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainfall✔[Completed]
Teen Fiction"Hujan yang selalu membawa sejuta kenangan manis dalam setiap tetesnya" --Alya Kaori-- *Cerita ini bukan cerita tentang hujan yang selalu membasahi bumi, namun tentang kenangan yang membasahi ingatan Alya. Tentang kenangan mani...