20. Like yours

917 46 9
                                    

Alan Alex : lo yakin mau keluar malem?
Alya Kaori : selama gue pake jaket tebel, dan nggak kena anggin dingin banget, no problem!
Alan Alex : hmmm.. okey! Jam berapa gue jemput lo?
Alya Kaori : lo maunya jam berapa?
Alan Alex : sekarang juga gue bisa :v
Alya Kaori : yaudah, sekarang aja!
Alya Kaori : sekalian biar kebagian coklat panas :v
Alan Alex : everything for you♡
Alya Kaori : you're my Bestie♡

Alya membuka lemari pakaian, mengambil pakaian lalu menempelkannya ketubuh. Sembari melihat pantulan dirinya di cermin, melihat apakan baju itu cocok untuknya, atau tidak. Beberapa baju telah dicoba, dan pada salah satu pilihan, ia segera memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

*****
Stevan duduk santai di sofa ruang tengah sembari menikmati film yang tengah di lihatnya. Tertawa terbahak-bahak melihat film tersebut sembari memakan camilan yang di genggamnya. Sampai pada sebuah notifikasi line berbunyi di ponselnya. Membuat moodnya menjadi down, apalagi melihat nama Keyra Angelia tertera disana. Sudah beberapa hari setelah kejadian, dimana ia berdebat dengan Keyra. Sejak saat itu, ia tak pernah bertemu ataupun berkomunikasi dengan Keyra. Stevan memilih mengabaikan pesan itu, dan melanjutkan menonton.

"Van! Lo kalau ketawa di kontrol dong! Kenceng banget. Kedengeran sampe kamar gue tau!" Ujar Alya yang tiba-tiba datang sembari mengambil camilan yang Stevan pegang.

"Eeh.. makanan gue tuh, main rampas aja" ujar Stevan.

"Makanan lo, makanan gue juga! Tapi makanan gue, ya punya gue" ujar Alya berderai tawa sembari mendaratkan diri disamping Stevan.

"Gitu amat" ketus Stevan memperhatikan Alya yang mengenakan pakaian rapi.

"Lo mau kemana?" Tanya Stevan.

"Nge-date" bisik Alya di telinga Stevan membuat Stevan mematung, diam seribu bahasa.

"Enggak ah, gue mau beli buku" Alya kembali berderai tawa melihat reaksi Stevan.

"Gue lebih suka lo yang dulu. Nggak pernah main-main, selalu serius" gumam Stevan, membuat Alya yang kini menjadi terdiam.

"Kena wllleek!! 1-1" ujar Stevan mengeluarkan lidahnya ke arah Alya diikuti dengan deraian tawa.

"Ihh rese lo ah" Alya mengelitik tubuh Stevan, membuat Stevan memberontak. Mereka saling mengelitik, sampai mereka terjatuh ke lantai dengan Alya yang berada tepat diatas tubuh Stevan. Kedua lengan Alya setengah menyangga pada lantai, dengan rambut yang tergurai jatuh menutupi wajah mereka berdua. Tangan Stevan melingkar di pinggang Alya, menangkap, agar tak membuat Alya yang terbentur lantai.

Harum parfum yang selalu Alya gunakan memenuhi hidung Stevan. Mata coklat indah milik Alya tepat berada didepannya. Mereka sangat dekat. Bahkan kini mereka dapat merasakan debaran jantung masing-masing. Bukan hanya Alya yang pipinya merona, Stevan pun seperti itu. Dengan susah payah Alya menelan ludahnya. Ini sangat memalukan untuknya. Dia cepat-cepat bangkit lalu membenahi rambutnya begitu juga dengan Stevan. Sesaat kemudian bel rumah berbunyi, Alya tahu pasti siapa itu.

"G-gue pergi dulu" pamit Alya dengan kikuk.

"Lo pergi sama siapa?" Tanya Stevan heran.

"Alan" jawab Alya pasti.

"Jangan pulang malem" ujar Stevan diikuti dengan anggukan Alya.

Sebelum Alya pergi, Stevan mendekatkan dirinya kepada Alya dan mengecup pucuk kepala Alya.

Alya cepat-cepat membuka pintu.

"Sorry lama, langsung pergi?" Tanya Alya yang kini berdiri di ambang pintu.

"Langsung aja, keburu malem. Soalnya gue mau nggambil barang dulu" ujar Alan.

"Oke deh" Alya menutup pintu lalu mengikuti langkah Alan memasuki mobil. Sedangkan di kaca, Stevan senantiasa melihat mereka sampai mobil itu benar-benar pergi.

Cemburu. Begitulah yang Stevan rasakan saat itu. Namun ia memang tak bisa melarang Alya, ditambah lagi dengan posisinya yang bukanlah siapa-siapa untuk Alya. Kini ia kembali berjalan menuju ruang tengah. Ponsel yang diletakkannya di meja terus saja berbunyi dan terus saja menampakkan nama Keyra disana. Setelah lama berpikir, dia pun membaca semua pesan yang dikirim Keyra untuknya.

Keyra Angelia : Stev, gue kange sama lo!
Keyra Angelia : kok nggak di read sih?
Keyra Angelia : masih marah ya? Maaf deh.
Keyra Angelia : Stevan, gue kangen... udah berapa hari nggak ada kabar, nggak ketemu. I miss you so much my honey😳❤
Keyra Angelia : Stev, Read dong!
Keyra Angelia : pasti masih gara-gara Alya. Stev, plis Stev...
Stevan Mahendra : apa Key?
Keyra Angelia : akhirnya dibales... miss you😳
Keyra Angelia : lo dimana? Pengen ketemu lo.
Stevan Mahendra : gue di rumah Alya.
Keyra Angelia : jadi lo beneran udah berpaling?
Stevan Mahendra : dari dulu kita nggak ada hubungan apa-apa Key! Kita cuma terikat gara-gara bokap gue kerjasama dengan bokap lo.

Keyra Angelia : jadi lo pengen bokap gue mutusin kerjasama dengan bokap lo?
Stevan Mahendra : ini masalah gue, jangan libatin bokap gue.
Keyra Angelia : lo harus inget, lo itu milik Keyra dan lo akan selalu jadi milik Keyra.
Stevan Mahendra : pliss Key, gue udah capek jadi boneka lo!!
Keyra Angelia : gue akan sampaiin sama om Adam, kalau lo udah capek ngebantu dia.
Stevan Mahendra : lo apaan sih Key!

Keyra Angelia : gue mau ketemu sama lo!! Kirim alamat Alya! Now!
Stevan Mahendra : gue mau tidur!
Keyra Angelian : Stevan, Now! If i need, I can go to London for your dad now!
Stevan Mahendra : fine! I'm yours.
Stevan Mahendra : Perumahan Citra, Blok D4 no.16.
Keyra Angelia : still there for me!

Kini Stevan sangat kacau. Benar-benar kacau. Membuatnya harus sesegera mungkin mengatakan kebenaran tentang dirinya kepada Alya. Ia berfikir, ini akan menjadi cerita panjang untuk Alya. Namun disisi lain, rasa takut akan kehilangam sosok Alya, membuatnya ragu mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. Ia mengepal tangannya penuh dengan emosi juga rasa stres yang tinggi. Kemudian, ia hantamkan kepalan itu ke dinding dengan sangat keras. Ia mengacak rambutnya yang mulai memanjang. Terlalu banyak hal ia pikirkan, sampai tak tau harus berbuat apa. Ia tak ingin menyakiti Alya dengan kebenaran tentangnya. Namun, ia juga tak ingin membuat Alya nantinya semakin sakit bila Alya mengetahui kebenaraan tentangnya di saat Alya benar-benar jatuh sejatuh-jatuhnya kepada Stevan. Satuhal yang ada dibenaknya saat ini. Ia sangat takut kehilangan sosok Alya, ia tak ingin melepas Alya.

'Lo harusnya nggak ngasih harapan ke orang lain, saat posisi lo masih punya perasaan sama dia. Gue tau, lo suka sama Keyra kan? Gue tau Van! Lo bilang lo sayang gue? Gue tau lo cuma manfaatin gue sebagai pelampiasan. Gue tau!!' Tiba-tiba saja kata-kata Alya memenuhi kepala Stevan yang membuatnya semakin bingung dan takut bila harus kehilangan Alya. Membuatnya berfikir keras, ia harus segera menuntaskan semuanya, sebelum terlambat. Setidaknya, ia bisa hidup dalam kejujuran walaupun itu pahit. Karna dalam sebuah hubungan, kejujuran itu sangat dibutuhkan untuk menjaga ikatan tersebut.

Rainfall✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang