Di dalam mobil tak ada percakapan yang terjadi antara Alan dan Alya. Yang terdengar di dalam mobil itu hanya alunan musik yang Alan putar. Mereka sibuk dengan diri masing-masing. Alya memalingkan pandangan keluar kaca melihat kerlap-kerlip lampu kendaraan, juga lampu-lampu yang menerangi jalan raya. Sedangkan Alan fokus mengendarai mobil karna jalanan yang agak padat.
"Lo mau cari bukunya siapa?" Tanya Alan membuka pembicaraan. Mengingat sudah 20 menit mereka berada di mobil tanpa sepatah kata pun.
"Hmm.... gue kehabisan referensi. Paling sastra kuno jepang, atau sejarah kuno jepang. I don't know! Tapi yang pasti jepang, maybe" jawab Alya mengedikkan bahu sembari memanyunkan bibirnya.
"It's so cute!" Ujar Alan berderai tawa.
"Lo dari dulu nggak pernah lepas dari yang namanya Jepang ya" sambung Alan.
"Hm... 'cause japan is fantastic! Jepang itu penuh sejarah. Terlebih sastranya. Bikin takjub" jelas Alya dengan semangat.
"Lo nggak mau coba cari Hamlet, Macbeth, Othello atau the tempest?" Tanya Alan yang membuat Alya menganga mengernyitkan dahinya.
"Kebiasaan dari London lo bawa kesini. Lo kira gampang cari buku tentang mereka? Lagian setau gue itu buku udah lama banget" Ujar Alya.
"Tapi lo belum pernah baca buku karya William Shakespeare kan?"
"Nggak tertarik"
"Yakin? Padahal dia kan penyair yang mendunia" Tanya Alan dengan menaikan alisnya.
"Ehemm... gue mau cari novel yang bisa jadi moodbooster gue"
"Kalau masalah moodbooster, nggak perlu cari. Kan ada gue"
"Tau ah" ujar Alya keluar dari mobil yang kini telah terparkir di depan toko buku yang sangat luas.
"Lo sendiri mau cari buku apa?" Tanya Alya kepada Alan yang berjalan disampingnya.
"Romance mungkin" jawab Alan sembari melirik rak-rak buku.
Mereka berjalan menyusuri rak-rak dipenuhi buku yang tertata rapi. Toko ini merupakan toko yang sangat disukai keduanya sejak SMP. Selain lengkap, tatanan ruangan untuk membaca juga bagus, rapi, dan bersih. Tak heran mereka dulu sering menghabiskan waktu disini.
Mereka terus mencari buku yang mereka inginkan. Sampai pada sebuah rak yang meletakkan novel yang cukup tebal, namun menarik untuk Alya. Alya hendak mengambil novel tersebut, namun sesaat kemudian tangan Alan juga mengambil novel itu. Membuat tangan mereka saling bersentuhan.
Alan menatap Alya yang kini tersenyum manis padanya.
"Lo ngikut" ujar Alya yang langsung mengambil novel itu.
"Bukannya ngikut. Tapi kita aja yang sehati" jawab Alan membuat Alya terkekeh.
"Al, lo mau kemana?" Tanya Alan saat melihat Alya berjalan lain arah dengan tempat kasir berada.
"Kan udah kebiasaan, habis beli terus baca disini" jawab Alya.
"Lo baca dirumah aja deh. Keburu malem. Gue juga mau ngajak lo ke suatu tempat" ujar Alan membuat Alya penasaran.
"Kemana? Lo nggak mau bawa gue ke tempat yang aneh kan??" Tanya Alya dengan tatapan penuh curiga.
"Gila lo. Gue kan anak baik-baik" ujar Alan berderai tawa.
Mereka berjalan menuju kasir, lalu membayar novel tersebut. Selepas itu, mereka kembali ke dalam mobil dengan suasana yang sunyi seperti semula. Mobil Alan berjalan menuju tempat yang sangat ramai. Ramai kendaraan, ramai orang, juga ramai lampu taman yang berkerlap-kerlip mengelilingi tempat itu. Tempat itu memang tidak terlalu jauh dari toko buku yang mereka singgahi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainfall✔[Completed]
Teen Fiction"Hujan yang selalu membawa sejuta kenangan manis dalam setiap tetesnya" --Alya Kaori-- *Cerita ini bukan cerita tentang hujan yang selalu membasahi bumi, namun tentang kenangan yang membasahi ingatan Alya. Tentang kenangan mani...