15. Cerita baru akan dimulai

1K 54 4
                                    

Stevan's POV

"Cika sekolah nggak?" Tanya Stevan pada salah seorang murid kelas XI IPA5.

"Sekolah, bentar gue panggil" jawabnya yang lalu pergi memanggil Cika.

"Apa? Nyari gue apa nyari info Alya?" Tanya Cika dengan senyum sinis.

"Cari lo" jawab Stevan.

"Ini soal lo sama Gilang" sambung Stevan dengan lirih dan rasa bersalah yang teramat dalam.

"Hmm... lo udah tau ya? Dia kemarin mutusin gue tanpa sebab" jawab Cika.

"Bukan tanpa sebab, tapi ada sebabnya"ujar Stevan.

Cika menatap Stevan dengan heran.

"Lo temen gue dari kecil, sebenarnya gue nggak mau nyembunyiin ini. Tapi, gue belum punya waktu buat ngomong ke lo" ujar Stevan yang masih membuat Cika heran.

"Gue udah pernah bilang ke lo kan? Lo jangan deket sama Gilang. Dan lo tau alasan kenapa gue larang lo deket sama Gilang?" Tanya Stevan.

Cika menggelengkan kepalanya.

"Masih tentang masalah gue sama Gilang dan Keyra. Dia itu masih dendam sama gue. Maka dari itu, dia terus-terusan menyakiti orang-orang yang berharga buat gue. Salah satunya lo dan Alya. Dia pengen buat gue ngerasain apa yang dia rasain waktu gue ngerebut Keyra dari dia. Gue minta maaf karna belum sempat cerita ini ke lo. Gue bukannya bermaksud nyebunyiin, tapi gue belum tau waktu yang pas buat ngomong ini ke lo" jelas Stevan.

"Lo udah cerita ke Alya?" Tanya Cika sedikit emosi.

"Gue masih janjiin dia, dan gue juga belum tau waktu yang tepat juga" jawab Stevan.

"Lo harus bilang ke Alya secepatnya kalau lo nggak mau kehilangan Alya. Lo tau, dia itu S U K A sama lo. Jangan buat Alya masuk ke perangkap Gilang lagi. Cukup gue, jangan Alya. Alya udah tersiksa perasaan sakit bertahun-tahun karna gue dan Sisi. Gue nggak mau lagi dia ngerasa sakit cuma gara-gara dia ngenal yang namanya cinta. Dia cinta pertama lo kan? Dan lo juga cinta pertamanya dia. Walau dia bukan cewek pertama yang jadi pacar lo, lo harus buat dia jadi cewek terakhir buat lo. Gue nggak mau liat dia sedih lagi, gue nggak mau liat dia ngurung diri, dan nangis sendirian" ujar Cika dengan air mata yang kini tak mampu ia bendung lagi.

"Lo tau dari mana kalau dia suka sama gue?" Tanya Stevan penasaran.

"Dia bilang ke gue, dia nggak suka liat lo bareng Keyra, ada rasa benci ketika liat lo sama Keyra. Terlebih lagi ketika lo meluk Keyra. Awalnya dia kira gue sama lo itu saling suka. Soalnya waktu gue jenguk dia, dia liat kita akrab banget. Tapi gue udah jelasin ke dia kalau kita itu temen dari kecil" jelas Cika.

"Lo nggak cerita tentang nyokap bokap gue kan?" Tanya Stevan sedikit khawatir.

"Nggak. Gue belum cerita itu! Tapi gue yakin, lama kelamaan dia pasti akan tahu semuanya. Semua tentang lo dan Keyra, semua yang ngebuat lo selalu berada di cengkraman Keyra" jawab Cika.

"Gue sempat berfikir mau lari dari masalah ini. Tapi kalau gue lari, itu nggak akan menyelesaikan masalah gue sama bokap gue. Gue juga nggak mau liat Alya terus-terusan kesepian. Gue pengen liat dia bahagia, gue pengen liat dia senyum" ujar Stevan yang kini menundukkan kepalanya.

"Lo harus ceritain semua ke Alya sebelum terlambat. Lo harus cerita semuanya. Kalau perlu, lo jadiin Alya tempat curhat lo. Jangan sampai saat Alya sudah benar-benar suka sama lo, dan dia baru tau kebenaran tentang lo! Itu yang lebih sakit. Pasalnya, tadi gue ketemu Alan Alex. Dan dia ternyata juga pindah kesini buat nyari Alya. Lo tau? sampai sekarang, dia suka sama Alya" jelas Cika.

"Apa Alan? Lo yakin? Bukannya dia sekolah di London, bareng bokapnya?" Tanya Stevan memastikan.

"Hm... beberapa hari ini dia udah cari informasi tentang Alya lewat Sisi, dan Sisi nyampaiin itu semua ke gue" jelas Cika.

Stevan menatap kosong ke arah Cika.

"Eh Van! Lo kok disini? Ehh ohh... ada Cika, gue kira lo nyari gue" tiba-tiba Arga datang dan menghamburkan lamunan Stevan.

"Lo dari mana Ga? Kok tumbenan lo keluar sebelum jam istirahat?" Tanya Cika.

"Dari taman" jawab Arga.

"Hah? Sejak kapan lo seneng main di Taman?" Tanya Steva terkekeh.

"Sejak tadi. Alya yang ngajak gue ke taman" jelas Arga membuat Stevan berhenti tertawa dan menarik kerah baju Arga.

"Lo sama Alya? Di taman? Ngapain?" Tanya Stevan masih menarik kerah baju Arga dengan penuh emosi.

"Van, santai aja kenapa sih" ujar Cika berusaha melepaskan tangan Stevan dari Arga.

"Hmm... sejak kapan lo jadi tukang cemburuan?" ujar Arga dengan deraian tawa.

"Maksud lo apaan sih?" Tanya Stevan penasaran.

"Lo cemburu ya? Gini gue jelasin semua sebelum ada kesalah pahaman antara kita" ujar Arga masih dengan deraian tawa.
"Alya tadi pagi ke kelas manggil gue, terus dia ngajak gue ke taman buat nyari tau kebenaran tentang lo. Lo tau, kayaknya dia mulai suka sama lo. Ya udah cuma itu doang. Habis cerita, gue kesini. Lagian, gue nggak bakalan ngerebut Alya! Gue Cika aja udah cukup" jelas Arga yang kini melirik ke arah Cika.

"Kampret lo! Bullshit! Cika doang, perasaan tiap hari lo ngombalin cewek yang ada di kelas" ujar Cika dengan tatapan jijik.

"Terserah lo deh" jawab Arga sembari mengacak-acak rambut Cika.

"Terus Alya sekarang dimana?" Tanya Stevan.

"Masih di taman kali. Tadi pas gue pergi, dia malah ngambil novel gitu. Coba aja cari dia di taman" usul Arga yang diikuti anggukan dari Stevan.

"Eh Van, ada baiknya kalau lo sendiri yang jelasin masalah lo sama Gilang ke Alya. Lo taukan hubungan itu butuh kepercayaan. Gue yakin dia juga suka sama lo" ujar Arga setengan memekik karna Stevan yang telah berada agak jauh darinya.

Stevan mengangkat jempolnya ke atas, lalu meneruskan langkahnya mencari Alya.

Saat dia telah sampai di taman, ia melihat Alya tengah duduk sendiri di kursi yang agak panjang dengan novel yang kini dibacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat dia telah sampai di taman, ia melihat Alya tengah duduk sendiri di kursi yang agak panjang dengan novel yang kini dibacanya. Ia mulai menghampiri gadis itu. Namun baru saja dia ingin melangkah, seorang lelaki menghampiri Alya dan menyondorkan minuman untuk Alya. Stevan sangat mengenal wajah lelaki yang kini menatapnya itu. Lelaki yang sangat dibencinya, juga lelaki yang menjadi saingan untuk merebut hati Alya. Entah mengapa ia merasa bahwa mulai dari sini, perjalanannya akan terasa sangat berat untuk mendapatkan Alya. Dan cerita ini baru akan dimulai.

'Jadi bener yang Cika bilang, dia bakalan datang lagi? Well, ini baru dimulai' Gumam Stevan yang kini pergi meninggalkan tempat itu.

Rainfall✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang