Matematika adalah pelajaran favorit Alya, disaat teman-temannya merasa frustasi, ia malah terlihat begitu semangat, hingga tak terasa bel istirahat pun telah berbunyi. Alya menutup buku paketnya, lalu merogoh isi tasnya mencari sesuatu namun tak kunjung ketemu. Hingga akhirnya, ia memilih untuk menumpahkan isi tasnya ke meja. Entah apa yang dipikirkannya saat itu, namun perbuatannya itu mengundang tatapan heran dari seluruh siswa kelas XI IPA 3.
"Alya kenapa tuh? Tumben banget bikin heboh kelas"
"Tau tuh. PMS kali"
"Biarin aja, orang jutek kayak dia nggak usah diurusin"
"Iya! Percuma cantik tapi dinginnya, ngelebihin samudra Atlantik"
"Udah egois, mana bicaranya nusuk banget lagi"
"Pantesan aja dia nggak punya temen"
Desisan penuh benci terdengar di telinga Alya, membuat moodnya tambah down. Apa lagi desisan itu berasal dari grup rumpi yang sangat Alya benci dikelasnya. Ditambah lagi, seseorang tertangkap matanya sedang mengamati dirinya dari jauh.
"Lo ngapain sih ngeliatin gue mulu?" Tanya Alya dengan sedikit emosi, karna sedari tadi Stevan mengamati setiap aktivitas Alya, membuat Alya merasa risih.
"Gue liat jendela bukan ngeliat lo" bantah Stevan yang kini bangkit dari duduknya, dan berjalan mendekati Alya.
Alya merapikan buku-buku miliknya yang berserakkan di atas meja dan memasukkan buku tersebut kedalam tas, setelah mendapatkan benda yang dicarinya yaitu Novel.
"Cari Novel aja sampe segitunya" gerutu Stevan yang kini telah berdiri disamping mejanya sembari memasukkan kedua tangan di saku celananya.
Alya menatap sinis Stevan, lalu berjalan melewatinya begitu saja. Belum sempat Alya melewati Stevan yang menghalangi jalan, kini langkahnya terhenti karna Stevan menarik lengan Alya.
"Temenin gue makan dikantin!"pita Stevan, membuat beberapa pasang mata yang masih diruangan itu, menatap gerak-gerik mereka.
"Males!" Jawab Alya datar, sembari berusaha melepaskan lengannya.
"Bentaran aja, sekalian gue kenalin ke temen gue! Mereka katanya pengen kenal sama lo gitu" ujar Stevan yang menyadari grup rumpi kelasnya masih setia mengamati gerak-geriknya bersama Alya.
Alya berdecih kesal dengan terus memberontak melepaskan lengannya dari cengkeraman Stevan. Namun, belum sempat Alya melepaskan diri dari cengkeramannya, kini Stevan menarik paksa Alya keluar dari kelas itu.
Ia menarik lengan Alya dengan lembut, menuntun Alya berjalan menuju kantin yang penuh dengan siswa kelaparan.
"Woy Van!! Cepetan!" Teriak Gilang, teman sekelas Alya, juga teman dekat Stevan, sembari melambaikan tangannya.
Stevan menggandeng tangan Alya, membawanya menuju meja yang telah diisi oleh teman-teman Stevan.
"Eh Stevan bawa siapa tuh??" Teriak Gilang heboh karna melihat Stevan menggandeng tangan Alya. Perempuan berparas cantik yang terkenal dingin, jutek dan menjadi incaran banyak laki-laki di sekolahnya, termasuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainfall✔[Completed]
Teen Fiction"Hujan yang selalu membawa sejuta kenangan manis dalam setiap tetesnya" --Alya Kaori-- *Cerita ini bukan cerita tentang hujan yang selalu membasahi bumi, namun tentang kenangan yang membasahi ingatan Alya. Tentang kenangan mani...