Mila, gadis cantik yg mampu meluluhkan hati dan pikiranku, aku mengenalnya saat aku melakukan PPL di sebuah sekolah ternama Jakarta.Dia wanita yg lembut, periang dan memiliki banyak sahabat.Selama satu bulan aku mengajar dia memang siswi yg cerdas,namun suatu ketika ia berubah menjadi sosok yg pendiam dan tertutup sampai-sampai para sahabat perlahan mulai menjauhinya, Mila bisa ikut ke ruang guru sebentar, ucapku saat menyudahi pelajaran hari itu, ia hanya diam dan berjalan di belakangku, "Sebenarnya apa yang terjadi padamu, kenapa prestasimu menurun belakangan ini? tanyaku saat kami hanya berdua di ruang guru,"Maaf pak, saya sedikit ada masalah ucapnya mulai terisak, Aku mulai merasa kasihan padanya, "Katakanlah siapa tahu, aku bisa membantumu ucapku ku yg kini berada dihadapannya, "Tidak pak, ini masalah pribadi saya, tidak ada yg boleh tahu, ucapnya sambil menghapus air matanya,"Baiklah kalau begitu tapi ijinkanku mengantarmu pulang ucapku sambil mengusap puncak kepala Mila,"Maaf pak, tidak seharusnya bapak bersikap seperti ini pada saya, ini berlebihan pak, ucap Mila pada akhirnya,"Tidak,bagi saya kamu salah satu kandidat siswi yg berprestasi saya akan membantumu meraih cita-citamu,Percayalah,aku tak ada maksud jahat padamu, ucapku menjelaskan padanya. "Baik pak, terimakasih tapi tolong jgn tanyakan masalah ini apa orangtuaku, "Aku setuju tapi kau harus berjanji bahwa kau mampu mempertahankan prestasimu apapun masalahnya,"Baik pak, terima kasih banyak,saya permisi dulu ucapnya sopan.
Siang itu, aku mengantarnya kerumah, tapi kehadiranku justru mendapatkan penolakan dari orang tua Mila, mereka langsung menyuruh ku pergi saat kami sampai di halaman rumah, mereka segera menarik putrinya masuk sambil berkata untuk apa kau bersamanya sebentar lagi kau akan menikah atau kami akan mati dihadapanmu ucap kedua orangtuanya sambil bebisik,aku melihat Mila mulai ketakutan, Aku semakin penasaran dgn apa yg tejadi pada Mila, namun aku memutuskan untuk menanyakan pada Mila besok, ia terlihat sangat tertekan padahal sebentar lagi, ia akan menghadapi Ujian Nasional tingkat SMA.
Sepanjang perjalanan pikiranku hanya tertuju pada Mila, bahkan aku rela memperpanjang masa PPLku di sekolah itu,ya sebenarnya aku sedang mencari calon mahasiswa mahasiswi yg beprestasi untuk mendapatkan beasiswa dan masuk ke Universitas terbaik di Jakarta yg merupakan milik keluargaku.
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk menjemput Mila di rumahnya, Maaf pak bu kedatangan saya kesini saya ingin menjemput Mila, dan saya mohon ijin bahwa mila akan pulang terlambat hari ini, Apa maksudmu Mila harus pulang tepat waktu,dan tlg jgn dekati putri kami,ia akan menikah ucap kedua orangtuanya marah, Ya pak bu saya mengerti tapi saya hanya ingin Mila menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu ucap berusaha mehan emosi, Cukup Pak bu Mila paham tapi sesuai perjanjian Mila akan menikah setelah lulus sekolah,kami permisi dulu ucap Mila menggengam tanganku keluar dari rumahnya.Sepanjang perjalanan Mila hanya diam,"Saya kecewa pada bapak, "Bapak telah melanggar perjanjian kita ucap Mila marah. "Maaf saya tidak bermaksud seperti itu, karena saya memang akan mulai memberikan pelajaran tambahan hari ini,"saya tidak mempermasalahkan itu," Tapi kenapa anda menjemput saya di rumah,ucap Mila kemudian, "Saya menjemputmu karena kau terlihat ketakutan kemarin,saya hanya mengkhawatirkanmu maaf jika itu membuatmu tidak nyaman ucap Kevin.
Mila memasuki kelas dgn wajah marah sementara Kevin memutuskan pergi ke Kampus, karena tak ada jadwal di sekolah hari ini,namun baik Kevin maupun mila tak bisa pada pelajaran masing-masing. Pukul 13.00 Kevin kembali ke sekolah untuk memberikan pelajaran tambahan pada siswa siswinya, Mila memang berusaha bersikap biasa pada Kevin tapi Kevin tahu bahwa siswi cantik itu sedang marah padanya, Kevin sudah terpesona pada gadis itu sejak pertama kali bertemu, jadi tanpa sepengetahuan Mila ia selalu mengawasi gadis itu.ia yakin ada masalah besar yg kini menimpa gadisnya, sehingga ia tampak murung.